Investasi

Biar Tak Salah Langkah, Kenali Analisis Kelayakan Investasi

analisis-kelayakan-investasi

Perkembangan teknologi telah memungkinkan setiap orang bisa berinvestasi dengan mudah. Dengan kehadiran berbagai platform, kini investasi bisa mulai dengan modal yang relatif kecil.

Belum lagi, tren investasi semakin banyak dilakukan karena ada fenomena fear of missing out (FOMO) di kalangan anak muda. Melihat banyak orang yang berinvestasi, sebagai orang pun mulai ikut-ikutan berinvestasi.

Agar finansial tetap aman dan terhindar dari kerugian sampai harus berutang, calon investor harus mengukur modal investasi sesuai dengan kemampuannya. Selain mempertimbangkan risiko, juga penting untuk menilai kelayakan investasi dari instrumen yang dipilih.

Dengan melakukan analisis kelayakan investasi, maka investor bisa mendapatkan gambaran mengenai investasi yang akan dijalankan. Sehingga, ia bisa mengoptimalkan aset yang ia miliki.

Sebab dengan analisis kelayakan investasi, investor akan memiliki gambaran investasi yang akan ia jalankan apakah menguntungkan atau tidak. Investor bisa menggunakan berbagai metode dalam mengukur kelayakan investasi tersebut.

Pengertian Analisis Kelayakan Investasi

Merujuk Investopedia, analisis kelayakan investasi merupakan upaya untuk mengetahui prospek suatu instrumen atau produk investasi yang mendasari pengambilan keputusan investasi tersebut menguntungkan atau tidak.

Dengan melakukan analisis kelayakan investasi, seorang investor bisa mengoptimalkan investasinya untuk memperoleh pengembalian yang sesuai harapan di masa mendatang.

Aspek Kelayakan Investasi

Dalam melakukan analisa kelayakan investasi, investor harus menggunakan berbagai aspek sebagai landasan. Dengan begitu, investor bisa mengoptimalkan keuntungan dari keputusan investasi yang ia buat.

Terdapat berbagai aspek kelayakan investasi yang harus diperhatikan dalam proses analisanya. 

  1. Aspek Finansial. Aspek ini menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan..
  1. Aspek Teknis dan Produksi. Aspek ini berhubungan dengan kapasitas perusahaan, biaya produksi, desain, bahan, lokasi, dan lainnya.
  1. Aspek Sosial. Aspek ini berkaitan dengan perindustrian pelayanan yang merata dan adil kepada masyarakat.
  1. Aspek Hukum. Aspek ini berhubungan dengan legalitas, kesepakatan, hubungan industrial, perizinan, status perusahaan, hak dan kewajiban, dan lainnya.
  1. Aspek Organisasi. Aspek ini erat kaitannya dengan perumusan organisasi, mulai dari tugas hingga tata kerja.
  1. Aspek Pemasaran. Aspek ini berhubungan dengan penerimaan arus kas perusahaan.

Metode Analisis Kelayakan Investasi

Terdapat empat metode analisa kelayakan investasi yang bisa digunakan oleh investor.

1. Net Present Value (NPV)

Metode analisis kelayakan investasi NPV dilakukan dengan melihat keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu proyek ataupun investasi. Caranya dengan mengalkulasi selisih dari nilai sekarang dengan aliran kas dari investasi tersebut di masa mendatang.

Agar lebih tepat, terdapat rumus yang bisa digunakan sebagai berikut

NPV = ΣPVt – A0

NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0

PV = NCF x Discount factor

Discount factor = 1/(1+r)t 

Keterangan: 

NPV : Net Present Value

PV : Present Value

NCF : aliran kas

A0 : investasi yang dikeluarkan pada awal tahun

r : biaya modal

t : periode waktu investasi/proyek

Adapun asumsi yang digunakan dalam metode Analisis Kelayakan Investasi NPV sebagai berikut.

  • Jika NPV0 > NPV1, maka investasi tidak layak karena bisa menimbulkan kerugian.
  • Jika NPV0 < NPV1, maka investasi layak karena bisa menguntungkan.
  • Jika NPV0 = NPV1, maka investasi tidak layak karena bisa menimbulkan kerugian.

2. Profitability Index (PI)

Metode ini mengukur kelayakan investasi berdasarkan indeks keuntungannya yang dibandingkan dengan nilai penerimaan kas bersih secara keseluruhan dan nilai investasi saat ini.

Untuk mengetahuinya, berikut rumusnya: 

PI = PV/I

Keterangan: 

PI : Profitability Index

PV : Present Value (nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih)

I : Investasi 

Dengan menggunakan metode ini, maka asumsi dari kelayakan investasi PI, ialah: 

  • Jika PI > 1, maka investasi layak karena menguntungkan.
  • Jika PI < 1, maka investasi tidak layak karena bisa merugikan.

3. Payback Period (PBP)

Melalui metode PBP, investor menghitung kelayakan investasi berdasarkan kecepatan pengembalian investasi. Jadi satuan ukuran yang digunakan adalah waktu.

Agar tepat, ini rumus untuk mengukur PBP.

Jika arus kas per tahun sama jumlahnya 

PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun 

Jika arus kas per tahun berbeda jumlahnya

 PBP = n + (a – b/c – b) x 1 tahun 

Keterangan:

n : tahun terakhir di mana jumlah arus kas belum bisa menutup investasi awal.

a : jumlah investasi awal.

b : jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n.

c : jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1.

Adapun asumsi penggunaan metode PBP ialah: 

  • Jika PBP lebih cepat atau singkat dari ketentuan, maka investasi layak karena menguntungkan.
  • Jika PBP lama dari ketentuan awal, maka investasi tidak layak karena merugikan.

4. Internal Rate of Return (IRR)

Metode IRR mengukur investasi dari tingkat suku bunga yang menjadikan nilai sekarang keuntungan yang diharapkan sama dengan jumlah nilai dari biaya modal. 

Rumus analisa IRR sebagai berikut.

IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)

Keterangan: 

IRR : Internal Rate of Return.

R1 : tingkat bunga pertama.

R2 : tingkat bunga kedua.

PV : Present Value.

Metode IRR menggunakan asumsi: 

  • Jika IRR > tingkat bunga, maka investasi layak karena menguntungkan.
  • Jika IRR < tingkat bunga, maka investasi tidak layak karena merugikan.

Contoh Analisis Kelayakan Investasi

Sebuah perusahaan berencana untuk melakukan investasi sebesar Rp450 miliar yang akan dilakukan selama  2 tahun. Sementara, perusahaan berharap akan menghasilkan arus kas selama itu sebesar Rp150 miliar.

Dengan menggunakan metode PBP calon investor bisa mengukur apakah perusahaan ini layak investasi atau tidak.

PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun  = (Rp450 miliar / Rp150 miliar) x 1 tahun  = 3 tahun 

Jadi, kesimpulannya adalah perusahaan itu memiliki investasi yang tidak layak karena prediksi waktu lebih lama dari yang ditentukan.

Dengan menguasai analisis kelayakan investasi, investor sudah bisa mempertimbangkan langkah yang akan diambil terhadap satu produk investasi. Sehingga, setiap tindakan investasi yang dilakukan bisa memberikan keuntungan yang optimal.

Artikel Terkait