Neo Energy Dirumorkan IPO, Ini Profil dan Daftar Bisnisnya!

Untuk kamu yang mengamati pasar modal, nama PT Anugrah Neo Energy Materials (ANEM) atau Neo Energy sedang menjadi perbincangan hangat. Perusahaan ini disebut-sebut sedang mempersiapkan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan nilai fantastis, yang bisa menjadi yang terbesar di akhir 2025.

Sebagai calon investor, penting untuk memahami seperti apa bisnis Neo Energy sebenarnya. Artikel ini akan mengupas tuntas portofolio bisnisnya, dari tambang nikel hingga ambisi hijau yang membuatnya unik.

Mengenal Calon Raja Nikel Hijau

Neo Energy bukanlah pemain baru. Perusahaan yang berbasis di Sulawesi ini telah beroperasi sejak 2007 dengan landasan izin tambang di Morowali. Kini, mereka menguasai dua tambang nikel laterit besar dan sedang membangun fasilitas pengolahan yang sepenuhnya menggunakan energi hijau .

IPO yang dirumorkan disebut-sebut akan menghimpun dana segar lebih dari Rp 5 triliun. Jika benar, ini akan menjadi salah satu IPO “jumbo” yang patut ditunggu. Meski pihak perusahaan belum memberikan konfirmasi resmi, kabar ini sudah cukup membuat pasar modal bergidik.

Daftar Lengkap Bisnis Neo Energy

Agar kamu bisa menilai prospeknya, berikut adalah lima pilar utama bisnis Neo Energy yang membentuk fondasi perusahaannya.

1. Proyek Nikel Laterit TAS Mine

TAS Mine adalah tulang punggung operasi Neo Energy saat ini. Inilah aset yang menjadi sumber arus kas dan pasokan bijih yang andal.

Tambang yang terletak di Morowali ini telah beroperasi secara terus-menerus sejak 2010 dan memegang IUP bernomor 001 di regensinya. Skalanya sangat besar, dengan sumber daya lebih dari 200 juta ton nikel dan didukung oleh dua dermaga operasional.

Keunggulan kompetitifnya terletak pada biaya produksinya yang rendah, berkat sistem logistik “mine-mouth” (mulut tambang) dan pelabuhan yang bisa diperluas. Pendapatan yang stabil dari TAS Mine inilah yang akan mendanai pertumbuhan proyek hilirisasi Neo Energy di masa depan.

2. Tambang Multi Proyek MDK Mine

MDK Mine adalah mesin pertumbuhan berikutnya bagi Neo Energy. Tambang yang terletak di Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una ini membuka peluang baru dengan luas area mencapai 10.800 hektare.

Keberadaan MDK mengubah Neo Energy dari satu tambang menjadi produsen multi-tambang. Tambang ini akan menjadi sumber bijih berkapasitas tinggi kedua, yang mendiversifikasi pendapatan dan mengamankan pasokan limonit jangka panjang untuk pengolahan baterai.

MDK juga direncanakan menjadi contoh pengembangan tambang yang bertanggung jawab, dengan investasi awal dalam operasional listrik dan program komunitas.

3. Proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) Berkarbon Rendah

Inilah proyek yang membuat Neo Energy berbeda dan disebut-sebut sebagai pionir “Green Nickel”. Proyek HPAL ini adalah fasilitas pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan energi hijau untuk mengolah nikel.

Apa itu HPAL? Singkatnya, HPAL adalah teknologi canggih untuk mengolah bijih nikel berkadar rendah (limonit) menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). MHP adalah bahan baku utama untuk katoda baterai kendaraan listrik.

Proyek yang telah diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ini menargetkan produksi 120.000 ton MHP per tahun. Statusnya sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) memastikan dukungan penuh dari pemerintah.

4. Proyek Strategis Nasional NEMIE

NEMIE (Neo Energy Morowali Industrial Estate) adalah wadah untuk menampung teknologi HPAL tersebut. Kawasan industri hijau seluas 4.758 hektare ini terletak persis di mulut Tambang TAS, menciptakan efisiensi logistik yang luar biasa .

NEMIE telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dilengkapi dengan dua dermaga operasional, serta akan memiliki pelabuhan laut dalam pada 2026. Kawasan ini dirancang sebagai pusat pengolahan mineral berbasis energi hijau, di mana semua operasionalnya menggunakan 100% energi terbarukan seperti tenaga air dan surya.

5. Kawasan Industri Hijau NEPIE

NEPIE (Neo Energy Parimo Industrial Estate) adalah bukti ambisi ekspansi bisnis Neo Energy. Kawasan seluas 2.500 hektare yang terletak di Parigi ini juga telah menyandang status PSN pada 2024.

Dengan garis pantai sepanjang 15 kilometer, NEPIE memiliki potensi besar untuk tenaga air dan akses ke perairan dalam. Posisi strategisnya menjadikannya calon pusat pengembangan energi masa depan dan industri berkelanjutan di Sulawesi Tengah, seperti pabrik baterai dan katoda.

Peluang Investasi dan Pertimbangan untuk Kamu

Menjelang IPO, ada beberapa hal yang bisa kamu jadikan bahan evaluasi.

Kilau “Green Nickel”: Komitmen Neo Energy pada energi terbarukan dan teknologi rendah karbon menjadi nilai jual utama di tengah tren investasi berkelanjutan global.
Strategi Integrasi Vertikal: Neo Energy mengontrol seluruh rantai nilai, dari tambang hingga produk setengah jadi untuk baterai EV. Model bisnis ini dapat menekan biaya dan meningkatkan ketahanan operasional.
Dukungan Pemerintah: Status Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk NEMIE dan NEPIE memastikan kemudahan perizinan dan dukungan infrastruktur, yang mengurangi risiko regulasi.

Namun, selalu ingat prinsip dasar investasi: lakukan risikomu sendiri! Meski prospek bisnis Neo Energy tampak cerita, nantikanlah prospektus resmi dari perusahaan untuk mendapatkan data keuangan dan operasional yang teraudit.

Kesimpulan

Neo Energy hadir dengan narasi yang kuat: dari tambang nikel tradisional menuju produsen nikel hijau terintegrasi untuk baterai kendaraan listrik masa depan.

Bisnis Neo Energy yang terbangun dari lima pilar utamanya menawarkan cerita investasi yang tidak hanya tentang profit, tetapi juga tentang keberlanjutan dan peran Indonesia dalam peta energi global.

Mulai Investasi Saham di Ajaib!

Ajaib adalah aplikasi investasi all-in-one, mulai dari Saham Indonesia, reksadana, obligasi, kripto, hingga saham Amerika. Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di beragam instrumen di Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Sudah berizin dan diawasi OJK & BAPPEBTI.