Ajaib
Menu

Investasi

Sejarah Candlestick: Dari Jepang Kuno hingga Analisis Modern

SarifaNovember 27, 2025

sejarahh candlestick

Dalam analisis saham, salah satu grafik paling populer dan powerful yang digunakan investor adalah candlestick. Grafik ini merupakan metode visual untuk membaca pergerakan harga aset dengan jelas dan intuitif. Dengan memahami candlestick, kamu tidak hanya melihat angka, tetapi juga dapat merasakan sentimen dan psikologi pasar yang sedang terjadi. Artikel ini akan membawa kamu menjelajahi sejarah candlestick, dari awal kemunculannya di Jepang hingga menjadi standar analisis modern seperti yang kita kenal sekarang, serta bagaimana menerapkannya dalam investasi.

Bagaimana struktur bentuk candlestick?

Sebelum menyelami sejarahnya, penting untuk mengenal struktur dasar sebuah candlestick. Setiap “batang lilin” atau candlestick menceritakan kisah pertarungan antara pembeli (bull) dan penjual (bear) dalam periode waktu tertentu, apakah itu per menit, per jam, harian, atau bulanan.

Struktur candlestick terdiri dari tiga komponen utama:

  • Body (Tubuh): Bagian persegi panjang yang lebar ini menunjukkan rentang antara harga pembukaan dan penutupan. Body yang lebar mengindikasikan pergerakan harga yang signifikan dalam periode tersebut.
  • Upper Shadow (Sumbu/Sumbu Atas): Garis tipis yang memanjang dari bagian atas body. Ini menunjukkan harga tertinggi yang dicapai aset selama periode perdagangan.
  • Lower Shadow (Sumbu/Sumbu Bawah): Garis tipis yang memanjang dari bagian bawah body. Ini mewakili harga terendah yang disentuh aset dalam periode tersebut.

Visualisasi yang kaya ini memungkinkan trader untuk menangkap informasi harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan (OHLC) hanya dalam sekali pandang.

Asal Usul Candlestick di Jepang

Sejarah candlestick bermula di Jepang pada abad ke-17, tepatnya pada era Keshogunan Tokugawa. Saat itu, Jepang mengalami stabilitas politik dan pertumbuhan perdagangan domestik yang pesat. Beras bukan hanya sekadar komoditas makanan, tetapi juga penukar defacto dan dasar kemakmuran ekonomi.

Kota Osaka menjadi pusat perdagangan beras yang vital, dengan lebih dari 1.300 distributor beras. Para bangsawan feodal (daimyo) yang membutuhkan uang sering menjual kupon beras mereka—yang mewakili beras yang disimpan di gudang—untuk menghindari pajak yang tinggi. Kupon-kupon inilah yang kemudian diperdagangkan secara bebas dan dianggap sebagai kontrak berjangka pertama di dunia (“world first future contract”). Untuk mencatat dan menganalisis pergerakan harga beras yang kompleks inilah, metode candlestick pertama kali dikembangkan.

Tokoh Penting: Munehisa Homma

Pada era inilah muncul seorang pedagang beras legendaris: Munehisa Homma (1724-1803). Homma, yang sering dijuluki “God of the Market”, adalah anak bungsu dari keluarga pedagang kaya yang kemudian meneruskan bisnis keluarganya.

Homma memiliki sebuah insight yang brilian: ia menyadari bahwa harga beras tidak hanya dipengaruhi oleh supply dan demand, tetapi juga oleh emosi kolektif para pedagang, seperti keserakahan dan ketakutan. Ia lalu mulai mencatat data harga dengan cermat, termasuk harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah, dan menyajikannya dalam bentuk visual yang kini kita kenal sebagai candlestick.

Untuk menguasai pasar, Homma bahkan menerapkan sistem komunikasi yang canggih pada masanya, dengan menempatkan pekerja di sepanjang rute dari Osaka ke kampung halamannya di Sakata untuk mengirimkan sinyal perdagangan menggunakan bendera. Keberhasilannya luar biasa, konon ia pernah meraih keuntungan hingga 100 kali berturut-turut. Pengetahuannya kemudian ia tuangkan dalam sebuah buku, membentuk fondasi metodologi candlestick yang kita gunakan hingga hari ini.

Evolusi dan Penyebaran ke Dunia Barat

Selama berabad-abad, candlestick menjadi rahasia yang dijaga ketat di dalam negeri Jepang. Ilmu ini diturunkan dan disempurnakan oleh para trader Jepang, tetapi hampir tidak dikenal di belahan dunia lainnya.

Barulah pada tahun 1980-an, seorang analis teknikal asal Amerika Serikat bernama Steve Nison menemukan potensi besar dari pola candlestick Jepang ini. Setelah mempelajarinya secara mendalam, Nison kemudian menerbitkan buku berjudul “Japanese Candlestick Charting Techniques” pada tahun 1991. Buku inilah yang menjadi pintu gerbang penyebaran candlestick ke dunia Barat dan mendapat sambutan hangat dari komunitas investasi global.

Awalnya, beberapa tokoh di Barat meragukan kegunaan metode ini, tetapi ternyata mereka salah. Kini, hampir semua paket grafik trading dilengkapi dengan opsi candlestick, dan teknik ini dipraktikkan oleh sebagian besar trader di seluruh dunia.

Fungsi dan Kelebihan Penggunaan Candlestick

Lalu, mengapa candlestick begitu populer dan bertahan lama? Berikut adalah fungsi dan kelebihannya:

  • Alat Baca Sentimen Pasar: Candlestick adalah cermin dari psikologi pasar. Setiap body dan shadow menggambarkan hasil pertempuran antara buyer (bull) dan seller (bear), membantumu memahami siapa yang sedang menguasai pasar.
  • Visualisasi yang Sangat Intuitif: Dibandingkan grafik garis atau grafik batang (bar chart), candlestick memberikan informasi yang lebih kaya dan mudah dicerna secara visual dalam waktu singkat.
  • Fleksibilitas Timeframe: Candlestick dapat digunakan untuk berbagai kerangka waktu, dari scalping (menit) hingga investing (bulanan), dan pada semua jenis aset seperti saham, forex, dan kripto.

Candlestick dapat digunakan untuk analisis apa saja?

Kekuatan sebenarnya dari candlestick terletak pada kemampuannya untuk mengidentifikasi pola-pola tertentu yang memberikan sinyal tentang kemana arah harga selanjutnya. Pola-pola ini dikelompokkan menjadi tiga kategori:

  1. Pola Pembalikan (Reversal Patterns): Menandakan potensi berakhirnya suatu tren dan dimulainya tren yang berlawanan. Contohnya:
    • Hammer & Inverted Hammer: Muncul setelah tren turun, menandakan potensi pembalikan ke atas (bullish reversal).
    • Shooting Star & Hanging Man: Muncul setelah tren naik, mengisyaratkan potensi pembalikan ke bawah (bearish reversal).
    • Bullish & Bearish Engulfing: Pola dua candle di mana candle kedua “menelan” sepenuhnya body candle pertama, menunjukkan peralihan kekuatan yang drastis.
  2. Pola Kelanjutan (Continuation Patterns): Menunjukkan bahwa pasar hanya sedang beristirahat sebelum melanjutkan tren yang sedang berlangsung. Contohnya adalah Three White Soldiers (tren naik kuat) dan Three Black Crows (tren turun kuat).
  3. Pola Netral atau Indeksisi: Menunjukkan ketidakpastian pasar, di mana pembeli dan penjual memiliki kekuatan yang seimbang. Pola yang paling terkenal adalah Doji, di mana harga pembukaan dan penutupan hampir sama persis, menghasilkan body yang sangat kecil seperti tanda plus.

Warna Candlestick dan Maknanya

Warna pada candlestick memberikan sinyal visual instan tentang sentimen pasar dalam periode tersebut. Konvensi warna yang umum digunakan adalah:

  • Hijau atau Putih (Bullish): Menunjukkan harga penutupan LEBIH TINGGI dari harga pembukaan. Body hijau menandakan pembeli (bull) mengendalikan permainan pada periode tersebut.
  • Merah atau Hitam (Bearish): Menunjukkan harga penutupan LEBIH RENDAH dari harga pembukaan. Body merah mengindikasikan penjual (bear) yang lebih dominan.

Contoh Pembacaan Candlestick Berdasarkan Body dan Shadow

  • Body Hijau Panjang: Menunjukkan optimisme dan kekuatan beli yang sangat dominan. Pembeli mengontrol pasar dari awal hingga akhir periode, mendorong harga naik signifikan.
  • Body Merah Panjang: Mencerminkan pesimisme dan tekanan jual yang kuat. Penjual berkuasa dan berhasil menekan harga turun dengan drastis.
  • Shadow Panjang di Bagian Bawah: Baik pada candle hijau atau merah, ini menunjukkan bahwa penjual sempat mendorong harga turun jauh, namun pembeli berhasil melawan dan mengembalikan harga naik (meski tidak selalu menutup di atas pembukaan). Ini adalah tanda penolakan (rejection) di level terendah.
  • Shadow Panjang di Bagian Atas: Mengindikasikan bahwa pembeli sempat mendorong harga naik tinggi, namun penjual berhasil memukul mundur dan menekan harga turun sebelum penutupan. Ini adalah tanda penolakan di level tertinggi.

Kesimpulan

Perjalanan sejarah candlestick dari sawah di Jepang abad ke-17 hingga menjadi standar global dalam analisis teknikal adalah bukti keampuhannya. Metode yang dirintis oleh Munehisa Homma ini tidak hanya sekadar alat untuk mencatat harga, tetapi juga sebuah bahasa visual untuk memahami psikologi dan sentimen pasar. Dengan mempelajari struktur, warna, dan polanya, kamu dapat mengambil keputusan investasi yang lebih terinformasi, mengidentifikasi peluang, serta mengelola risiko dengan lebih baik.

Ingin tahu lebih dalam mengenai analisis saham dan mulai menerapkan candlestick dalam strategi investasimu? Yuk, eksplorasi berbagai analisis dan artikel edukasi lainnya hanya di Ajaib! Platform kami dirancang untuk membantumu menjadi investor yang lebih paham dan percaya diri.

Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Membeli dan Menjual Saham di Ajaib

Mulai Investasi Saham di Ajaib!

Ajaib adalah aplikasi investasi all-in-one, mulai dari Saham Indonesia, reksadana, obligasi, kripto, hingga saham Amerika. Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di beragam instrumen di Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Sudah berizin dan diawasi OJK & BAPPEBTI.

Google Play StoreApple App Store

Tags :

#Investasi

Artikel Populer

Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi

Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!