Investasi

Bekukan Dana WHO, Keputusan Donald Trump Dikecam

donald trump

Ajaib.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan telah menghentikan dana kontribusi kepada World Health Organization (WHO) pada Selasa malam kemarin.

Langkah ini diambil Trump karena ia menilai bahwa peran Organisasi Kesehatan Dunia itu sudah salah urus dan tidak transparansi dalam penyebaran wabah virus corona ini.

Sementara itu, pakar kesehatan dan juga pimpinan redaksi medis Lancet menyebutkan bahawa keputusan yang diambil Donald Trump adalah “kejahatan terhadap kemanusiaan”.

Pernyataan ini tentu membuat kegaduhan diantara WHO dan Amerika Serikat. Bahkan Sekjen PBB, Antonio Guterres ikut menyentil Donald Trump yang mengatakan bahwa saat ini bukan waktunya untuk memangkas atau membekukan dana apalagi mempertanyakan kesalahan kinerja.

Akan tetapi, bagaimana seluruh masyarakat dan dunia sama-sama memahami pandemi ini dan mengatasi tantangan untuk menyelesaikannya.

Di sisi lain, pemotongan dana tersebut bisa jadi bencana mutlak. Karena WHO merupakan mitra teknis secara global dan platform untuk berbagi data atau teknologi dengan negara-negara berdaulat. Selain itu keputusan Donald Trump adalah tindakan yang terkutuk dan dengki, dan bisa menelan korban jiwa semakin banyak.

Sedangkan, WHO jadi satu-satunya jalan kehidupan yang saat ini dimiliki sebagian besar negara-negara di Afrika, Asia Pasifik, dan Amerika Latin.

Sejauh ini memang WHO telah menerima kecaman dari berbagai pihak selama penanganan pandemi virus covid-19 ini. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia itu juga dituduh terlalu China-Centris dan sebagian besar kritik dilayangkan setelah WHO membuat tulisan di Twitter pada 14 Januari yang menyatakan bahwa “penyelidikan awal oleh otoritas China tidak ditemukan bukti yang jelas terkait penularan virus corona dari manusia ke manusia”.

Tetapi para pejabat WHO justru berkata berbeda dalam briefing teknis 10 dan 11 Januari, yang kemudian diberitahukan kepada pers pada 14 Januari. Isi pernyataan itu adalah penularan dari manusia ke manusia bisa jadi kemungkinan yang sangat kuat, mengingat pengalaman yang epidemi virus covid-19 di masa lalu dan mendesak semua pihak untuk melakukan tindak pencegahan yang sesuai.

Amerika Serikat Kontributor Terbesar

Meskipun keputusan Donald Trump adalah langkah yang terbilang arogan, namun ia melihat bahwa WHO terlalu menghormati China sehingga meruginan semua negara. Hal ini bisa jadi pukulan telak bagi WHO mengingat Amerika Serikat merupakan kontributor terbesar.

Diketahui anggaran ke WHO yang diambil dari pajak AS setiap tahunnya mencapai US$ 400 juta hingga US$ 500 juta (Rp 6,2 triliun-Rp 7,8 triliun). Sedangkan, China tak sampai mengeluarkan US$ 40 juta (Rp 625 miliar) untuk sumbangan ke WHO.

Berdasarkan situs resmi WHO, kontribusi anggaran China untuk WHO sangat tinggi sebesar US$ 37,8 juta selama periode 2018-2019. Nominal tersebut lebih besar dari kontribusi gabungan yang disumbangkan oleh Inggris, India, dan Australia untuk WHO pada periode yang sama.

Memang kontribusi China masih kalah dari AS sebesar US$ 118,4 juta. Akan tetapi, kontribusi tersebut merupakan assessed contribution, yang sifatnya wajib dan tidak termasuk sumbangan sukarela untuk WHO.

Selama pandemi virus corona ini, China memang seringkali menggunakan pernyataan WHO untuk melobi negara-negara lain agar tidak menutup penerbangan dari China. Hal ini yang sempat dikeluhkan oleh Presiden Donald Trump supaya tidak melarang penerbangan, tapi ia tetap menolaknya.

Dalil Donald Trump

Alasan Donald Trump adalah WHO telah melakukan kesalahan dalam memberikan informasi dan tidak transparan tentang virus corona. Menurut Trump, WHO sedari awal sudah salah dengan menyebut bahwa virus covid-19 tidak menular sehingga tidak perlu ada larangan atau pembatasan penerbangan dari China. Oleh karena itu, WHO dinilai sang Presiden tidak bertanggung jawab dan gagal mengatasi penyebaran virus dengan cepat.

Meskipun langkah Donald Trump adalah bukan karena uang, ia tetap merasa apa yang dilakukan WHO sejauh ini tidaklah benar. Sementara itu, seluruh dana yang ditahan masuk ke WHO akan disalurkan ke area-area yang paling membutuhkan. Untuk itu Trump menyampaikan AS akan menunda dana tersebut selama 60 hingga 90 hari sambil menunggu hasil penyelidikan menyeluruh terhadap kinerja WHO.

Akan tetapi masih belum jelas bagaimana mekanisme yang akan dipakai Trump untuk menunda dana WHO. Pasalnya, sebagian besar dana tersebut diambil alih oleh Kongres, dan sejauh ini Presiden tidak punya kewenangan mengarahkan lagi pendanaan kongres secara sepihak saja.

Meski begitu, Trump bisa menggunakan salah satu pilihan dengan kekuasaan yang diberikan pada Impoundment Control Acti 1974. Berdasarkan undang-undang ini, Presiden Donald Trump dapat memberikan usulan menahan dana kongres dalam rentang waktu yang ditentukan tersebut.

Sayangnya, undang-undang tersebut tetap butuh persetujuan dari kongres setidaknya selama 45 hari. Tanpa adanya persetujuan dari kongres, dana tersebut akan dikembalikan untuk tujuan semula, seperti yang diamanatkan kongres setelah batas akhir 45 hari.

Saat ini Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus penyebaran virus corona terbanyak mencapai 614 ribu, dimana ada 26 ribu orang meninggal, dan 38 orang dinyatakan sembuh.

Taiwan Kirim Sinyal Positif

Di sisi lain kritik dari Presiden Donald Trump adalah sesuatu yang memang layak oleh Taiwan. Dalam iklan yang ditayangkan New York Times, Taiwan mengirimkan sinyal positif untuk siap membantu mengatasi pandemi virus corona ini ketimbang WHO.

Awal Februari lalu, perwakilan Taiwan yang berada di Indonesia bernama John Chen menyebut jika China sudah memberikan banyak kontribusi keuangan kepada WHO, sehingga dinilai telah mempengaruhi keputusan dan pernyataan WHO.

Dengan demikian alasan penahanan dana ke WHO yang dilakukan Donald Trump adalah senjata untuk menyerang balik apa yang disampaikan oleh WHO oleh beberapa pihak terkait virus corona ini.

Koordinator Respons Virus Corona di AS, Dr. Deborah Birx mengatakan data dari China yang diduga kurang lengkap dan transparan membuat para pakar kesehatan tidak terlalu memandang serius dampak dari virus covid-19. Sekarang, virus corona justru jadi pandemi di seluruh dunia.

Yang jelas, keputusan Donald Trump adalah sebuah kerugian bagi WHO. Karena mereka tidak dapat memaksimalkan seluruh sumber dayanya jika AS menyetop anggaran ke WHO.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait