Ajaib.co.id – Pandemi virus corona yang terjadi saat ini telah berhasil menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jatuh terperosok. Mengapa hal demikian dapat terjadi?
virus corona yang terjadi saat ini telah berhasil menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar jatuh terperosok. Tidak main-main, jatuhnya mencapai angka terendah sepanjang sejarah setelah periode krisis moneter 1998.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dinilai oleh sebagian ekonom bakal terperosok sampai dengan Rp20.000 per dolar AS. Hal ini dengan catatan pandemi virus corona yang terjadi di Indonesia tidak terselesaikan selama kurun waktu cukup lama.
Pandemi virus corona yang terjadi sejak awal tahun 2020 di kota Wuhan China telah menyebabkan seluruh sektor terpukul. Di Indonesia pandemi virus corona dimulai sejak awal Maret 2020.
Kondisi ini berlarut sampai dengan April 2020 dan menyebabkan nilai tukar rupiah terhada dolar AS terus mengamai pelemahan, dari Rp13.000 per dolar AS hingga saat ini berada pada kisaran Rp16.500 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terjadi berkaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap pelaku ekonomi domestik. Misalkan saja proses pencairan insentif dan stimulus yang cukup lama diproses, sejak pertama kali diumumkan.
Di sisi lain, investor juga mulai beralih dari asset berisiko kepada asset safe heaven yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah.
Selain itu, sentiment yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah gelombang PHK serta pengurangan gaji yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini terjadi akibar beberapa perusahaan memilih untuk menutup usahanya karena arahan PSBB yang dilakukan pemerintah.
Di sisi lain, untuk meyakinkan kembali para pebisnis untuk kembali yakin dengan prosepek bisnis di Indonesia adalah dengan memberikan stimulus. Saat ini stimulus dan insentif yang dijanjikan pemerintah telah turun.
Selain itu pemerintah juga telah melakukan penurunan suku bunga pinjaman dan juga kebijakan keringan pelunasan kredit bagi UKM yang terdampak corona.
Namun untuk mengembalikan posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, maka pemerintah melakukan serangkaian kebijakan bauran antara BI dan pemerintah. Intervensi ini direspon positif oleh pasar sehingga berpotensi menahan pelemahan rupiah. Namun tentunya penguatan akan cukup terbatas mengingat jumlah kasus virus corona di Indonesia masih tinggi.
Sepanjang sejarah, upaya menjaga nilai tukar rupiah tentunya tidak mudah. Perlu diketahui bahwa Indonesia saat ini tercatat sudah menggunakan sistem nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan tetap.
Sistem ini dirilis usai pertemuan para pemimpin di 44 negara di Bretton Woods, AS, pada tahun 1944. Dalam pertemuan ini, para negara peserta pertemuan bersepakat mengaitkan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar, cadangan emas tidak memadai untuk menjaga nilai mata uangnya.
Dalam kurs tetap, pemerintah disyaratkan memiliki cadangan devisa yang terkontrol di suatu negara. Dengan begitu, maka laju pergerakan pelaku pasar mampu untuk menyerang nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang bisa dibatasi.
Sementara itu, cadangan devisa juga masih sedikit dan juga uang yang beredar sangat banyak. Tidak hanya dari sisi nominal, namun juga dari sisi jenis mata uangnya.
Misalkan saja, saat itu Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) diharuskan tetap bersaing dengan beragam mata uang lainnya misalkan mata uang Hindia Belkamu dan jepang.
Keadaan tersebut jufa membuat pemerintah wajib menetapkan nilai tukar tetap dalam mempermudah transaksi. Ini dilakukan sebagai dasar penukaran di jawa dan Madura.
Perang selama periode masa revolusi tentunya sudah merusah stabilitas ekonomi dan mendorong gangguan dari sektor produksi, distribusi, perdagangan dan juga beragam sektor lainnya. Maka dari itu, dalam kondisi perang mendorong pemerintah mencetak uang lebih banyak.
Sementara itu, selain harga barang menjadi mahal, infali juga semakin tidak terkendali dimana nilai tukar ORI yang terlalu tinggi membuat harga barang ekspor mahal. Ini berdampak pada tingkat penjualan ekspor yang memurun dan berimbah pada devisa yang menurun.
Disisi lain, tingginya laju inflasi tentunya juga akan berdampak pada nilai tukar rupiah terhdap dolar AS. Hal ini tentunya akan mengganggu rencana dan upaya pemerintah dalam meningkatkan ekspor karena harga barang ekspor tentunya akan mengalami kenaikan. Akibatnya, maka mitra dagang akan mencari barang yang lebih murah harganya.
Maka dari itu, pemerintah terus berupaya menerapkan nilai tukar mengambang yang tetap terkendali. Ini berarti, pemerintah akan melakukan intervensi jika nilai tukar rupiah ini melebihi batas bawah dan batas atas. Interval atau rentang ini juga akan dikaji lebih dalam, apakah dibutuhkan intervensi dari pemerintah.
Adapun dalam penentuan nilai tukar tentunya akan sangat penting mengingat ini mempengaruhi perkembangan daripada neraca dagang. Karena neraca dagang merupakan sebagian dari pendapatan dari pembayaran maka ini bisa masuk dalam sistem moneter.
Dalam sebuah negara baru, maka stabilitas nilai akan sulit dipertahankan hal ini mengharuskan pemerintah manarik ORI dan menggantinya dengan mata uang baru. Hal ini terjadi seiring dengan bergantinya bentuk negara dai yang kesatuan menjadi serikat atau federal sejak Desember 1949.
Bersamaan dengan keluarnya mata uang baru, maka pemerintah berupaya melakukan penerapan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp3,80 dolar.
Adapun secara umum keuangan pemerintah sejauh ini belum membaik ini bahkan terjadi usai Indonesia berubah menjadi bentuk negara kesatuan dimana terjadi defisit anggaran. Sementara itu, cadangan devisa juga jauh dari proyeksi dan jumlah uang yang beredar semakin banyak.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.
