Komoditas

Lockdown Dilonggarkan, Harga Minyak Bangkit

kegunaan minyak bumi

Ajaib.co.id –  Harga minyak bangkit dan melonjak tajam setelah banyak negara melonggarkan aturan penguncian (lockdown) untuk membendung penyebaran wabah virus corona (COVID-19).

Mengutip CNBCIndonesia harga minyak bahkan naik lebih dari 20% pada hari Selasa (5/5/2020).  Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak 20,45% atau US$ 4,17 menjadi US$ 24,56 per barel. Sedangkan harga minyak mentah jenis Brent ditutup naik 13,86% menjadi US$ 30,97 per barel.

Sebelumnya harga minyak merosot tajam akibat permintaan yang menurun akibat merebaknya pandemi virus corona di seluruh dunia. Pandemi tersebut memaksa sebagian besar penduduk bumi untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

Dorongan kenaikan harga minyak juga diperoleh dari langkah pengurangan produksi yang dilakukan produsen-produsen minyak terbesar di dunia. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sudah mulai mengurangi produksi hingga 9,7 juta barel per hari (bph) sejak 1 Mei. Bahkan, Norwegia dan Kanada juga telah membatasi produksi.

Berbagai perusahaan minyak raksasa Amerika Serikat (AS) seperti Exxon, Chevron dan ConocoPhillips telah membatasi produksinya. Menurut Badan Administrasi Informasi Energi (EIA) menyatakan bahwa produksi mingguan minyak AS hingga 24 April 2020 mengalami penurunan hingga 1 juta bph di bawah level tertinggi sepanjang masa sejak Maret.

Sejumlah Negara Longgarkan lockdown

Kenaikan harga minyak ditopang oleh langkah pelonggaran kebijakan lockdown yang diterapkan berbagai kota di dunia untuk membendung penyebaran virus corona baru (Covid-19).

Pelonggaran dipercaya dapat kembali menaikkan permintaan akan minyak di pasar seiring bergeraknya kegiatan ekonomi kembali.

“Pasar mulai menyadari bahwa kehancuran permintaan mengerikan, tetapi kami membuka kembali dan permintaan akan lebih baik,” kata Phil Flynn, analis senior Price Futures Group seperti dikutip Reuters seperti diberitakan Kontan hari Rabu (6/5/2020).

Sentimen positif harga minyak juga terjadi datang setelah prospek membaiknya permintaan bahan bakar berkat beberapa negara bagian AS dan mulai memperbolehkan masyarakatnya untuk kembali bekerja dan membuka situs konstruksi, taman, dan perpustakaan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji langkah berbagai negara bagian yang mulai kembali ekonomi mereka.

“Pasar mungkin cenderung menerima berita baik secara relatif cepat,” kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia dan Selandia Baru Banking Group.

Proyeksi Harga Minyak Menurut Analis

Kepala Eksekutif Vitol Russell Hardy mengatakan kepada Reuters, puncak permintaan akan minyak secara jangka panjang kemungkinan masih akan tergerus secara permanen.

Permintaan minyak global merosot 26 juta barel menjadi 27 juta barel per hari (bph) pada bulan April, dan Hardy memperkirakan penurunan tahunan lebih dari 8 juta bph.

Meski demikian, permintaan minyak global kemungkinan turun hingga 30% pada bulan April, kata para analis, dan pemulihan tetap lambat, terutama karena bisnis maskapai yang diperkirakan sulit kembali ke keadaan normal selama beberapa bulan mendatang.

Kepala Eksekutif Maskapai Penerbangan Nasional Australia Qantas Airways Alan Joyce mengatakan pada hari Selasa bahwa “permintaan perjalanan internasional dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk kembali seperti semula.”

“Permintaan perjalanan pada dasarnya nol untuk masa mendatang,” kata juru bicara United Airlines Holdings Inc, Frank Benenati. Maskapai yang berbasis di Chicago ini berencana untuk memangkas setidaknya 3.400 posisi manajemen dan administrasi pada Oktober.

Artikel Terkait