Pasar Saham AS Recovery: Earnings Call Bank dan Emas ATH!
Sarifa•October 20, 2025

Pasar saham AS bergerak menguat pada perdagangan 1 minggu terakhir (13/10-17/10), dimana indeks AS ditutup menguat. Penguatan saham AS didorong dari beberapa faktor, yaitu earnings call perusahaan-perusahaan besar seperti banking yang overall lebih baik diatas ekspektasi serta harga emas yang terus ATH membuat saham perbankan dan perusahaan tambang emas AS cukup diapresiasi pasar. Namun, sentimen negatif dari perang dagang AS-China masih tetap membayangi pasar, dimana selama pekan lalu pasar Asia diguncang dan hampir seluruh indeks mayor di Asia mengalami tekanan yang cukup dalam. Pemerintahan AS yang masih shutdown juga membuat data ekonomi AS harus diundur, yang mana CPI September baru akan rilis di pekan ini.
Performa Indeks Bursa AS 1W
| S&P 500 | Dow Jones Industrial Average | NASDAQ Composite |
| +0.63% | +1.08% | +0.45% |
Top Gainer 1W
| JBHT | +14.65% |
| PLD | +8.12% |
| DLTR | +7.60% |
| SBUX | +7.16% |
| EL | +6.60% |
Berita Ekonomi & Industri
Pasar Asia menghadapi tekanan hebat Senin (13/10) seiring eskalasi ketegangan dagang antara AS dan China: indeks Hang Seng di Hong Kong jatuh sekitar 3.5 % ke sekitar 25,374, sementara indeks CSI 300 di Tiongkok daratan turun kira-kira 1.8 %; indeks Shanghai Composite tergelincir sekitar 1.3 %, sedangkan indeks Kospi Korsel melemah sekitar 1.4 % dan pasar Taiwan juga turun sekitar 1.8 %. Di sisi komoditas, harga emas memecahkan rekor baru dengan menembus USD 4,060 per ons, memperpanjang kenaikan tahun-ke-tahun lebih dari 50 %. Sementara itu indeks saham AS juga turun 2-3%, meskipun di awal sesi futures AS memperlihatkan rebound sekitar 1 %. Pemerintah AS mengumumkan tarif 100 % atas impor China dan pembatasan ekspor perangkat lunak krusial mulai 1 November, menanggapi langkah China memperketat ekspor bahan logam tanah jarang, yang memicu kekhawatiran investor akan eskalasi perang dagang.
China menuduh Amerika Serikat memicu kepanikan global setelah Washington mengkritik kebijakan ekspor mineral Beijing yang akan berlaku mulai 8 November 2025. Pemerintah China menegaskan bahwa kebijakan tersebut hanya bertujuan memastikan pasokan digunakan untuk keperluan sipil dan sejalan dengan praktik internasional, sementara AS menilai langkah itu sebagai strategi dominasi terhadap rantai pasok global. Ketegangan ini muncul menjelang pertemuan Presiden Trump dan Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini, memicu kekhawatiran pasar akan kemungkinan eskalasi tarif baru. Dampaknya, investor global semakin waspada terhadap potensi gangguan pasokan bahan penting bagi industri teknologi dan pertahanan, yang dapat memperburuk ketegangan geopolitik serta menekan sentimen di sektor manufaktur dan semikonduktor.
Harga emas melonjak menembus level US$4.379 per ounce pada Jumat (17/10), mencetak rekor tertinggi baru seiring meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China serta ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Reli emas semakin tajam setelah Presiden Trump kembali memanaskan hubungan dagang dengan Beijing. Pasar kini memperkirakan peluang 97% terjadinya pemangkasan suku bunga pada Oktober dan sepenuhnya mengantisipasi langkah serupa pada Desember. Ketidakpastian juga meningkat akibat shutdown pemerintahan AS yang berkepanjangan dan rencana PHK massal pegawai federal, sementara di sisi geopolitik, pengumuman berakhirnya perang Gaza saat Trump berkunjung ke Israel menambah lapisan volatilitas baru di pasar global.
Berita Emiten
AVGO – OpenAI resmi bermitra dengan Broadcom ($AVGO) untuk mengembangkan chip AI khusus yang akan mulai diproduksi pada 2H26. Dalam kolaborasi ini, OpenAI akan fokus pada desain arsitektur chip, sementara Broadcom menangani proses manufaktur dan integrasi teknis. Chip baru ini dirancang untuk mencapai kapasitas komputasi hingga 10 gigawatt, setara dengan daya yang digunakan oleh lebih dari 8 juta rumah tangga di AS, menandakan skala ambisius proyek ini. Dampaknya, pasar bereaksi positif dengan saham Broadcom (AVGO) melonjak sekitar 9%, mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi peningkatan pendapatan dari bisnis chip AI custom, sementara bagi OpenAI, kemitraan ini membuka jalan menuju efisiensi biaya jangka panjang dan kontrol lebih besar atas teknologi chip yang menjadi tulang punggung operasionalnya.
ORCL – Oracle ($ORCL) mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan sekitar 50 ribu chip AI AMD Instinct MI450 mulai kuartal ketiga 2026 sebagai bagian dari upaya memperluas layanan Oracle Cloud Infrastructure (OCI) dan mengurangi ketergantungan terhadap chip Nvidia. Langkah ini menjadikan Oracle salah satu penyedia cloud besar pertama yang menghadirkan AI supercluster publik berbasis AMD. Kolaborasi ini sekaligus menegaskan posisi AMD ($AMD) sebagai pesaing utama Nvidia ($NVDA) di pasar chip AI yang tengah berkembang pesat, sementara bagi Oracle, penggunaan chip AMD akan memperluas opsi infrastruktur bagi pelanggan korporat yang membutuhkan efisiensi biaya dan kinerja tinggi. Dampaknya, sentimen positif menguat terhadap kedua perusahaan karena kerja sama ini dipandang mampu mempercepat adopsi solusi AI di sektor enterprise dan memperkuat posisi kompetitif Oracle di pasar cloud global.
WFC – Saham Wells Fargo ($WFC) melonjak lebih dari 7% setelah perusahaan melaporkan kinerja 3Q25 yang melampaui ekspektasi pasar, dengan pendapatan mencapai US$21.44 billion atau naik sekitar 5.3% YoY, dan laba per saham (EPS) sebesar US$1.66, mengalahkan konsensus sekitar 7.4%. Meskipun hasilnya kuat, manajemen merevisi proyeksi net interest income (NII) untuk 2025 menjadi relatif datar dibanding 2024, menandakan potensi perlambatan di segmen inti perbankan.
JPM – JPMorgan melaporkan EPS US$5.07 dan pendapatan US$46.43 miliar di 3Q25, masing-masing melebihi estimasi analis sebesar ~4,75 % dan ~2,61 %. Laba bersih menyentuh US$14.4 miliar, sementara total pendapatan tumbuh ~9 % YoY. Biaya operasional meningkat ~8 % menjadi US$24.3 miliar, dengan beban kredit mencapai US$3.4 miliar. Manajemen memperingatkan soal ketidakpastian regulasi dan risiko pinjaman, sambil menekankan pentingnya pengendalian biaya dan investasi teknologi (termasuk AI) untuk menjaga efisiensi. Dampaknya, hasil yang solid ini menegaskan daya tahan JPMorgan di tengah tekanan makroekonomi. Meskipun manajemen melihat Q4 akan lebih menantang.
MS – Morgan Stanley ($MS) mencatat hasil 3Q25 yang menjadi kinerja terbaik dalam hampir lima tahun, dengan pendapatan mencapai US$18.20 billion dan laba bersih sebesar US$4.60 billion atau EPS US$2.80, jauh melampaui ekspektasi pasar sebesar US$ 2.06. Pendapatan dari bisnis investment banking melonjak 44% YoY, sementara trading ekuitas tumbuh 35%, dan divisi wealth management mencatat arus masuk dana klien baru senilai US$81 billion dengan margin pretax sekitar 30%. Dampaknya, hasil impresif ini memperkuat keyakinan investor terhadap kekuatan model bisnis terdiversifikasi Morgan Stanley, sehingga meningkatkan prospek valuasi dan sentimen positif di sektor perbankan investasi global.
ASML – ASML ($ASML) melaporkan penjualan bersih sebesar €7.50 billion pada 3Q25 dengan gross margin 51.6% dan laba bersih mencapai €2.10 billion, didorong oleh lonjakan permintaan dari sektor AI serta pengiriman sistem High-NA EUV pertama mereka. Pemesanan bersih tercatat €5.40 billion, termasuk €3.60 billion untuk sistem EUV, sementara pendapatan dari installed base mencapai sekitar €2.00 billion. Untuk 4Q25, manajemen menargetkan pendapatan antara €9.20–€9.80 billion dengan gross margin 51–53%, dan untuk sepanjang 2025 memproyeksikan pertumbuhan pendapatan sekitar 15% dengan margin rata-rata 52%. Dampaknya, kinerja kuat ini mempertegas dominasi ASML dalam teknologi litografi canggih yang menopang ekspansi AI global, memperkuat sentimen positif terhadap prospek jangka menengah perusahaan.
BAC – Bank of America melaporkan EPS US$1.06 dan pendapatan US$28.09 billion di 3Q25, keduanya melebihi ekspektasi analis yang masing-masing US$0.95 dan US$27.48 billion. Pendapatan tumbuh ~11 % YoY, didorong oleh peningkatan net interest income dan lonjakan investment banking fees sekitar 43 %. Bank ini juga mengembalikan US$7.4 billion ke pemegang saham melalui dividen dan buyback saham. Manajemen memperkirakan net interest income untuk 2026 akan tumbuh 5–7 % dan menunjukkan bahwa biaya operasional akan relatif stabil di kuartal berikutnya karena pertumbuhan karyawan diperkirakan tidak akan besar. Dampaknya, kinerja ini mengokohkan kepercayaan investor terhadap model bisnis Bank of America yang terdiversifikasi dan manajemen risiko yang disiplin.
TSM – TSMC ($TSM) mencatat kenaikan laba bersih pada 3Q25 sebesar 39.1% YoY menjadi NT$452.3 miliar (sekitar US$14.8 miliar), melampaui ekspektasi pasar, sementara pendapatan tumbuh sekitar 30% menjadi NT$989.9 miliar (sekitar US$33.1 miliar), atau naik sekitar 41% dalam dolar AS. Perusahaan menaikkan proyeksi pendapatan 4Q25 ke kisaran US$32.2–33.4 miliar dan memperkirakan pertumbuhan 2025 di kisaran “mid-30%” dalam USD. Lonjakan permintaan chip AI menjadi pendorong utama hasil ini, memperkuat posisi TSMC sebagai tulang punggung manufaktur semikonduktor global. Dampaknya, saham TSMC berpotensi mendapat re-rating lebih lanjut seiring meningkatnya keyakinan terhadap prospek pertumbuhan AI, meski risiko geopolitik, ketergantungan ekspor, dan tekanan rantai pasok tetap menjadi faktor pembatas ke depan.
Tags :
#Saham ASArtikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!