Mau Mulai Investasi? Ini Tips Alokasi Gaji untuk Nabung Reksa Dana
Hariyanto•July 15, 2025

Highlight:
- Alokasi nabung reksa dana bantu wujudkan perencanaan keuangan yang lebih terarah.
- Menggunakan rumus alokasi gaji 50/30/20 atau 25/25/25/25 untuk atur porsi investasi.
- Cara menghindari kesalahan umum saat mengalokasikan dana reksa dana dari gaji.
Nabung Reksa Dana Bantu Perencanaan Keuangan Terarah
Menyisihkan sebagian penghasilan untuk nabung reksa dana adalah solusi investasi yang patut Anda coba. Selain mudah diakses, reksa dana menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding tabungan biasa. Reksa dana juga bisa disesuaikan dengan tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang Anda.
Alokasi dana untuk nabung reksa dana sangat penting sebagai bentuk perencanaan keuangan yang lebih terarah. Dengan menyisihkan dana secara rutin, Anda tidak hanya belajar disiplin finansial, tetapi juga membangun fondasi kekayaan jangka panjang.
Reksa dana memberikan keleluasaan dalam memilih produk sesuai profil risiko—baik itu pasar uang, pendapatan tetap, campuran, maupun saham—sehingga Anda bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan dan jangka waktu tujuan Anda.
Menjadikan reksa dana sebagai bagian dari alokasi investasi juga membantu Anda lebih siap menghadapi berbagai kondisi ekonomi. Tidak semua uang harus ditaruh di tempat yang sama; dengan menaruh sebagian di reksa dana, Anda bisa memperluas peluang pertumbuhan aset tanpa harus terus memantau pasar.
Intinya, alokasi untuk nabung reksa dana bukan hanya cerdas, tetapi juga strategis untuk masa depan finansial yang lebih aman dan stabil.
Persentase Ideal Nabung Reksa Dana dari Gaji
Sebelum mulai nabung reksa dana, langkah pertama yang tidak boleh terlewat adalah memahami kondisi keuangan pribadi secara menyeluruh. Ini penting agar alokasi dana investasi tidak mengganggu kebutuhan hidup sehari-hari Anda.
Mulailah dengan menghitung total pendapatan yang Anda terima setiap bulan. Jangan hanya menghitung gaji pokok, tetapi juga sertakan sumber penghasilan lainnya seperti bonus, uang sewa properti, atau penghasilan sampingan.
Setelah itu, catat dan rinci semua pengeluaran rutin bulanan. Ini bisa mencakup biaya tempat tinggal (sewa atau cicilan rumah), tagihan listrik dan air, serta cicilan utang atau kewajiban lainnya.
Dengan mengetahui secara pasti berapa besar pemasukan dan pengeluaran, Anda akan lebih mudah menentukan porsi ideal yang dapat dialokasikan untuk menabung atau berinvestasi di reksa dana. Penentuan ini penting agar investasi tidak mengorbankan kestabilan finansial harian Anda.
Rumus Alokasi Gaji Populer untuk Nabung Reksa Dana
Setelah memahami kondisi keuangan, mengetahui profil risiko, dan menetapkan tujuan investasi yang jelas, langkah selanjutnya adalah menyusun strategi alokasi dana secara optimal. Berikut adalah dua panduan alokasi gaji yang populer:
1. Rumus Alokasi Gaji 50-30-20
Salah satu panduan yang cukup populer adalah prinsip 50-30-20. Artinya, 50% penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, dan transportasi. Sebanyak 30% digunakan untuk keperluan gaya hidup atau pengeluaran pribadi, dan 20% sisanya ditujukan untuk tabungan serta investasi.
Dari 20% inilah Anda bisa mengatur porsi untuk nabung reksa dana, disesuaikan dengan tingkat risiko yang nyaman dan target keuangan jangka panjang Anda.
Misalnya, jika penghasilan bulanan Anda yang bisa digunakan adalah Rp5 juta, maka berdasarkan prinsip ini:
- Rp2,5 juta (50%) untuk kebutuhan pokok.
- Rp1,5 juta (30%) untuk keperluan pribadi.
- Rp1 juta (20%) untuk ditabung atau diinvestasikan.
Dari Rp1 juta ini, Anda bisa menetapkan misalnya 70% atau sekitar Rp700 ribu untuk nabung reksa dana setiap bulan. Sisanya bisa dialokasikan untuk dana darurat atau bentuk tabungan lainnya. Perlu diingat, pembagian ini bukan aturan baku.
Anda tetap harus menyesuaikannya dengan kondisi pribadi, seperti dana darurat yang sudah dimiliki, komitmen cicilan, serta target keuangan lain yang sedang dikejar. Fleksibilitas dan konsistensi jauh lebih penting dibanding sekadar mengikuti angka persentase tertentu.
2. Rumus Alokasi Gaji 25-25-25-25
Jika Anda ingin mulai mengatur keuangan dengan lebih rapi dan terarah, rumus alokasi gaji 25-25-25-25 bisa jadi pilihan yang mudah diterapkan. Dalam rumus ini, penghasilan bulanan dibagi rata ke dalam empat pos utama: kebutuhan hidup, cicilan atau kewajiban, tabungan/investasi, dan gaya hidup.
Artinya, dari total gaji bulanan, 25% bisa dialokasikan khusus untuk tabungan dan investasi, termasuk nabung reksa dana. Ini merupakan porsi yang cukup ideal karena tidak terlalu kecil untuk membangun aset, namun juga tidak membebani kebutuhan harian Anda.
Reksa dana sendiri menjadi opsi menarik dalam pos ini karena fleksibel, bisa dimulai dari nominal kecil, dan tersedia dalam berbagai jenis sesuai profil risiko.
Misalnya, jika Anda memiliki gaji bulanan sebesar Rp5 juta, maka:
- Rp1,25 juta (25%) untuk kebutuhan pokok.
- Rp1,25 juta (25%) untuk cicilan atau tagihan rutin.
- Rp1,25 juta (25%) untuk ditabung atau diinvestasikan.
- Rp1,25 juta (25%) untuk kebutuhan gaya hidup seperti hiburan, nongkrong, atau traveling.
Dari pos investasi tersebut, Anda bisa menetapkan sebagian besar untuk nabung reksa dana sesuai tujuan dan rencana keuangan jangka panjang Anda.
Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari Saat Nabung Reksa Dana
Saat menentukan persentase penghasilan untuk nabung reksa dana, penting untuk mewaspadai beberapa kesalahan umum berikut:
1. Mengabaikan Dana Darurat
Sebelum fokus penuh pada investasi, pastikan Anda sudah menyisihkan sebagian tabungan untuk dana darurat. Dana ini penting untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga, seperti biaya kesehatan atau kehilangan pekerjaan. Hindari godaan untuk menginvestasikan seluruh dana yang tersedia agar tetap memiliki cadangan keuangan saat kondisi darurat terjadi.
2. Mengabaikan Diversifikasi
Jangan menaruh seluruh dana di satu jenis reksa dana saja. Sebaiknya, lakukan diversifikasi dengan menyebar investasi ke berbagai sektor dan jenis aset, seperti pasar uang, pendapatan tetap, atau saham. Diversifikasi membantu mengurangi risiko dan meningkatkan potensi imbal hasil yang lebih stabil dalam jangka panjang.
1. Terlalu Mengejar Kinerja Masa Lalu
Jangan mudah tergiur dengan reksa dana yang mencatatkan return tinggi di masa lalu. Kinerja historis bukan jaminan hasil di masa depan. Fokuslah pada strategi investasi reksa dana tersebut, kredibilitas manajer investasi, serta kesesuaiannya dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Mulai Nabung Reksa Dana di Ajaib!
Sebagai aplikasi investasi pilihan #1 di Indonesia, #SemuaBisa nabung reksa dana, saham, hingga obligasi. Ajaib juga menyediakan Ajaib Alpha, di mana Anda dapat jual beli saham Amerika, aset kripto, dan trading perpetual futures. Unduh aplikasi Ajaib dan Ajaib Alpha sekarang!
Artikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!