PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) hingga 30 September 2022, mencatatkan penjualan kotor sebesar Rp9,5 Triliun atau naik 26,5% dibandingkan periode sama pada tahun lali.
Adapun SSSG Q3 2022 sebesar 144,7%, dan perubahan EBITDA triwulanan sebesar Rp340 Miliar dibandingkan tahun 2021 dengan EBITDA YTD sebesar Rp1,5 Triliun, atau dua kali lipat dari YTD September 2021 dan di atas tahun penuh 2021.
Sementara itu, penjualan kotor untuk YTD September 2022 Rp9,5 Triliun atau naik 26,5% dibandingkan 2021, dengan margin kotor YTD September 2022 sebesar 35,7% vs 34,9% pada YTD September 2021, dan EBITDA YTD September 2022 sebesar Rp1,5 Triliun, di atas tahun penuh 2021 dan hampir dua kali lipat 9 bulan di periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, pada Q3 2022 Pertumbuhan Penjualan pada Gerai yang Sama (SSSG) sebesar 144,7% dengan pembatasan perdagangan yang lebih sedikit. Perubahan EBITDA triwulanan sebesar Rp340 Miliar dibandingkan tahun lalu. Di mana EBITDA Q3 2022 sebesar Rp240,5 Miliar vs Rp(99,7) Miliar pada Q3 2021.
Kemudian, laba Bersih untuk YTD September 2022 adalah Rp1,05 Triliun vs Rp0,4 Triliun di YTD September 2021. Pedoman EBITDA tahun penuh 2022 tetap sebesar Rp2,1 Triliun didukung oleh kinerja aktual Q3 2022 dan YTD yang kuat.
Sebagai informasi, dividen Rp525 per saham yang dijadwalkan untuk tahun 2022 akan dibayarkan pada tahun 2023, dengan persetujuan yang diwajibkan. LPPF berkomitmen dalam program pembelian kembali sahamnya, setelah menginvestasikan Rp114 Miliar sejak Q3 yang mengakibatkan pengurangan saham yang beredar menjadi 2.330,6 juta saham pada hari ini.
Di sisi lain, LPPF berencana untuk membuka 12-15 gerai baru pada 2023 dengan 7 lokasi telah ditentukan dan juga telah meningkatkan peluang perluasan gerai dan penciptaan lapangan kerja. Jumlah total gerai secara nasional pada akhir 2022 akan menjadi 148, tumbuh menjadi 160 atau lebih pada akhir 2023.
Dengan Q3 dan momentum pertumbuhan yang kuat di tahun ini, LPPF masih berada di jalur yang tepat untuk panduan EBITDA tahun penuh 2022 sebesar Rp2,1 Triliun dan Laba Bersih sebesar Rp1,4 Triliun.
Berlanjutnya pemulihan kami secara kuat adalah bukti dari bakat, komitmen serta semangat karyawan kami dalam budaya kerja ‘feel good’. Menjelang tahun 2023, anggaran awal 2023 kami berada pada level EBITDA Rp2,4 hingga 2,5 Triliun, namun mengingat ketidakpastian global yang dapat berdampak secara nasional, kami memutuskan untuk mengeluarkan panduan anggaran yang berhati-hati sebesar Rp2,3 hingga 2,4 Triliun.
“Matahari berkomitmen atas Dividen tahun 2022 sebesar Rp525 per saham – pembayaran tertinggi hingga saat ini – yang akan dibayarkan pada 2023, bergantung pada persetujuan yang diwajibkan, yang mempertajam komitmen kuat kami terhadap peningkatan pengembalian nilai pemegang saham secara keseluruhan. Matahari berkomitmen untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui program pembelian kembali saham dan kebijakan dividen yang tinggi,” jelas CEO Matahari, Terry O’Connor.
Sumber: Cetak Laba Rp1,054 Triliun per Q3 2022, Matahari (LPPF) Bicara Bagi Dividen Nih, dengan perubahan seperlunya.