Investasi, Investasi Syariah, Obligasi

Ketahui Perbedaan antara Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan

Investasi Sukuk

Ajaib.co.id – Di tengah penurunan pasar saham yang disebabkan oleh sentimen penyebaran virus covid-19, ada sebuah investasi yang aman, dijamin negara serta berprinsip syariah. Saat ini pemerintah sedang menawarkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yaitu Sukuk Ritel (SR) seri SR013 yang ditawarkan dalam masa penawaran sejak 28 Agustus hingga 23 September 2020.

Sebelumnya di tahun yang sama pemerintah juga menerbitkan SBSN jenis lainnya yaitu Sukuk Tabungan. Apa sih perbedaan antara sukuk ritel dan sukuk tabungan? Berikut ulasannya.

Sukuk Ritel

Sukuk Ritel (SR) adalah salah satu surat berharga syariah negara yang bisa dibeli oleh individu seperti kita. Bisa dibeli secara online di 31 mitra distributor yang telah ditunjuk oleh bagian Pembiayaan Syariah Kementrian Keuangan mulai dari Satu juta rupiah dan kelipatannya hingga maksimal Tiga milyar rupiah per orang.

Dengan membeli SR, kamu akan mendapat kupon/imbalan yang persentasenya tidak berubah-ubah dan dibayarkan setiap bulannya. SR013 sendiri menawarkan kupon sebesar 6,05% per tahun yang dibayarkan setiap tanggal 10 setiap bulannya hingga jatuh tempo di tahun 2023. Di akhir jatuh tempo kamu akan mendapat pengembalian seluruh dana pokok yang kamu tanamkan di awal.

SR tidak memiliki risiko gagal bayar, jadi kamu bisa tenang, karena pembayaran uang pokok dan imbalan Sukuk Ritel dijamin penuh oleh negara berdasarkan UU No.19 Tahun 2008.

Jika kamu sedang dalam keadaan mendesak secara keuangan, SR bisa diperjualbelikan sewaktu-waktu kepada sesama investor lokal setelah tiga bulan sejak masa penawaran. Dengan demikian harga SR bisa naik atau turun di pasar sekunder. Jadi selain keuntungan dari kupon, kamu juga bisa mendapat keuntungan dari selisih jual-beli alias Capital Gain.

Tapi dengan bisa diperjual-belikan seperti itu maka bukan hanya keuntungan. Kamu juga bisa menderita kerugian jika ketika kamu jual ternyata harganya sedang jatuh. Mari kita lihat grafik harga jual sukuk ritel sebelumnya yaitu SR012 yang dijual Februari 2020.

Riwayat Harga Jual-Beli SR012

Sumber: Bareksa.com

Kamu bisa lihat bahwa grafik harga SR012 secara umum naik, namun di tanggal 10 Juni sempat jatuh ke 99%. Artinya jika kamu membeli SR012 sebanyak 100 unit atau 100 juta rupiah maka di tanggal 10 Juni dana pokok investasimu menjadi 99 juta saja.

SR012 pernah mencapai 104,4% di bulan Agustus. Jika asumsikan kamu membeli SR012 sebesar 100 juta rupiah maka kalau kamu jual di 31 Agustus maka kamu mendapat selisih keuntungan sebesar empat juta rupiah di samping keuntungan kupon yang kamu terima sebelum penjualan.

Mengutip keterangan resmi DJPPR, tujuan penerbitan Sukuk Ritel kali ini adalah untuk membiayai APBN dan pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia.

Sukuk Ritel dijamin tunduk pada prinsip syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). SR tidak mengandung unsur maysir (judi) gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury) dan diterbitkan dengan akad ijarah.

Ijarah mengandung arti asset to be leased, yang berarti kita yang menjadi investor dengan membeli SR artinya memberikan kemampuan kepada negara untuk berinvestasi berupa pembelian hak manfaat barang milik negara untuk disewakan kepada pemerintah serta pengadaan proyek untuk disewakan kepada pemerintah. Imbalan yang diterima adalah berasal dari keuntungan hasil kegiatan investasi yang disebutkan. Sehingga dengan memberli Sukuk Ritel, artinya kamu memiliki penyertaan terhadap aset negara.

Jadi membeli Sukuk Ritel tidak sama dengan memberikan utang, melainkan bukti penyertaan terhadap aset negara yang disewakan (ijarah). Dan investor akan mendapat imbalan atas ujrah/uang sewa atas aset investasi tersebut.

Sukuk Tabungan

Sukuk Tabungan (ST) adalah surat berharga negara berbasis syariah lainnya yang ditawarkan melalui mitra distributor Kementrian Keuangan. Jika SR memiliki kupon yang tetap, ST memberikan imbalan bunga mengambang dengan batas minimal. Istilah untuk imbalan yang demikian adalah Floating With Floor. Artinya jika suku bunga BI berpeluang naik maka besar persentase imbalan ST juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Tambahan; kupon ST juga dibayarkan setiap bulan.

Ketika kamu sedang kepepet, kamu tidak bisa bisa menjual ST sewaktu-waktu kepada sesama investor. Oleh karenanya harga ST tetap, tidak berubah-ubah, karena tidak diperdagangkan di pasar sekunder. Tapi kamu bisa melakukan early redemption/pencairan dana lebih awal dengan cara menjual ST-mu di tempat kamu membelinya.

Semua surat berharga negara dijamin penuh pembayaran uang pokok dan imbalannya oleh negara berdasarkan UU No.19 Tahun 2008. Prinsip syariah yang diterapkan ST sama dengan yang diterapkan pada SR; tidak mengandung unsur maysir (judi) gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury).

Mana Yang Lebih Baik?

Untuk saat ini mengingat suku bunga acuan Bank Indonesia yaitu BI 7-day reverse repo rate  turun ke 4%, maka Sukuk Ritel menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan Sukuk Tabungan. Karena SR menawarkan kupon tetap di angka 6,05%, di mana suku bunga BI hanya 4% saja. Dengan demikian imbalan SR lebih menarik dibandingkan dengan bunga yang diberikan bank dan deposito yang berada di angka 3 hingga 4% saja saat ini.

Sukuk Tabungan saat ini kurang menarik karena kuponnya bisa berubah-ubah mengikuti tren suku bunga. Saat ini BI sedang berusaha mempertahankan suku bunga menyesuaikan dengan tren pertumbuhan ekonomi yang melambat dikarenakan pandemi.

Di samping itu pasar saham yang sedang tidak menentuk turut mendorong investor untuk beralih ke investasi yang aman yang pembayarannya dijamin negara seperti SR ini. Oleh karena itu kita bisa lihat animo masyarakat cukup besar terhada Sukuk Ritel.

Di bulan Februari SR012 sukses diterbitkan dan berhasil menggalang dana sebesar Rp12,14 Triliun, melewati target yang dipatok sebelumnya yaitu Rp8 Triliun saja.

SR013 yang sedang dipasarkan saat ini juga cukup populer dan sudah laku terjual jauh dari yang ditargetkan. Hingga kini per tanggal 14 September 2020, penjualan SR013 sudah menembus Rp6,53 triliun (tepatnya Rp6.538.896.000.000).

Dwi Irianti Hadiningdyah selaku Direktur Pembiayaan Syariah menjelaskan bahwa target semula penjualan SR013 adalah Lima Triliun rupiah. “Bukan tidak mungkin mencapai 9 Triliun” ujar Dwi dalam Virtual Launching SR013 bertemakan Cintai Negeri dengan Investasi.

Artikel Terkait