Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca dagang Indonesia pada Juli 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar 0,47 miliar dolar AS. Meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya, surplus ini tetap dipandang positif oleh Bank Indonesia sebagai penopang ketahanan eksternal perekonomian.
Surplus neraca perdagangan ini terutama ditopang oleh kinerja ekspor nonmigas yang mencapai 20,79 miliar dolar AS, didorong oleh komoditas seperti bijih logam, terak, abu, serta produk manufaktur seperti logam mulia, mesin, dan kendaraan. Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi tujuan ekspor utama.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi 2,13 miliar dolar AS akibat kenaikan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan ekspornya.
Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan Pemerintah untuk memperkuat ketahanan eksternal dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Sumber: Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, dengan perubahan seperlunya.