Ajaib
Menu

Saham

10 Tips Investasi Saham yang Aman dan Cuan!

SarifaAugust 1, 2025

10 Tips Investasi Saham yang Aman dan Cuan

Investasi saham kini menjadi pilihan populer di kalangan anak muda dan pemula. Namun, sebelum memulai, penting untuk memahami tips investasi saham agar bisa membuat keputusan yang tepat dan mengurangi risiko. Setiap jenis saham memiliki karakteristik dan potensi keuntungan yang berbeda, sehingga pemahaman ini sangat penting. Dalam artikel ini, kamu akan mempelajari tips investasi saham yang membantu kamu memulai dengan cara yang tepat.

Pahami Dasar Investasi Saham

Apa itu Saham?

Saham adalah surat berharga yang merepresentasikan kepemilikan dalam suatu perusahaan. Ketika membeli saham, investor menjadi pemilik sebagian perusahaan dan berhak atas keuntungan perusahaan melalui dividen dan capital gain.

Cara Kerja Investasi Saham

Investasi saham bekerja melalui mekanisme jual beli di bursa efek. Harga saham ditentukan oleh supply and demand – ketika banyak orang ingin membeli, harga naik, dan sebaliknya. Keuntungan diperoleh dari selisih harga beli dan jual (capital gain) serta pembagian dividen.

Perbedaan Trading vs Investasi

Trading fokus pada pergerakan harga jangka pendek (harian-bulanan) dengan frekuensi transaksi tinggi. Investasi berfokus jangka panjang (tahunan) dengan membeli saham perusahaan berkualitas dan menahan dalam waktu lama.

10 Tips Investasi Saham

1. Mulai dengan Memahami Perusahaan yang Kamu Beli

Ini adalah kesalahan terbesar pemula: membeli saham tanpa tahu bisnis perusahaannya seperti apa. Tips memilih saham yang bagus dimulai dari memahami bisnis perusahaan tersebut.

Sebelum membeli saham, tanya diri kamu:

  • Apa bisnis utama perusahaan ini?
  • Apakah produk/jasanya masih akan dibutuhkan 10 tahun lagi?
  • Bagaimana posisi perusahaan dibanding kompetitor?
  • Apakah perusahaan untung atau rugi 3 tahun terakhir?

Contoh konkret: PT Telkom Indonesia (TLKM). Bisnisnya telekomunikasi, dari telepon rumah, internet, sampai data center. Orang pasti butuh internet kan? Posisinya juga dominan di Indonesia. Dari laporan keuangan, keuntungannya stabil bahkan cenderung naik. Nah, ini contoh perusahaan yang “masuk akal” untuk investasi jangka panjang.

2. Jangan Taruh Semua Telur dalam Satu Keranjang

Prinsip diversifikasi ini penting banget tapi sering diabaikan pemula. Jangan sampai 100% uang kamu di satu saham saja. Kenapa? Kalau saham itu turun drastis, semua uang kamu ikut amblas.

Cara mudah diversifikasi untuk pemula:

  • 40-50%: Saham perbankan (BBCA, BBRI, BMRI)
  • 30-40%: Saham consumer goods (UNVR, ICBP, INDF)
  • 10-20%: Saham infrastruktur/telekomunikasi (TLKM, JSMR)

Mengapa pilih sektor ini? Karena bisnis mereka relatif stabil dan mudah dipahami. Bank butuh nasabah, consumer goods butuh pembeli, infrastruktur dibutuhkan negara.

3. Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu Investasi

Tips investasi jangka panjang yang paling penting adalah clarity of purpose. Kamu investasi saham untuk apa? Ini akan menentukan strategi yang tepat.

Contoh tujuan investasi:

  • Dana pensiun (20-30 tahun lagi): Bisa lebih agresif, fokus growth stocks
  • Dana pendidikan anak (10-15 tahun): Balanced, kombinasi blue chip dan growth
  • Beli rumah (5-7 tahun): Konservatif, fokus dividend stocks dan blue chip

Mengapa jangka waktu penting? Karena saham itu volatile jangka pendek tapi cenderung naik jangka panjang. Data historis IHSG 20 tahun terakhir menunjukkan, meski sempat turun drastis saat krisis 2008 dan 2020, dalam jangka panjang tetap trend naik.

4. Gunakan Uang Dingin, Bukan Uang Panas

Ini prinsip emas investasi: jangan pernah investasi pakai uang yang kamu butuhkan dalam 2-3 tahun ke depan. Kenapa? Karena harga saham bisa turun dan butuh waktu untuk recovery.

Urutan prioritas keuangan:

  1. Emergency fund: 6-12 bulan pengeluaran di deposito/tabungan
  2. Asuransi: Kesehatan dan jiwa (kalau punya tanggungan)
  3. Utang konsumtif: Lunasin dulu utang kartu kredit/KTA
  4. Baru investasi: Maksimal 20-30% dari penghasilan bulanan

Contoh: Gaji kamu Rp10 juta, pengeluaran Rp7 juta. Sisanya Rp3 juta bisa dialokasikan Rp1-2 juta untuk investasi saham, sisanya tabungan dan dana darurat.

5. Pelajari Cara Baca Laporan Keuangan Sederhana

Jangan panik dulu! Kamu nggak perlu jadi akuntan untuk baca laporan keuangan. Cukup pahami 3 angka penting:

  • Revenue (Pendapatan) Ini total uang yang masuk ke perusahaan dari jualan produk/jasa. Lihat trennya 3-5 tahun terakhir. Kalau cenderung naik, good sign. Kalau turun terus, hati-hati.
  • Net Income (Laba Bersih) Ini keuntungan bersih perusahaan setelah dikurangi semua biaya. Yang penting: konsisten untung atau nggak. Kalau rugi terus, jangan beli sahamnya.
  • Debt to Equity Ratio Ini perbandingan utang dengan modal sendiri. Kalau lebih dari 1, artinya utangnya lebih besar dari modal. Hati-hati dengan perusahaan yang utangnya terlalu banyak.

Contoh cara bacanya: Laporan keuangan UNVR menunjukkan revenue naik dari Rp40 triliun (2019) jadi Rp45 triliun (2022). Net income juga stabil di kisaran Rp7-8 triliun per tahun. Debt to equity rendah (sekitar 0.3). Artinya perusahaan sehat finansialnya.

6. Manfaatkan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

DCA adalah strategi beli saham dengan jumlah uang yang sama secara rutin, tidak peduli harga saham lagi naik atau turun. Ini strategi paling cocok untuk pemula karena simple dan mengurangi risiko timing market.

Contoh DCA:

  • Setiap tanggal 1, kamu beli saham BBCA senilai Rp1 juta
  • Bulan 1: Harga Rp8.000/lembar, dapat 125 lembar
  • Bulan 2: Harga Rp10.000/lembar, dapat 100 lembar
  • Bulan 3: Harga Rp7.500/lembar, dapat 133 lembar

Total 12 bulan: Rp12 juta, dapat sekitar 1.400 lembar dengan harga rata-rata sekitar Rp8.500/lembar. Meski harga naik-turun, harga rata-rata pembelian kamu lebih stabil.

7. Tetapkan Aturan Stop Loss dan Take Profit

Stop loss adalah batasan kerugian maksimal yang kamu bisa terima. Take profit adalah target keuntungan kapan kamu akan jual saham.

Aturan sederhana untuk pemula:

  • Stop loss: 15-20% dari harga beli
  • Take profit: 30-50% dari harga beli (untuk saham individual)
  • Holding: Untuk blue chip berkualitas, bisa hold lebih lama

Contoh: Kamu beli saham BBRI di harga Rp4.000. Stop loss di Rp3.200 (turun 20%). Take profit di Rp5.200 (naik 30%). Kalau saham turun sampai Rp3.200, jual untuk cut loss. Kalau naik sampai Rp5.200, jual sebagian untuk realisasi profit.

Tapi ingat, untuk saham blue chip berkualitas tinggi, kadang lebih baik hold jangka panjang meski sempat turun. Contoh: BBCA sempat turun dari Rp30.000 ke Rp20.000 saat pandemi 2020, tapi sekarang sudah balik lagi bahkan lebih tinggi.

8. Pilih Platform Trading yang Tepercaya dan User-Friendly

Belajar saham untuk pemula juga harus dimulai dari memilih platform atau aplikasi trading yang tepat. Jangan sampai tertipu investasi bodong.

Kriteria platform yang aman:

  • Terdaftar OJK: Cek di website OJK apakah sekuritas tersebut berizin resmi
  • Fee reasonable: Jangan yang terlalu mahal (maksimal 0.3% per transaksi)
  • User interface mudah: Penting untuk pemula biar nggak bingung
  • Customer service: Harus ada layanan bantuan kalau ada masalah

Jika kamu mencari platform yang mudah digunakan dan dapat diandalkan, Ajaib adalah pilihan yang sangat tepat. Ajaib sudah terdaftar di OJK, memiliki biaya transaksi yang kompetitif, cocok untuk pemula yang baru mulai berinvestasi. Selain itu, Ajaib juga menawarkan layanan customer service yang siap membantu kapan saja, menjadikannya pilihan yang tepat untuk memulai perjalanan investasi kamu.

9. Belajar dari Kesalahan dan Terus Upgrade Ilmu

Investasi saham adalah marathon, bukan sprint. Kamu pasti akan bikin kesalahan di awal, dan itu normal. Yang penting adalah belajar dari kesalahan dan terus improve.

Kesalahan umum pemula dan cara mengatasinya:

  • FOMO (Fear of Missing Out) Melihat saham naik drastis, langsung beli tanpa analisis. Solusi: Stick to plan, jangan emosional.
  • Panic Selling Saat market turun, langsung jual semua saham karena panik. Solusi: Ingat tujuan jangka panjang, lihat fundamental perusahaan.
  • Overconfidence Setelah untung beberapa kali, merasa jadi expert dan mulai spekulasi. Solusi: Tetap humble dan stick to strategy.

10. Konsisten dan Sabar adalah Kunci Utama

Ini adalah tip paling penting tapi paling sulit dilakukan: konsistensi dan kesabaran. Wealth building melalui saham butuh waktu bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan.

Data historis menunjukkan:

  • Warren Buffett mulai investasi usia 11 tahun, jadi billionaire usia 50-an
  • Investor yang hold saham blue chip 10 tahun ke atas rata-rata profit
  • Compound effect baru terasa setelah 5-7 tahun investasi konsisten

Kunci sukses jangka panjang:

  • Investasi rutin setiap bulan (DCA)
  • Reinvest dividen yang didapat
  • Nggak terpengaruh noise market jangka pendek
  • Review portfolio 6 bulan sekali, bukan setiap hari

Kesalahan Fatal yang Harus Dihindari Pemula

1. FOMO dan Ikut-ikutan Hype

Kesalahan investasi saham paling mahal adalah membeli karena FOMO atau ikut-ikutan tips dari media sosial. Banyak pemula yang rugi besar karena beli saham “gorengan” atau penny stocks tanpa analisis.

Cara mengatasinya:

  • Selalu DYOR (Do Your Own Research) sebelum beli
  • Nggak terpengaruh tips “saham panas” dari grup WhatsApp
  • Fokus pada fundamental perusahaan, bukan hype
  • Kalau nggak paham bisnisnya, jangan beli sahamnya

2. Nggak Punya Strategi Exit

Banyak investor pemula yang nggak tahu kapan harus jual saham. Akibatnya, saat untung nggak dijual (karena berharap naik lagi), saat rugi juga nggak dijual (berharap balik modal).

Solusi praktis:

  • Tentukan target profit dan stop loss sebelum beli
  • Untuk blue chip: bisa hold jangka panjang
  • Untuk saham spekulatif: strict dengan stop loss
  • Jual bertahap saat profit (misalnya jual 30% saat naik 50%)

3. Menggunakan Uang Pinjaman untuk Investasi

Ini adalah dosa terbesar dalam investasi: pakai uang pinjaman atau utang untuk beli saham. Risikonya double: kalau rugi, kamu tetap harus bayar utang plus bunganya.

Kenapa berbahaya:

  • Tekanan psikologis tinggi karena harus bayar cicilan
  • Terpaksa jual saat rugi karena butuh uang bayar utang
  • Bunga pinjaman (12-18% per tahun) lebih tinggi dari return saham rata-rata

Prinsip emas: Investasi hanya pakai uang dingin yang nggak kamu butuhkan minimal 3-5 tahun ke depan.

Tabel Panduan Investasi Berdasarkan Profil

Tipe InvestorAlokasi SahamJenis Saham RekomendasiTarget ReturnCocok untuk
Pemula Konservatif20-30%Blue chip, dividend stocks8-12%/tahunUsia 40+, risk averse
Pemula Moderate40-50%Mix blue chip + growth12-18%/tahunUsia 30-40, balanced
Pemula Agresif60-70%Growth stocks, small cap18-25%/tahunUsia 20-30, risk taker

Rekomendasi Sumber Belajar untuk Pemula

  • Buku Investasi yang Mudah Dipahami
  • Channel YouTube dan Podcast Edukatif
  • Platform Belajar Online

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya, 10 tips di atas dapat membantu investor pemula memulai journey investasi saham dengan lebih terarah dan minim risiko. Yang terpenting adalah memulai dengan edukasi yang cukup, modal sesuai kemampuan, dan mindset jangka panjang.

Banyak investor yang akhirnya terjebak dalam investasi bodong karena tergiur keuntungan yang besar dalam jangka pendek. Padahal, apapun investasinya kamu tetap butuh waktu untuk mendapatkan keuntungan. Jadi, ketika kamu memutuskan untuk mulai berinvestasi, pastikan kamu memulai investasi lewat platform tepercaya.

Salah satu platform investasi saham tepercaya yang dapat membantu kamu memulai investasi di pasar saham adalah aplikasi Ajaib. Di Ajaib, kamu bisa memulai investasi saham, kapan dan di mana saja, serta bisa dilakukan secara online. Hanya dengan modal mulai dari Rp100 ribu, kamu sudah bisa berinvestasi saham di Ajaib.

Google Play StoreApple App Store

Artikel Populer

Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi

Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!

10 Tips Investasi Saham yang Aman dan Cuan! - Ajaib