Investasi

Tips Merancang Portofolio Sesuai Dengan Profil Kamu

Penghasilan di atas rata-rata

Ajaib.co.id – Ketika berinvestasi kita menginginkan hasil yang maksimal, yang sukses memenuhi tujuan investasi kita. Nah, metode paling tepat dalam berinvestasi adalah metode yang menyesuaikan kondisi keuangan dan tujuan setiap orang yang pastinya berbeda-beda. Maka dari itu kita perlu merancang portofolio yang menyesuaikan profil investasi kita.

Ketika kondisi pasar saham sedang bullish rasanya semua orang menjadi agresif, namun di kala krisis entah mengapa pada umumnya kebanyakan menjadi konservatif. Apapun itu, yang jelas ketika membangun sebuah portofolio kamu harus memahami cara meracik yang benar sehingga portofolio kamu bisa memenuhi tujuanmu.

Membuat portofolio yang menyesuaikan profil investasi sebenarnya susah-susah gampang karena profil risiko orang bisa berubah-ubah. Artikel ini akan memandu kamu untuk merancang portofolio investasi menyesuaikan profil investasi kamu. Contoh dari portofolio investasi adalah seperti di bawah ini;

Wasiat Portofolio Investasi Warren Buffet untuk Sang Istri

Warren Buffet yang merupakan investor dan pengelola perusahaan investasi Berksire Hathaway pernah membuat heboh dengan surat wasiatnya. Di tahun 2013 Warren Buffet pernah membuat surat wasiat yang berisikan instruksi portofolio investasi yang akan ia tinggalkan untuk istrinya.

Uang tunai akan dikirimkan kepada wali untuk kepentingan istrinya. Uang tersebut dikelola dengan diletakkan di obligasi pemerintah jangka pendek sebanyak 10%, sedangkan 90% dari total warisan untuk istrinya akan dibelikan reksa dana indeks saham S&P 500 yang berbiaya sangat rendah dari Vanguard.

Porsi 10-90 ini menyesuaikan dengan gaya investasi istrinya yang sangat konservatif. Ketika 90% dana dibelikan reksa dana indeks, Buffet mempertimbangkan hal berikut;

  • Reksa dana indeks dinilai tepat karena di dalamnya sudah terkandung banyak saham. Dengan hanya membeli indeksnya saja sudah dianggap memiliki sebagian besar saham-saham dalam indeks S&P 500.
  • Indeks saham S&P 500 telah menghasilkan pengembalikan rata-rata sebesar 10% per tahun dari tahun 1965 hingga 2019. Padahal kita tahu ada banyak krisis menghantam dunia, khususnya Amerika Serikat, dalam rentang waktu tahun 1965 hingga 2019. Misalnya saja peristiwa 9/11 yang meruntuhkan Twin Tower dan menggegerkan dunia, krisis finansial subprime mortgage di 2008, flu babi, flu burung, dan lain sebagainya namun pasar saham selalu bangkit dan pulih lebih tinggi dari sebelumnya.

Keputusan beliau adalah keputusan yang cerdas. Indeks S&P 500 memberikan hasil rata-rata 10% per tahunnya, istrinya dibolehkan mengambil 4% keuntungan setiap tahunnya. Sisanya akan dibiarkan menghasilkan bunga majemuk dan membesar sepanjang waktu.

Sedangkan keputusan untuk menggunakan 10% dana yang akan dibelikan obligasi adalah;

  • Dengan mempertimbangkan bahwa obligasi pemerintah akan memberikan pengembalian rutin setiap bulan. Sehingga akan ada pendapatan bulanan dan tahunan untuk istrinya kelak.
  • Obligasi sebesar 10% dari total dana dianggap sebagai pengaman portofolio. Karena menurut riwayatnya ketika kondisi ekonomi sedang melambat dan dunia bisnis kurang lancar maka obligasi justru menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada saham.

Dengan kekayaan 80,5 miliar dollar AS (atau sekitar Rp 1207 triliun) per tahun 2020, maka porsi 1% saja sebenarnya sudah bisa membuat istri dan keluarga kaya turun-temurun. Berbeda dengan kebanyakan dari kita yang nilai investasinya jauh berbeda dari Buffet.

Dengan alokasi 10-90 seperti itu, jika terjadi gejolak pada saham kemungkinan kita akan kewalahan karena hasil yang diterima setiap bulan dari investasinya di obligasi belum mencukupi kebutuhan bulanan. Strategi 10-90 akan berhasil jika kamu berada di usia senja dan memiliki total kekayaan bersih yang cukup besar.

Untuk masyarakat umum, strategi ini kemudian dikembangkan sebagai alternatif alokasi aset berjudul “Own Your Age in Bonds”. Patokannya adalah 100 dikurangi usia kamu, hasilnya adalah alokasi aset yang memiliki potensi return yang tinggi sedangkan sisanya adalah investasi dengan risiko minim.

Aturan “100-Usia”

Ini adalah strategi yang cukup populer di mana semakin muda seseorang maka semakin besar asetnya bisa dialokasikan di investasi berisiko tinggi.

Misalnya saat ini kamu berusia 27 tahun, maka alokasi aset yang sesuai kiranya adalah 27% dana kamu ditanamkan di investasi berisiko rendah seperti obligasi atau reksa dana pasar uang. Dan sisanya 100-27 yaitu 73% untuk ditanamkan di saham, atau reksa dana saham atau kalau kamu mau simpel kamu juga bisa pilih reksa dana indeks saham. Hal itu didasarkan dengan kenyataan bahwa kamu sebagai anak muda masih memiliki banyak kesempatan untuk melakukan analisis trial and error. Kamu dianggap bisa lebih agresif karena kamu masih muda.

Semakin bertambahnya usia maka dengan aturan 100-Usia, kamu akan disarankan menjadi semakin konservatif dengan memiliki aset yang lebih banyak dialokasikan ke investasi rendah risiko seperti obligasi pemerintah atau deposito.

Mudah, bukan?

Nah, jika kita bicara lebih detil lagi seputar saham apa yang mesti dibeli berkaitan dengan profil risikomu sebagai investor maka kita harus mengetahui terlebih dahulu profil investasimu.

Sebenarnya tidak ada ilmu pasti dalam menyusun portofolio yang pasti profit, kamu sendiri yang paling mengerti profil risiko, tujuan dan kebutuhan hidupmu. Setelah kamu menentukan tujuan investasimu untuk apa, kebutuhan hidupmu bagaimana, selanjutnya kamu bisa lakukan tes sederhana untuk mengetahui profil investasimu.

Di bawah ini ada sebuah kuis sederhana yang bisa kamu ikuti. Kuis di bawah ini dirilis oleh Fifth Third Bank, yang disesuaikan dengan pasar dalam negeri, yang akan digunakan untuk membantumu mengetahui profil investasi;

Kuis Profil Investasi

Silakan berikan skor 1 sampai 5 untuk setiap pertanyaan di bawah ini untuk mengetahui profil investasi berdasarkan risiko.

  1. Untuk memperoleh return investasi di atas rata-rata, saya menerima risiko kerugian investasi yang juga di atas rata-rata.
  2. Mengalahkan inflasi penting bagi saya.
  3. Jika investasi saya merugi, saya bisa menahan godaan untuk tidak menjualnya.
  4. Dana yang diinvestasikan adalah untuk pensiun. Saya tidak berencana mencairkannya untuk tujuan keuangan yang besar saat ini.
  5. Saya memiliki pengetahuan yang memadai tentang masalah ekonomi dan perencanaan keuangan pribadi.

Keterangan:

Untuk menjawab masing-masing pertanyaan di atas berikan

  • Nilai 1 jika kamu Sangat Tidak Setuju
  • Nilai 2 jika kamu Tidak Setuju
  • Nilai 3 jika kamu Netral
  • Nilai 4 jika kamu Setuju
  • dan Nilai 5 jika kamu Sangat Setuju,

untuk masing-masing pertanyaan.

Setelah menjawab seluruh pertanyaan, jumlahkan semuanya lalu temukan profil kamu di bawah ini;

Skor 5-8

Investor Super Konservatif

Umumnya seorang investor yang termasuk Super Konservatif adalah seseorang yang sangat berhati-hati, seorang pemula yang fokus utamanya adalah kestabilan portofolio. Dana yang diinvestasikan akan digunakan dalam lima tahun atau kurang dari itu dan mencari potensi perkembangan portofolio yang sedikitnya dapat mengalahkan inflasi.

Alokasi aset yang disarankan bagi Investor Super Konservatif adalah:

  • 15% dialokasikan pada saham-saham First Liners/Berkapitalisasi raksasa.
  • 5% dialokasikan pada saham-saham Second Liners/Berkapitalisasi menengah.
  • 50% Obligasi Korporat atau Pemerintah, atau Reksa Dana Pendapatan Tetap berbasis obligasi.
  • 30% Kas tunai di bank yang siap ditarik kapan saja. Keuntungan hanya dari bunga bank.

Skor 9-12

Investor Konservatif

Pada umumnya, seorang investor konservatif adalah mereka yang mau dan mampu menerima risiko atau volatilitas namun dalam batas tertentu. Utamanya berfokus mengejar perkebangan portofolio dengan tingkat sedikit lebih baik dari investor super konservatif dan masih bisa menerima risiko kerugian dan volatilitas dana pokok yang diivestasikan. Investor konservatif disarankan memiliki portofolio yang utama berfokus pada investasi di Kas dan Obligasi dengan alokasi di saham.

Alokasi aset yang disarankan bagi Investor Konservatif adalah:

  • 20% dialokasikan pada saham-saham First Liners/Berkapitalisasi raksasa.
  • 15% dialokasikan pada saham-saham Second Liners/Berkapitalisasi menengah.
  • 10% dialokasikan pada saham-saham Third Liners/Berkapitalisasi kecil.
  • 40% Obligasi Korporat atau Pemerintah, atau Reksa Dana Pendapatan Tetap berbasis obligasi.
  • 15% Kas tunai di bank yang siap ditarik kapan saja. Keuntungan hanya dari bunga bank.

Skor 13-15

Investor Moderat

Umumnya, seorang investor moderat mencari kestabilan portofolio yang diiringi dengan perkembangan portofolio yang menarik. Investor moderat masih mampu menerima tingkat risiko dan return dalam kategori moderat, sedikit di atas investor konservatif. Menyenangi diversifikasi yang cukup beragam dan fokus pada keseimbangan antara risiko dan pendapatan rutin dari dividen dan kupon obligasi.  

Alokasi aset yang disarankan bagi Investor Moderat adalah:

  • 25% dialokasikan pada saham-saham First Liners/Berkapitalisasi raksasa.
  • 20% dialokasikan pada saham-saham Second Liners/Berkapitalisasi menengah.
  • 10% dialokasikan pada saham-saham Third Liners/Berkapitalisasi kecil.
  • 40% Obligasi Korporat atau Pemerintah, atau Reksa Dana Pendapatan Tetap berbasis obligasi.
  • 5% Kas tunai di bank yang siap ditarik kapan saja. Keuntungan hanya dari bunga bank.

Skor 18-21

Agresif

Biasanya investor agresif adalah mereka yang focus utamanya adalah mengejar return sebesar-besarnya dengan berbagai analisis. Biasanya investor agresif adalah mereka yang sudah berpengalaman dan memiliki waktu yang cukup untuk melakukan analisis mendalam. Investor agresif juga mampu menoleransi penurunan dan volatilitas di pasar saham untuk meraih tujuan yang lebih besar. Mereka bisa menahan dananya untuk berinvestasi sedikitnya 10 tahun lamanya atau bahkan lebih lama.

Mereka yang masuk ke dalam kategori Investor Agresif sebaiknya memiliki alokasi asset sebagai berikut:

  • 35% dialokasikan pada saham-saham First Liners/Berkapitalisasi raksasa.
  • 25% dialokasikan pada saham-saham Second Liners/Berkapitalisasi menengah.
  • 20% dialokasikan pada saham-saham Third Liners/Berkapitalisasi kecil.
  • 15% Obligasi Korporat atau Pemerintah, atau Reksa Dana Pendapatan Tetap berbasis obligasi.
  • 5% Kas tunai di bank yang siap ditarik kapan saja. Keuntungan hanya dari bunga bank.

Skor 22-25

Super Agresif

Umumnya mereka yang termasuk Investor Super Agresif adalah mereka yang berfokus meraih perkembangan portofolio yang di atas rata-rata. Mereka juga memiliki toleransi risiko tinggi akan investasinya. Mereka juga memiliki portofolio dengan asset yang beragam namun berpusat pada saham-saham.

Kamu yang termasuk ke dalam kategori Super Agresif tidak akan keberatan dengan saran alokasi asset sebagai berikut:

  • 30% dialokasikan pada saham-saham First Liners/Berkapitalisasi raksasa.
  • 30% dialokasikan pada saham-saham Second Liners/Berkapitalisasi menengah.
  • 30% dialokasikan pada saham-saham Third Liners/Berkapitalisasi kecil.
  • 5% Obligasi Korporat atau Pemerintah, atau Reksa Dana Pendapatan Tetap berbasis obligasi.
  • 5% Kas tunai di bank yang siap ditarik kapan saja. Keuntungan hanya dari bunga bank.

Kamu dengan profil risiko super agresif dianggap lebih menyukai tantangan lebih yang ditawarkan pasra modal. Tak jarang juga para super agresif ini terlibat dalam saham-saham gorengan.

Semua yang diungkap di atas hanyalah saran. Dalam alokasi aset sebenarnya tidak ada rumus baku pasti profit dan kamu tidak harus patuh terhadap saran yang diberikan. Saran diberikan untuk kamu sebagai panduan menyusun portofolio yang disarankan. Antara satu pakar dengan pakar lain pun terkadang mengandung banyak variasi dalam nasehat keuangan yang diberikan. Semua tujuannya satu yaitu bagaimana mencapai tujuan investasimu sambil meminimalisir risiko.

Kamu bisa mencoba mulai menyusun portofoliomu sendiri dengan Ajaib! Satu aplikasi untuk jual-beli saham dan reksa dana!

Artikel Terkait