Ajaib.co.id – Kalau mau periksa barang-barang yang kamu gunakan atau konsumsi, pasti kamu akan menemukan lambang perusahaan Wing Group. Karena memang perusahaan ini amat besar pasarnya di Indonesia. Bahkan sudah melakukan ekspor besar-besaran ke luar negeri. Mulai dari sabun, detergen, mie instan, kopi, hingga susu dan masih banyak lagi.
Tapi untuk menjadi perusahaan besar dan berpengaruh bagi kehidupan banyak orang memang tidak mudah. Pendiri Wings Group telah merintis bisnis sejak 1948 silam. Dengan memulainya dari titik nol sekali. Karena dimulai dari bisnis rumahan dan dipromosikan dari pintu ke pintu atau door to door.
Mereka adalah Harjo Sutanto dan Johannes F. Katuari. Mereka memulai bisnis dari titik 0 dan secara kecil-kecilan. Namun, karena dilakukan secara konsisten maka bisa tumbuh besar seperti sekarang ini. Bahkan pada tahun 2018 lalu, kedua pendiri ini tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Fakta ini tercatat oleh Forbes, keduanya memiliki kekayaan hingga triliunan rupiah.
Bagaimana perjalanan para pendiri perusahaan yang terkenal dengan lambang sayapnya ini?
1. Memproduksi Sabun Rumahan
Pada awalnya, Wings Group merintis bisnis dengan produk sabun. Tepatnya pada tahun 1948, Harjo Sutanto dan Johannes F. Katuari membangun lokasi peracikan sabun di halaman belakang rumah. Benar-benar di halaman belakang rumah yang berlokasi di Surabaya ini.
Sabun yang diproduksi oleh keduanya berasal dari bahan baku berupa pemadatan minyak kelapa dan soda abu. Kamu harus tau juga kalau rahasia perusahaan di balik pembuatan sabun ini rupanya masih belum diketahui oleh publik dan media hingga kini.
Dulu mereka mulai menjajakan produknya oleh mereka sendiri. Caranya lewat promosi door to door dna dari kampung ke kampung. Saat itu, mereka menggunakan nama perusahaan Fa Wings. Dari proses perih ini lah pelan-pelan mereka mampu menjual produknya lewat warung-warung. Hingga akhirnya ada agen yang tertarik untuk menjual produk mereka.
Awalnya sabun yang dijual berupa sabun colek. Namun, perlahan mulai merambat ke produksi sabun mandi yang sekarang mereknya GIV.
2. Mengembangkan Produk
Seperti bisnis pada umumnya, selalu ada perkembangan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan menarik pasar tentunya. Untuk melengkapi kebutuhan pembersih. Selain ada sabun colek dan sabun mandi. Harjo dan Johannes pun ,mengeluarkan produk baru berupa deterjen dengan merk Ekonomi. Pasti kamu pernah menggunakan deterjen ini kan?
Pada tahapan ini, mereka sempat memperoleh beberapa bantuan berupa investor. Berkat adanya investor bisa mendorong untuk mendirikan PT Unggul Cahaya Indah yang menjadi produsen bahan baku produk deterjen. Pada masa ini juga, Fa Wings mulai mendirikan beberapa anak perusahaan. Seperti PT Multipak dan PT Petrocentral.
Fa Wings juga menjalin kerja sama dengan perusahaan Lion Corporation yang berasal dari Jepang. Adapun kerja sama ini menghasilkan beberapa produk diantaranya pasta gigi, sikat gigi, kosmetik, sabun, dan sampo. Meskipun sudah merambah ke beberapa produk, sebetulnya di tahapan ini produk-produk mereka belum cukup terkenal.
Akhirnya usai setahun mereka meluncurkan produk deterjen merek So Klin pada tahun 1990, Fa Wings pun berubah nama menjadi PT Wings Surya. Pada waktu inilah Wings Group bisnisnya mulai menggurita dan merambah ke sektor bisnis lain namun memang masih mencakup komoditi consumer goods.
Hal ini dibuktikan dengan muncul merek-merek lain di bawah perusahaan Wings Group. Seperti Nuvo Family, Hers Protex, Daia, hingga minuman Jas-Jus dan Segar Dingin.
3. Ekspansi Bisnis ke Sektor Investasi dan Properti
Tak dapat dipungkiri, semakin besar sebuah perusahaan, dengan sendirinya sektor bisnis pun akan semakin meluas pengaruhnya. Hal ini terlihat pada awal tahun 2000, Wings Group memutuskan untuk mendirikan perusahaan sekuritas EkoKapital. Mereka pun melakukan kerja sama dengan Djarum untuk menggarap sebuah proyek properti bernama Pulogadung Trade Center.
Pada saat yang sama dengan merambahnya bisnis ini. Wings Food juga meluncurlah produk Mie Sedaap dan Enerjos. Sudah familiar sekali ya dengan produk-produk ini.
Namun, masih dalam tahun yang sama tongkat estafet kepemimpinan perusahaan itu berpindah tangan ke putra Johannes, Eddy Katuari. Di bawah kendalinya perusahaan pun semakin berkembang. Eddy diketahui lulusan dari Institut Teknologi Surabaya (ITS).
4. Perusahaan Mulai Ekspor Produk
Usai memperoleh pasar yang luas dari produk-produk yang dipasarkan di dalam negeri. Wings Food berhasil keluar kandang alias melakukan ekspor barang. Oleh karena itu, perusahaan ini kerap disebut sebagai perusahaan yang tidak jago kandang saja. Karena selain sukses di dalam negeri, produk-produk Wings Group juga diekspor ke luar negeri. Setidaknya pada 2015, produk-produk mereka sudah tersebar ke 80 negara di dunia.
Untuk informasi, dengan berbekal teknologi lokal, Wings Food bisa menghemat biaya produksi dengan cukup signifikan. Alasan inilah yang membuat produk Wings bisa dijual dengan harga yang sangat terjangkau di pasaran. Tentunya strategi ini sangat sesuai dengan karakteristik pasar yang sangat menginginkan produk berkualitas namun dengan harga yang terjangkau.