Perencanaan Keuangan

Hukum Menagih Utang Itu Wajib, Ini Tata Caranya

Ajaib.co.id – Kamu bisa saja merelakan utang seseorang padamu, tapi kamu tetap dianjurkan menagih utang padanya. Bahkan jika bicara ke ranah agama, hukum menagih utang itu wajib karena uang yang kamu pinjamkan adalah milikmu.

Kamu diharuskan mengambil apa yang menjadi milikmu agar si peminjam tidak berdosa. Agar kalian juga tidak berkonflik terus. Seharusnya hal ini lebih diwajibkan pada si peminjam yang sudah meminjam uang. Hanya saja kamu tetap harus mengingatkannya.

Aturan menagih utang menurut islam

Utang wajib untuk dibayarkan dan dinyatakan sebagai salah satu kewajiban sesama manusia. Allah SWT mengatakan bagi mereka yang masih memiliki utang atau hak orang lain yang belum dipenuhi, ruhnya masih tergantung antara langit ketika ia meninggal dunia, dan jika belum diikhlaskan oleh sang pemberi utang.

Dalam agama islam juga dijelaskan cara menagih utang yang baik sesuai aturan agama. Rasulullah SAW pernah bersabda yang diriwayatkan Bukhari Muslim, Tirmidzi, dan Hakim:

 “Jika yang punya utang mempunyai iktikad baik, maka hendaknya menagih dengan sikap yang lembut penuh maaf. Boleh menyuruh orang lain untuk menagih utang, tetapi terlebih dulu diberi nasihat agar bersikap baik, lembut dan penuh pemaaf kepada orang yang akan ditagih”.

(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Hakim)

Namun, bagi kamu yang ikhlas, maka utang tersebut akan dihitung sebagai sedekah.

“Dan, menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.

(QS. Al-Baqarah: 280)

Namun, bagi kamu yang ingin menagih, pastikan kamu menagih utang piutang kepada orang yang berutang dengan bahasa dan kalimat yang sopan. Pendapat ini sesuai hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra berkata, telah bersabda Rasulullah saw:

Barangsiapa yang mendapatkan hartanya pada orang yang telah bangkrut, maka dia lebih berhak dengan harta tersebut dari yang lainnya”.

(HR. Ibnu Majah)

Menagih utang bisa membuat hidup lebih tenang

Hukum menagih utang adalah wajib secara agama karena biasanya peminjam sering lupa atau pura-pura lupa. Sebenarnya peminjam uang yang baik akan berusaha untuk mengembalikan uangnya padamu.

Hanya saja sering kejadian mereka tidak punya uang yang cukup untuk mengembalikan pinjaman. Jika si peminjam menjelaskan hal ini dengan sebenar-benarnya, kamu sebaiknya memberikan waktu yang lebih banyak sampai ia berhasil mengembalikan uangnya.

Orang yang bertanggung jawab biasanya akan memegang kata-katanya dengan baik.

Namun, yang menjadi persoalan adalah ketika kamu meminjamkan uang pada orang yang seenaknya. Orang-orang tipe begini memang sukar diprediksi. Tidak hanya berlaku pada orang yang tidak terlalu kamu kenali, tapi orang terdekatmu pun bisa begini.

Kamu lihat saja beberapa kasus yang sering diberitakan di media sosial. Ada orang yang persahabatannya putus karena sahabatnya itu meminjam sejumlah uang dengan nilai yang cukup besar, tapi kemudian tiba-tiba menghilang dan tidak bisa dihubungi. Yang ini akan sangat merepotkan karena kamu tidak tahu harus menghubungi ke mana lagi.

Kamu pasti sudah melihat kasus seorang wanita yang menagih utang di media sosial, tapi ujung-ujungnya malah dipidana karena tersandung pasal UU ITE. Hal ini pun menimbulkan pro dan kontra.

Mungkin si penagih utang tidak tahu lagi cara menagih utang, karena setelah ditagih berkali-kali pun tidak diindahkan. Jadi, ia memilih cara itu. Cara ini sekarang cukup riskan, jadi sebaiknya tidak kamu lakukan karena masih ada cara lain yang bisa diusahakan.

Untuk itulah kamu perlu bertindak tegas dari awal dengan meminjamkan uang pada orang yang sekiranya tepat. Intinya tidak sembarangan meminjamkan uang jika kamu tidak yakin dengan motif yang disampaikannya.

Mungkin agak dilema juga karena orang yang meminjam uang adalah orang terdekatmu. Beda halnya jika kamu adalah lembaga keuangan atau nonkeuangan yang bisa membuat surat teguran dan menyewa orang untuk menagih utang pada mereka yang tidak membayar tagihan sesuai dengan ketentuan.

Menagih utang diharuskan agar kamu bisa hidup lebih tenang. Bukan tidak mungkin ketika kamu menagih utang, si peminjam malah mengembalikan uangnya. Jadi, menagih utang harus tetap dicoba di waktu yang tampak mustahil sekalipun. Uangmu harus kembali kepadamu, apalagi jika kamu sangat membutuhkannya di masa-masa yang sulit.

Cara menagih utang yang baik

Sekarang yang perlu kamu ketahui adalah cara menagih utang yang baik. Cara ini sebenarnya cukup sederhana, tapi sering dilupakan oleh orang-orang. Intinya ketika menagih utang kamu harus menjunjung tinggi kesabaran.

Terutama pada orang yang ketika ditagih utang malah banyak alasan. Inilah cara menagih utang yang baik, tanpa menimbulkan konflik.

1. Menagih utang dengan bahasa yang baik dan persuasif

Mungkin awalnya kamu kesal pada peminjam yang tidak juga mengembalikan pinjamannya padamu, tapi sebaiknya kamu bersabar. Jika kamu menagihnya menggunakan emosi dijamin ia juga akan marah.

Kalau pun dia marah ketika kamu tagih, perlu diingat itu bukanlah salahmu, dan kamu sebaiknya tetap menahan emosi untuk membuatnya tidak enak. Rasa tidak enak ini biasanya akan membuatnya luluh.

Saat menagih, gunakan bahasa yang persuasif maksudnya kamu menagih karena ada alasan yang kuat, dan sebaiknya tidak berbohong jika masih ada alasan lain.

Misalnya, kamu membutuhkan uang tersebut karena alasan untuk uang sekolah anak yang belum dibayar atau ingin membayar pajak yang sudah jatuh tempo. Atau berbohong sedikit tidak apa jika memang hal itu diperlukan, asalkan dengan alasan yang masuk diakal.

2. Selesaikan masalah sendiri dulu

Untuk tahap awal, kamu sebaiknya selesaikan masalah ini sendiri dulu. Orang lain diperlukan ketika kamu merasa tidak ada cara lain lagi. Menagih utang memang akan sedikit sulit dilakukan pada orang yang merasa membayar utang itu tidak wajib.

Padahal hukum menagih utang saja sudah wajib. Namun, kamu tetap bisa berusaha secara maksimal. Kamu bisa menghubunginya secara pribadi terlebih dahulu. Jika cara itu belum mempan, kamu boleh meminta bantuan orang lain.

3. Hindari menagih utang ketika peminjam pamer sedang bersenang-senang

Misalnya kamu melihat si peminjam memamerkan foto ia sedang liburan. Mungkin kamu akan kesal karena ternyata dia masih sempat-sempatnya liburan. Harusnya utang dibayar dulu.

Namun, kamu jangan terburu-buru menagihnya langsung karena itu akan membuatnya kesal, yang nantinya malah membuat konflik baru. Kamu tetap harus menagihnya, hanya mencari waktu yang tepat. Misalnya saja jika ia memposting foto liburannya di siang hari. Kamu bisa menagihnya di malam hari.

4. Menagih utang ketika gajian tiba

Jika peminjam adalah pekerja kantoran, kamu sebaiknya tahu kapan ia mendapatkan gaji. Lalu, kamu tagih utang ketika dia gajian. Harusnya dia tidak punya alasan tidak punya uang karena ia baru saja mendapatkan uang. Cara ini bisa tepat dilakukan, jadi kamu harus mengingatnya dengan baik.

Hukum menagih utang wajib untuk menjauhkanmu dari konflik yang terus berlangsung. Percayalah apa yang kamu berikan pada orang lain dengan alasan untuk membantu, akan kembali padamu dengan yang lebih baik. Jadi, kamu harus bersabar dalam menagih utang.

Artikel Terkait