Value Investing vs Growth Investing
Sarifa•December 11, 2025

Value investing dan growth investing merupakan strategi investasi yang memiliki ciri khas dan keunggulan masing-masing. Dua pendekatan investasi ini menawarkan tujuan dan filosofi yang berbeda.
Memahami perbedaan value investing dan growth investing dapat menjadi panduan memilih strategi yang sesuai profil Anda. Mari kita kupas menyeluruh perbandingannya!
Apa Itu Value Investing?
Value investing adalah pendekatan investasi yang berfokus pada mencari saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Seperti kita ketahui, pasar sering bereaksi berlebihan terhadap berita jangka pendek, sehingga harga saham bisa turun sementara. Ini membuka peluang bagi investor rasional untuk membeli di level diskon.
Filosofi dasarnya adalah membeli saham perusahaan yang secara fundamental kuat, tetapi sedang tidak diminati pasar. Investor memilih pendekatan ini karena potensi imbal hasil berasal dari dua sumber sekaligus. Capital gain ketika harga kembali ke nilai wajarnya dan dividend yield dari perusahaan yang umumnya sudah stabil.
Ciri-Ciri Perusahaan Value
Mengenali ciri-ciri perusahaan yang sesuai dengan strategi value investing memudahkan investor untuk mengidentifikasi apakah sebuah saham termasuk kategori value atau tidak. Berikut ciri-cirinya:
- Valuasi Lebih Rendah dari Rata-Rata Sektor
Saham value biasanya diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya berdasarkan rasio seperti PBV atau EV/EBITDA. Kondisi ini kerap muncul ketika persepsi pasar sedang negatif. Namun secara fundamental, perusahaan masih sangat kuat.
- Price-to-Earnings (P/E) Relatif Rendah
Price to earning ratio atau P/E yang rendah menunjukkan pasar belum bersedia membayar mahal atas pendapatan perusahaan. Situasi ini bisa menjadi peluang bila kinerja perusahaan sebenarnya stabil. Investor value sering menjadikan P/E rendah sebagai indikator saham yang undervalued.
- Pertumbuhan Lambat namun Konsisten
Perusahaan value umumnya bukan pemain yang agresif dalam ekspansi. Pertumbuhan pendapatan dan laba berjalan stabil dari tahun ke tahun. Pola ini memberi rasa aman bagi investor yang mengutamakan kestabilan.
- Dividen Cenderung Konsisten
Banyak perusahaan value rutin membagikan dividen karena memiliki arus kas yang sehat. Dividen membantu investor mendapatkan imbal hasil meski harga saham bergerak lambat.
- Fundamental Kuat dalam Jangka Panjang
Neraca keuangan biasanya solid dengan utang yang terkendali. Laporan keuangan juga mencerminkan margin yang stabil. Kondisi ini menunjukkan perusahaan mampu bertahan pada siklus ekonomi yang lebih berat.
Kelebihan Value Investing
Pendekatan value investing memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya digemari investor berorientasi jangka panjang, antara lain:
- Risiko Relatif Lebih Rendah
Saham value umumnya berasal dari perusahaan besar yang sudah matang. Stabilitas bisnis membuat pergerakan harganya tidak sefluktuatif saham bertema pertumbuhan.
- Fundamental Lebih Stabil
Perusahaan value kerap memiliki pendapatan yang dapat diprediksi. Stabilitas ini memberi kenyamanan bagi investor yang menilai konsistensi sebagai tolok ukur utama.
- Peluang Membeli di Bawah Nilai Wajar
Konsep margin of safety memungkinkan investor membeli saham ketika pasar sedang salah menilai harga. Ketika persepsi membaik, harga biasanya kembali naik ke level wajarnya. Selisih inilah yang menjadi sumber capital gain.
- Volatilitas Lebih Rendah
Perusahaan value cenderung bergerak lambat karena tidak mengikuti hype pasar. Hal ini membuat fluktuasinya lebih terkontrol di tengah guncangan ekonomi. Investor yang menghindari gejolak biasanya menyukai karakter ini.
Risiko dan kekurangan Value Investing
Meski terlihat aman, value investing tetap mengandung risiko yang perlu dipahami sejak awal. Beberapa tantangan berikut sering dialami investor ketika memakai pendekatan ini:
- Value Trap
Saham bisa terlihat murah tetapi sebenarnya murah karena kualitas perusahaannya menurun. Kondisi ini membuat harga tidak kembali ke nilai wajarnya dalam waktu lama. Investor harus lebih teliti membaca fundamental agar tidak terjebak.
- Pertumbuhan Cenderung Lambat
Perusahaan value jarang tumbuh pesat karena pasar mereka sudah matang. Dampaknya, capital gain biasanya tidak secepat saham bertema pertumbuhan.
- Membutuhkan Kesabaran Tinggi
Pasar tidak selalu cepat mengoreksi harga saham yang undervalued. Waktu tunggu bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
- Pasar Bisa Lama Mengakui Nilai Intrinsik
Terkadang, sentimen pasar lebih kuat daripada data fundamental. Ini membuat harga bergerak lambat meski kinerja perusahaan membaik.
Apa Itu Growth Investing?
Growth investing adalah strategi yang berfokus pada perusahaan dengan potensi pertumbuhan pendapatan dan laba jauh di atas rata-rata pasar. Pendekatan ini menekankan prospek masa depan, bukan valuasi saat ini.
Perusahaan growth biasanya berada di tahap agresif. Investor memilih strategi ini karena potensi imbal hasilnya besar bila perusahaan berhasil mengeksekusi rencana pertumbuhan dengan baik.
Ciri-Ciri Perusahaan Growth
Perusahaan growth memiliki beberapa ciri khas, di antaranya:
- Pertumbuhan Pendapatan yang Sangat Cepat
Laju pertumbuhan yang tinggi adalah indikator utama kategori growth. Penjualan meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Lonjakan ini biasanya berasal dari produk baru atau ekspansi pasar.
- Margin Laba yang Terus Berkembang
Margin cenderung meningkat seiring skala ekonomi. Perusahaan mampu mengubah pertumbuhan pendapatan menjadi profit yang lebih efisien.
- Price-to-Earnings (P/E) Tinggi
Saham growth dihargai lebih mahal karena pasar membayar ekspektasi masa depan. P/E tinggi bukan masalah selama pertumbuhan berjalan sesuai proyeksi.
- Reinvestment Besar pada R&D dan Ekspansi
Perusahaan mengalokasikan sebagian besar laba untuk reinvestasi agresif. Fokusnya pada inovasi, perluasan produk, atau penetrasi pasar baru.
- Beroperasi di Industri Masa Depan
Industri seperti teknologi, AI, EV, cloud, dan biotech adalah rumah bagi banyak perusahaan growth. Sektor ini memiliki ruang ekspansi besar dan tidak terlalu terikat siklus ekonomi konvensional.
Kelebihan Growth Investing
Strategi growth investing menarik bagi investor yang mengincar percepatan nilai portofolio dalam jangka panjang. Berikut beberapa kelebihannya:
- Potensi Return yang Sangat Tinggi
Bila perusahaan mencapai proyeksi pertumbuhannya, harga saham bisa naik berlipat. Keuntungan terbesar biasanya berasal dari inovasi yang sukses.
- Skalabilitas Bisnis Tinggi
Banyak perusahaan growth memiliki model bisnis yang mudah diperbesar. Skala ekonomi mempercepat peningkatan profit seiring bertambahnya pengguna.
- Penetrasi Pasar yang Cepat
Perusahaan growth sering menjadi pemain disruptif yang memanfaatkan perubahan perilaku konsumen. Penetrasi pasar yang cepat mendorong valuasi semakin tinggi.
- Cocok untuk Investor dengan Profil Agresif
Strategi ini ideal bagi investor berani mengambil risiko demi potensi return besar. Fleksibilitas dalam menghadapi volatilitas menjadi kunci keberhasilan.
Risiko dan Kekurangan Growth Investing
Di balik peluang besar, strategi growth juga membawa risiko yang perlu diwaspadai, antara lain:
- Valuasi Mahal
Harga yang tinggi membuat margin of safety lebih kecil. Bila pertumbuhan melambat sedikit saja, harga saham bisa terkoreksi tajam. Investor harus peka terhadap revisi proyeksi.
- Volatilitas Tinggi
Pergerakan harga saham growth cenderung liar, terutama ketika pasar risk-off. Sensitivitas terhadap sentimen membuat fluktuasi jauh lebih ekstrem dibanding saham value.
- Risiko Gagal Ekspansi
Tidak semua perusahaan mampu mengeksekusi rencana pertumbuhan. Kegagalan produk atau salah strategi bisa memukul harga saham secara drastis.
- Sangat Sensitif terhadap Kondisi Makro
Kenaikan suku bunga atau perlambatan ekonomi sering merugikan saham growth. Arus kas yang belum matang membuat valuasi bergantung pada ekspektasi jangka panjang.
Bagaimana Cara Memilih Antara Value Atau Growth Investing?
Memilih antara value investing dan growth investing perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan. Value menawarkan stabilitas jangka panjang, sementara growth menekankan potensi pertumbuhan agresif.
Berikut panduan memilih strategi yang tepat sesuai profil masing-masing investor:
1. Tetapkan Tujuan Finansial
Investor dengan tujuan stabil dan terukur cenderung cocok dengan value investing. Investor yang mengejar pertumbuhan agresif lebih selaras dengan growth investing.
2. Tentukan Toleransi Waktu
Jika ingin hasil lebih stabil dalam jangka panjang dan siap menunggu valuasi terkoreksi, value adalah pilihan aman. Jika sanggup menahan volatilitas demi imbal hasil besar di masa depan, growth lebih cocok.
3. Kenali Profil Risiko
Jenis investor yang cocok dengan value investing yakni investor konservatif yang berorientasi jangka panjang. Mereka biasanya fokus pada fundamental sehat, arus kas stabil, serta valuasi standar.
Di sisi lain, investor agresif dengan toleransi risiko tinggi cocok dengan growth investing. Mereka siap menghadapi volatilitas besar demi peluang pertumbuhan cepat.
4. Pertimbangkan Likuiditas Dana
Jika membutuhkan dana sewaktu-waktu, value lebih relevan karena pergerakan harganya relatif stabil. Growth sebaiknya dihindari jika dana tidak boleh turun karena harganya mudah bergejolak.
5. Sesuaikan dengan Kemampuan Analisis Fundamental
Value membutuhkan kemampuan membaca laporan keuangan, menilai valuasi, dan mengenali underpriced stocks. Growth membutuhkan pemahaman tren industri, peluang masa depan, dan daya saing teknologi perusahaan.
Kesimpulan: Mana yang Lebih Baik?
Tidak ada strategi yang mutlak lebih baik value investing dan growth investing bekerja di lanskap yang berbeda. Value cocok bagi yang mengutamakan stabilitas, arus kas kuat, dan perlindungan modal.
Perusahaan value biasanya ada di sektor perbankan, energi, dan consumer goods yang cenderung defensif. Sektor-sektor ini sudah matang, menghasilkan dividen, dan pergerakannya lebih terkendali, sehingga pas untuk investor berprofil konservatif.
Sebaliknya, growth investing menawarkan peluang ekspansi besar bagi investor agresif yang siap menghadapi volatilitas. Sektor teknologi, AI, biotech, dan cloud sering diperdagangkan pada valuasi tinggi, tetapi potensi return-nya besar jika pertumbuhan berhasil dieksekusi.
value investing dan growth investing bisa digabungkan melalui blended strategy, yaitu diversifikasi gaya untuk menyeimbangkan stabilitas dan pertumbuhan. Portofolio ini menggabungkan saham value sebagai fondasi defensif dan saham growth sebagai pendorong return jangka panjang.
Wujudkan keinginan investasimu! Baik memilih strategi value yang stabil maupun growth yang agresif, semua bisa dimulai dengan Ajaib. Ajaib menghadirkan data lengkap, fitur analisis praktis, dan eksekusi cepat untuk mendukung setiap keputusan investasi. Mulai investasi cerdas di Ajaib, Grow Your Wealth with Confidence.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Membeli dan Menjual Saham di Ajaib
Mulai Investasi Saham di Ajaib!
Ajaib adalah aplikasi investasi all-in-one, mulai dari Saham Indonesia, reksadana, obligasi, kripto, hingga saham Amerika. Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di beragam instrumen di Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Sudah berizin dan diawasi OJK & BAPPEBTI.
Artikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!