Anxiety adalah kondisi psikologis yang berkaitan dengan rasa takut yang berlebihan. Dewasa ini, anxiety tak hanya berkaitan dengan kondisi kesehatan mental seseorang, melainkan juga bisa dikaitkan dengan kondisi finansial.
Sebutan Financial Anxiety agaknya jadi salah satu pembahasan yang cukup relevan untuk para generasi muda, milenial dan Gen Z yang kini berusia antara 25-35 tahun. Pada usia tersebut, generasi dewasa muda mulai banyak memikirkan pengeluaran yang didominasi sikap impulsif dan rasa ingin ikut tren (FOMO). Hal tersebut membuat para milenial dan Gen Z kesulitan dalam mengatur keuangan.
Cara Mengatasi Financial Anxiety
Ketakutan tidak terpenuhinya kebutuhan keuangan memang kerap menjadikan seseorang lebih waspada pada tiap pengeluaran. Apalagi jika kamu termasuk generasi yang tidak diajarkan untuk mengelola keuangan sejak dini.
Terdapat ciri-ciri anxiety yang bisa dijadikan penanda utama saat kamu mengalami financial anxiety, seperti jantung berdegup kencang, sesak napas, hingga gemetar di seluruh tubuh.
Untuk mengatasi kecemasan berlebihan pada keuangan, cobalah beberapa tips berikut ini. Apa saja ya?
1. Mulai Mencatat Pengeluaran
Seseorang yang berpotensi mengalami financial anxiety adalah orang-orang yang tidak terbiasa dalam pengelolaan uang. Oleh karena itu, salah satu upaya yang bisa kamu lakukan untuk menghindari kecemasan berlebihan. Prinsip yang bisa dianut untuk memulainya yakni besar pasak daripada tiang.
Kamu harus bisa menyeimbangkan dana masukan dengan dana pengeluaran. Pemasukan dari gaji, bonus atau lainnya harus bisa sama atau lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan yang perlu dikeluarkan. Dengan melakukan pencatatan, segala urusan keluar-masuk keuangan akan lebih jelas dan transparan.
2. Tidak Impulsif dalam Pembelanjaan
Peluang seseorang mengalami anxiety attack adalah mereka yang tidak memiliki planning dalam menghadapi sesuatu, termasuk pada kepanikan rancangan atas pendapatan atau keuangan. Financial anxiety bisa menyerang siapa saja ketika kamu tidak punya rencana jangka pendek dan jangka panjang terkait keuangan yang kamu miliki.
Impulsif dalam pembelanjaan adalah salah satu hal yang perlu dihindari. Kamu perlu mengerem beberapa hal yang masih bisa ditunda, seperti keinginan yang tidak terlalu penting.
Kamu bisa menyusun list, kemudian mengutamakan kebutuhan yang sangat mendesak untuk saat ini. Hal tersebut akan mendorong seseorang untuk lebih bijak dalam membelanjakan uang. Kebutuhan akan sandang, papan, pangan adalah prioritas yang harus kamu utamakan.
3. Bangun Kesadaran Pentingnya Keran Uang
Seseorang yang mengalami financial anxiety adalah orang-orang yang belum memahami sepenuhnya tentang pentingnya keran uang. Jika sebelumnya kamu termasuk pribadi yang mudah menghamburkan uang, maka kini harus bisa memilahnya untuk menjaga keran uang tak bocor.
Contohnya jika kamu biasa membeli kopi pagi selama tujuh hari penuh, kini bisa mulai menguranginya menjadi dua kali atau tiga kali dalam seminggu. Hal itu akan mengerem pengeluaran untuk pembelian kopi pada hal-hal yang lebih urgensi lainnya.
4. Lakukan Meditasi untuk Menenangkan Diri
Jika dirunut tentang penyebab anxiety yang terjadi pada diri seseorang, maka tidak bisa ditampik bahwa kecemasan itu terjadi karena pikiran yang tidak tenang. Maka, salah satu upaya untuk melawannya adalah dengan melakukan meditasi ringan.
Meditasi juga akan memberikan dampak baik pada tubuh, karena fokus pada proses untuk menenangkan pikiran, sehingga kecemasan yang berlebihan bisa diredam. Release emosi dalam meditasi akan membantu kamu dalam menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, sehingga mengurangi risiko panic attact.
5. Bedakan Pengeluaran untuk Kebutuhan dan Keinginan
Ketika kamu mulai rutin mencatat pengeluaran, maka kamu akan lebih mudah mengklasifikasi beberapa list yang berupa kebutuhan dan keinginan. Pribadi yang mengalami Financial Anxiety adalah orang-orang yang masih kebingungan untuk menentukan prioritas dalam penyaluran anggaran yang didapatkannya.
Kecemasan itu dapat terdapat pada banyak hal, bahkan menyerang tubuh. Kecemasan finansial ini biasanya akan membuat seseorang lebih gegabah karena tidak bisa memprediksi hal-hal di luar dirinya dengan lebih cermat. Padahal, kecemasan finansial tersebut tidak diperlukan jika kamu telah bisa mengatur keuangan secara detail.
6. Melepas Rantai Sandwich Generation
Salah satu penyebab para generasi milenial mengalami financial anxiety adalah kondisi mereka sebagai sandwich generation. Kondisi ini memaksa para generasi mereka harus menanggung biaya untuk orang tua, bahkan ketika mereka telah menikah.
Hal tersebut menjadi beban ganda, karena kondisi keuangan pada usia dewasa muda belum bisa dikatakan stabil. Maka, tak mengherankan bila banyak kepala rumah tangga yang baru menikah, rupanya belum bisa sepenuhnya memberikan hak istri dan anak mereka karena pertanggungan tersebut.
Hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi beban Financial Anxiety tersebut yakni dengan memutus rantai Sandwich Generation. Meski tak mudah, para generasi milenial dan Gen Z juga harus memikirkan masa depan, sehingga tak akan merepotkan anak-anak mereka ketika tua.
7. Meminta Bantuan Ahli: Psikiater atau Psikolog
Upaya lainnya yang bisa dilakukan jika kamu mengalami Financial Anxiety adalah dengan menghubungi ahlinya. Dalam hal ini adalah psikolog atau psikiater. Pasalnya, kondisi kecemasan yang berlebihan umumnya dipengaruhi oleh pikiran dan mindset. Maka, penanganan yang tepat adalah mendeteksi lebih dini penyebab kecemasan yang terjadi.
Jika kamu bertanya pada psikolog atau psikiater, penggalian informasi akan lebih detail, sehingga penanganan kecemasan pun akan lebih fokus pada titik permasalahan yang memicunya. Dengan cara ini, kesempatan untuk bisa mengurangi kecemasan yang berlebihan akan lebih terbuka lebar.Financial Anxiety adalah salah satu hal yang bisa diatasi jika kamu mengetahui akar permasalahannya. Kamu bisa mengamalkan beberapa tips di atas untuk menghindari kecemasan berlebihan soal keuangan. Perhatikan tanda-tanda utamanya agar bisa segera ditangani dengan maksimal. Semoga berhasil!