Investasi, Perencanaan Keuangan

Dampak Inflasi & Cara Mengatasinya yang Perlu Diketahui

dampak inflasi

Ajaib.co.id – Dampak inflasi bisa langsung berpengaruh pada suatu negara. Dampak ini tidak hanya dampak negatif, tapi juga ada dampak positif sehingga tidak selamanya inflasi itu merugikan. Yang ada inflasi itu tidak bisa dihindari, tapi tetap bisa dikendalikan. Inflasi sendiri adalah suatu keadaan ketika harga-harga barang dan jasa naik dalam keadaan terus-menerus tanpa henti dan tidak berpengaruh terhadap waktu tertentu.

Misalnya kenaikan barang dan jasa ketika hari raya akan datang, itu bukanlah termasuk inflasi karena sudah terjadi secara rutin. Inflasi terjadi karena hal tertentu. Berikut ini adalah hal-hal yang memengaruhi terjadinya inflasi sebelum kamu mengetahui dampak inflasi sesungguhnya.

3 Penyebab Terjadinya Kondisi Inflasi

Ada beberapa penyebab inflasi yang sering terjadi. Di bawah ini adalah beberapa penyebab umum yang mengakibatkan inflasi tinggi di suatu negara.

1. Permintaan Lebih Tinggi daripada Penawaran

Inflasi bisa terjadi karena adanya peningkatan permintaan masyarakat atas barang dan jasa. Peningkatan permintaan ini pun memengaruhi harga dan jasa menjadi lebih mahal dari yang biasanya. Namun tidak hanya masyarakat, ini adalah beberapa macam permintaan yang memengaruhi inflasi.

  • Meningkatnya belanja Pemerintah
  • Nainya permintaan ekspor
  • Peningkatan permintaan barang swasta.

2. Peningkatan Biaya Produksi

Hal ini yang paling sering memengaruhi terjadinya inflasi. Ketika harga BBM naik, maka barang dan jasa yang lain pun akan ikut naik. Memang pengaruh harga BBM ini cukup besar karena itu kenaikannya harus dikaji lebih dulu dan dilakukan hati-hati. Selain harga BBM, upah buruh yang naik pun akan memengaruhi harga barang dan jasa yang naik karena kemampuan membeli mereka jadi ikut naik. Dampak inflasi akan sangat terasa di sini.

3. Banyaknya Uang yang Beredar

Di sinilah tugas Bank Indonesia mengendalikan peredaran uang di masyarakat karena peredaran uang yang tinggi akan memungkinkan terjadinya dampak inflasi yang meluas.

4. Kondisi Ekonomi dan Politik

Keadaan ekonomi dan politik negara juga turut berperan dalam munculnya inflasi. Keadaan negara yang kacau akan membuat permintaan dan penawaran kacau. Sehingga harga-harga menjadi tidak terkendali. Di Indonesia sendiri, inflasi berat pernah terjadi dengan tingkat inflasi hingga 70% pada tahun 1998 yang menyebabkan harga bahan baku meningkat drastis dan terjadi penjarahan di mana-mana.

Dampak Positif & Negatif dari Inflasi

Setelah mengetahui beberapa penyebab terjadinya inflasi, sekarang saatya kita cari tahu dampak inflasi positif dan negatifnya.

1. Dampak Positif dari Inflasi

Sekilas inflasi tampak mengerikan karena harga-harga jadi naik dari yang biasanya dan membuat pengeluaran jadi lebih banyak. Namun, bagi mereka yang memiliki utang di bank, inflasi akan menguntungkan karena bunga utang yang harus dibayarkan menjadi turun dari yang biasanya.

Dampak inflasi menguntungkan lainnya adalah pada pengusaha, harga produksi yang tinggi bisa saja tertutupi harga barang dan jasa yang mereka produksi jadi lebih tinggi. Terutama apabila barang dan jasa yang mereka tawarkan tetap dibeli oleh masyarakat karena alasan kebutuhan. Di sinilah mereka bisa mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.

2. Dampak Negatif dari Inflasi

Meskipun ada hal yang positif, tapi lebih banyak lagi dampak inflasi yang negatif. Inflasi sangat memengaruhi kondisi ekonomi satu negara. Dari sisi pegawai yang gajinya tidak naik, inflasi akan memengaruhi daya beli mereka. Lalu dari sisi penawar kredit, mereka akan mengalami kerugian karena bunga turun. Bukan tidak mungkin perusahaan juga mengalami kerugian karena tidak mampu menutupi biaya produksi yang mahal.

Dampak Inflasi Bagi Ekonomi Negara

Inflasi memiliki dampak penting bagi perkembangan suatu negara, khususnya di bidang perekonomian. Apa saja dampak inflasi di suatu negara?

1. Inflasi menggerus daya beli masyarakat

Ketika daya beli turun, masyarakat jadi menahan untuk mengeluarkan uang. Padahal, penggerak ekonomi Indonesia masih ditopang konsumsi masyarakat. Sehingga, ketika masyarakat mengurangi belanja, otomatis pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak lambat atau stagnan, bahkan bisa lebih rendah.

2. Inflasi tentu saja merugikan konsumen

Ketika ekonomi bergerak lambat, masyarakat juga akan merugi. Misalnya, ekonomi yang lambat akan membuat perusahaan mengurangi produksi, dan gaji karyawan akan stagnan. Meski begitu, pengeluaran atau belanja membengkak lantaran kenaikan harga barang atau jasa yang menjadi kebutuhan pokok.

3. Inflasi mempengaruhi kemampuan ekspor negara

Akibat inflasi, biaya ekspor jadi lebih mahal dan daya saing produk ekspor menurun. Hal ini bisa membua devisa negara jadi berkurang.

4. Inflasi mengurangi minat orang menabung di bank

Bunga simpanan akan tergerus inflasi, sehingga banyak orang yang akan mengurangi untuk menabung di bank. Apalagi menabung di bank juga perlu mengeluarkan biaya administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh nasabah makin minim, bahkan nyaris tak terasa.

5. Inflasi mempengaruhi kestabilan mata uang

Kestabilan kurs rupiah mengandung dua aspek, yakni kestabilan nilai uang terhadap barang dan jasa, juga kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Cara Mengatasi Dampak Inflasi

Hal yang bisa dilakukan ketika terjadi inflasi adalah mencari solusi agar bisa mengatasi inflasi dengan tepat. Bagaimana cara mengatasinya? Ada beberapa hal yang bisa diterapkan untuk mengatasi dampaknya seperti:

1. Kebijakan Moneter

Ketika inflasi terjadi, pemerintah harus menerapkan kebijakan moneter untuk bisa menjaga kestabilan moneter. Sehingga, kesejahteraan masyarakat bisa meningkat dan dampak inflasi bisa teratasi. Beberapa kebijakan moneter yang bisa diterapkan ada tiga, yaitu:

  • Kebijakan Diskonto: Meningkatkan suku bunga agar masyarakat bisa semangat untuk menabung di bank.
  • Kebijakan Penetapan Persediaan Kas: Menetapkan persediaan uang yang saat itu sedang beredar luas dan menetapkan persediaan uang kas di berbagai bank konvensional.
  • Kebijakan Operasi Pasar Terbuka: Mengurangi peredaran uang dengan cara menjual berbagai surat berharga negara.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal juga bisa ditempuh untuk mengatasi laju inflasi agar bisa memengaruhi penerimaan dan juga pengeluaran pemerintah negara. Setidaknya, ada dua hal yang bisa dilakukan negara, yaitu:

  • Meningkatkan tarif pajak untuk setiap perusahaan dan rumah tangga agar tingkat konsumsinya menurun. Sehingga, harga barang dan jasa juga akan turun dan masalah inflasi bisa teratasi.
  • Menghemat pengeluaran belanja pemerintah, sehingga permintaan pada barang dan jasa yang mampu menurunkan harga bisa berkurang.

3. Kebijakan Lainnya

Kebijakan lainnya yang bisa ditempuh ada dua. Pertama, dengan meningkatkan produksi dan juga menambah jumlah barang yang ada di pasar. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah menurunkan harga bea masuk pada barang impor.

Kedua, pemerintah juga bisa mengendalikan harga barang yang ada. Tapi, kebijakan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan realistis agar nantinya tidak terjadi di pasar gelap.

Fenomena seperti terjadinya inflasi ini umumnya membuat masyarakat merasa bingung dan tidak mengetahui faktor penyebabnya. Kenapa? karena masalah ini terjadi secara mendadak dan tidak bisa diprediksi.

Untuk itu, ketika terjadi inflasi, ada tiga jenis teori yang bisa digunakan untuk menganalisa penyebabnya, yaitu:

  • Teori kuantitas: Inflasi terjadi karena terlalu banyak uang beredar di masyarakat yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa
  • Teori Keynes: inflasi terjadi saat suatu golongan masyarakat untung hidup diatas kemampuan ekonomi yang dimilikinya.
  • Teori Struktural: Produsen tidak secara cepat mampu mengantisipasi kenaikan permintaan barang karena adanya pertambahan penduduk.

Peran Pemerintah & Bank Indonesia Atasi Laju Inflasi

Dalam mengatasi laju inflasi, pemerintah dan BI biasanya memiliki target tahunan. Tahun ini, inflasi dijaga pada level 3,5 plus minus 1%. Otoritas fiskal dan moneter ini bersinergi dengan mengeluarkan jurus-jurus pengendalian inflasi.

Meski saat ini sedang ada pandemi virus corona dan sangat berpengaruh terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia, Bank Indonesia menyatakan tidak akan merevisi target inflasi. 

Hal ini telah disampaikan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo yang mengatakan, ada empat alasan bank sentral tidak merevisi target inflasi tahun ini.

Pertama, permintaan masih lebih rendah dari kapasitas produksi. 

“Kesenjangan output yang dianggap masih negatif itu membuat dampak kenaikan permintaan terhadap inflasi sangat kecil,”

Kedua harga-harga impor juga turun atau rendah, sehingga dampak harga impor terhadap inflasi itu juga rendah. Ketiga dampak fluktuasi rupiah terhadap inflasi juga relatif rendah. 

Perry menyakini pelemahan rupiah sementara akibat kenaikan credit default swap (CDS) bukan karena fundamental, melainkan lebih karena investor global yang ‘ramai’ menarik dananya (risk off).

Menurutnya pelemahan nilai tukar rupiah ini juga akibat virus corona lebih rendah ketimbang pelemahan mata uang dolar Singapura dan Amerika Serikat secara year to date (ytd). Hal ini berdampak terhadap perdagangan Indonesia terhadap global yang masih rendah

“Sebenarnya Indonesia itu paling rendah dampak ekonominya dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jepang, Korea, Singapura dan Malaysia. Karena tingkat perdagangan kita secara global maupun dengan Tiongkok itu lebih rendah,”

Keempat, koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sangat erat. Sekaligus dalam mengatasi gangguan jangka pendek akibat berkurangnya pasokan.

Nah, kamu sebagai warga Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga inflasi, salah satunya dengan tidak berlebihan atau memborong sembako. Misalnya saat produksi bawang putih merosot, harga melonjak, kemudian masyarakat panik dan akhirnya membeli dalam jumlah barang yang banyak.

Hal ini bisa mendongkrak kenaikan harga jual lebih tinggi karena permintaan besar. Jadi bijaklah dalam berbelanja karena pemerintah dan BI akan berupaya keras untuk menjaga inflasi sesuai target.

Investasi untuk Jaga-Jaga Terjadinya Inflasi

Agar tujuan keuanganmu tidak terpengaruh inflasi, ada beberapa investasi yang bisa kamu pilih seperti emas, reksa dana, dan saham. Nah, untuk memulai investasi reksa dana dan saham, kini kamu bisa memulainya secara online hanya dengan mendownload aplikasi Ajaib.

Di Ajaib, kamu bisa mendapatkan return setiap tahunnya, sehingga kamu tidak perlu khawatir masalah inflasi. Return yang kamu dapatkan pun lebih tinggi dibanding inflasi yang terjadi. Misalnya di tahun ini inflasi 3%, sedangkan dengan memulai investasi reksa dana kamu bisa mendapatkan return mulai dari 5%, dan 10% untuk investasi saham. Jadi tunggu apalagi? Yuk mulai investasi di Ajaib sekarang!

Artikel Terkait