Ajaib.co.id – Filosofi hidup suku Batak menjadi kunci sukses yang membantu mereka menjadi orang sukses. Kekuatan psikologi mereka untuk meraih kesuksesan diturunkan dari generasi ke generasi.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku dan budaya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2010, Indonesia memiliki 1.331 kelompok suku yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga Papua.
Masing-masing suku memiliki bahasa, budaya, hingga filosofi hidup yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut semakin membuat kaya Bumi Nusantara. Di bawah bendera Merah Putih, suku-suku ini berkolaborasi dalam segala hal untuk kemajuan negara.
Di luar itu, masing-masing dari mereka memperjuangkan hidupnya dengan bekerja. Tujuannya agar mereka sukses dan kaya raya. Apalagi buat mereka yang hidup di tanah rantau, jauh dari keluarga. Kerja keras dan pantang menyerah adalah ciri khas suku di Sumatera Utara ini.
Suku Batak
Suku batak memiliki sejarah panjang di Indonesia. Bahkan sejarahnya lebih panjang dari kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan ada beberapa versi asal muasal suku batak yang beredar di masyarakat.
Orang batak merupakan penutur bahasa Austronesia. Namun tak diketahui nenek moyang atau orang batak pertama mendiami tanah Tapanuli atau Sumatera Utara. Bukti arkeologi menunjukkan orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah bermigrasi ke Filipina dan Indonesia lebih dari 2.500 tahun lalu.
Meski demikian banyak pihak yang masih mendebatkan mengenai teori tentang asal usul suku Batak. Sebut saja teori Pulau Formosa (Taiwan), Indochina, Mongolia, Mizoram, serta yang paling kontroversial adalah Sepuluh Suku yang Hilang dari Israel.
Dalam sejarah Indonesia modern, para pemuda batak dari Angkola, Mandailing, Pakpak, Simalungun, Toba, dan Karo mendirikan Jong Batak pada 1926. Mereka bersatu dalam satu organisasi tanpa membeda-bedakan agama.
Kini, suku batak tak hanya mendiami wilayah Sumatera Utara. Mereka telah merantau ke berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara. Mereka dikenal sebagai pekerja keras dan gigih.
Orang Batak memegang teguh filosofi hidup sebagai kunci sukses menjadi kaya. Filosofi dalam bahasa Batak ini diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Apa saja kata-kata bijak tersebut? Inilah penjelasannya dikutip dari Kredivo.com (10/05/2018)
1. Unang Haloson
Orang batak rela merantau ke daerah lain demi memperoleh kehidupan lebih baik. Baik yang merantau maupun tidak, mereka memegang filosofi unang haloson. Artinya adalah jangan malas. Maksud filosofi hidup ini mengingatkan orang batak agar pantang menyerah, bekerja keras, tanggung jawab, dan tak ragu untuk bekerja apapun, asal tidak melakukan hal terlarang.
Filosofi unang haloson dapat dilihat dari perjalanan karier Lyodra Ginting. Pemenang Indonesian Idol 2019 ini berhasil mengungguli puluhan ribu peserta dan ketika dikritik pun ia mampu menunjukkan suara terbaiknya. Lima tahun sebelumnya, ia mengikuti talent search, Indonesia Mencari Bakat 4, tetapi menempati posisi keempat.
2. Unang Haotoon
Unang haotoon berarti jangan bodoh. Filosofi ini mengajarkan kepada putera-puteri Batak untuk menyelesaikan pendidikan setinggi-tingginya. Baik perempuan maupun laki-laki untuk mencapai tujuan kesuksesan mereka. Karena dengan sekolah tinggi didukung kerja keras akan mengubah kehidupan mereka.
Orang tua batak akan berusaha keras agar anak-anaknya bisa sekolah tinggi. Sehingga anak-anak tersebut sukses dan kaya. Sebut saja Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia 2019-2024), Hotma Sitompoel (pengacara), Dee Lestari Simangunsong (penulis buku), Butet Manurung (pelaku pendidikan alternatif), dan masih banyak lagi.
3. Mambuat Mas Sian Toru Ni Rere
Keinginan untuk sukses dan kaya, tak membuat orang-orang batak menghalalkan segala cara. Pasalnya, mereka memiliki filosofi hidup mambuat mas sian toru ni rere. Maknanya adalah tidak menjalani keuntungan dari jalan yang salah alias pantang serakah. Misalnya memfitnah, mencuri, atau korupsi.
4. Naso Matanggak Dihata, Naso Matahut di Bohi
Salah satu kunci sukses dalam hidup adalah jujur. Prinsip ini juga dimiliki oleh orang batak. Naso matanggak dihata, naso matahut di bohi yang artinya berani mengatakan kebenaran dan kesalahan.
Dari hal tersebut, maka heran, jika orang batak bicara lantang dalam mengatakan segala hal. Mereka berkata jujur dan memiliki prinsip kuat. Jika kamu menghadapi orang batak, jangan baper mendengar perkataannya. Karena di lubuk hati paling dalam, mereka baik hati dan loyal terhadap teman.
5. Na Teal So Hinallung Na Teleng So Hinarpean
Secara harfiah, na teal so hinallung na teleng so hinarpean diartikan berat sebelah tidak dipikul, yang mirik tidak dialasi. Maksudnya jangan congkak dan meremehkan orang lain. Meski orang batak kaya, ia harus menerapkan filosofi hidup tersebut.
Karena kekayaan tak ada artinya jika tidak berguna bagi orang lain. Prinsip ini bisa dilihat dari kisah Butet Manurung. Sejak kecil, hidupnya berkecukupan hingga akhirnya menuntaskan pendidikan di Universitas Padjajaran, Bandung.
Namun Butet mengabdikan diri untuk pendidikan anak pedalaman. Ia tinggalkan Bandung dan bergabung di sebuah lembaga swadaya di Jambi. Jauh dari hingar bingar kota, ia bertugas sebagai pengajar untuk suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Bukit Tiga Puluh. Dari sana lahirlah Sokola Rimba.
“Dia kembali membangkitkan semangat jika berbuat baik jangan setengah-setengah,” kata Prisia tentang Butet, Femina.co.id (28/09/2018). Prisia adalah pemeran Butet dalam film Sokola Rimba.
Tak ada salahnya untuk menerapkan filosofi hidup orang batak dalam kehidupan sehari-hari. Karena kelimanya adalah kunci sukses untuk kaya. Namun untuk menjadi kaya, kamu wajib mengelola keuangan secara tepat dan bertanggung jawab.
Pengelolaan keuangan mulai dari alokasi kebutuhan bulanan, mencatat pengeluaran dan pemasukan, rencana pensiun hingga investasi. Untuk kamu yang baru mulai investasi, jangan ragu untuk mulai di Ajaib! Mulai bijaksana mengatur keuangan dan raih kesuksesanmu.
