S&P 500 Kembali ATH, Buy or Bye?
Sarifa•October 27, 2025

Pasar saham AS bergerak menguat pada perdagangan 1 minggu terakhir (20/10-24/10), dimana indeks AS ditutup menguat. Pasar saham AS akhirnya mencatatkan ATH lagi dengan indeks S&P 500 ditutup pada level 6,791.69, setelah sebelumnya pernah mencapai ATH di tanggal 8 Oktober lalu. Sentimen positif didorong oleh CPI yang ternyata dibawah ekspektasi pada bulan September lalu, setelah datanya ditunda selama 2 minggu. Selain itu, pertemuan Xi dan Trump pekan ini juga menjadi sentimen positif karena harapan investor untuk de-eskalasi perang dagang. Earnings perusahaan AS yang hampir semuanya di atas ekspektasi pasar juga turut mendorong sentimen positif pada pekan lalu.
Performa Indeks Bursa AS 1W
| S&P 500 | Dow Jones Industrial Average | NASDAQ Composite |
| +1.52% | +1.93% | +1.58% |
Top Gainer 1W
| ISRG | +25.01% |
| HAL | +22.21% |
| GM | +20.67% |
| F | +17.89% |
| LVS | +17.29% |
Berita Ekonomi & Industri
CPI AS Naik 3.0% Bulan September, Dibawah Ekspektasi! Secara tahunan, indeks harga konsumen meningkat 3.0% YoY, sedikit lebih tinggi dari laju 2.9% di bulan sebelumnya. Core CPI juga terpantau di 3.0% YoY, lebih rendah dari ekspektasi. Kenaikan terbesar berasal dari harga bensin yang melonjak 4.1%, mendorong indeks energi naik 1.5%, sementara harga makanan hanya naik 0.2%, terdiri dari kenaikan 0.3% pada makanan di rumah dan 0.1% pada makanan di luar rumah. Inflasi inti (tanpa makanan dan energi) meningkat 0.2%, lebih lambat dari dua bulan sebelumnya yang naik 0.3%, dengan kenaikan terlihat pada sektor shelter, tiket pesawat, rekreasi, dan apparel, sementara asuransi kendaraan, mobil bekas, dan komunikasi justru menurun. Secara keseluruhan, data ini menunjukkan inflasi AS tetap terkendali, memberi ruang bagi The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang lebih longgar menjelang akhir tahun.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu di Korea Selatan menjelang pertemuan APEC akhir bulan ini, dengan fokus pada isu perdagangan, ekspor mineral kritikal, dan teknologi strategis seperti rare earths. Beijing baru-baru ini memperketat kontrol ekspor atas mineral dan magnet permanen berbasis bahan baku China untuk alasan keamanan nasional, langkah yang dipandang sebagai upaya memperkuat posisi tawar dalam negosiasi dengan Washington. Sebagai respons, AS menyiapkan tarif hingga 100% terhadap berbagai produk impor asal China dan mempercepat strategi diversifikasi rantai pasok global. Pertemuan ini dinilai krusial karena dapat membuka peluang de-eskalasi dalam ketegangan dagang dan teknologi yang selama ini menekan sektor otomotif, elektronik, dan pertahanan di seluruh dunia.
Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menambah tarif 10% terhadap Kanada setelah sebuah iklan dari pemerintah provinsi Ontario yang dipimpin Doug Ford memicu kemarahan Gedung Putih. Iklan tersebut menampilkan kutipan dari mantan Presiden Ronald Reagan yang dianggap Trump menyesatkan dan “FAKE”, terutama karena terkait sengketa tarif yang masih diproses di Mahkamah Agung AS. Ketegangan ini memperburuk hubungan ekonomi antara kedua negara, yang sebelumnya sudah tegang akibat tarif hingga 35% terhadap ekspor utama Kanada seperti baja, aluminium, otomotif, dan kayu. Meskipun Ottawa telah mencabut sebagian tarif balasan, negosiasi terkait sektor logam dan otomotif masih buntu, menandakan hubungan dagang AS–Kanada kini berada di titik paling rapuh dalam beberapa tahun terakhir.
Krisis shutdown pemerintah AS yang telah berlangsung lebih dari tiga minggu kini menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir setelah penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyebut negosiasi antara Presiden Trump dan Kongres mulai mengarah pada titik temu. Pemerintah juga tengah mencari cara untuk membayar gaji pengontrol lalu lintas udara di tengah kekosongan anggaran, sementara pengadilan federal memblokir sementara rencana PHK terhadap lebih dari 4,100 pegawai federal. Kondisi ini memicu kekhawatiran ekonomi karena sejumlah layanan publik terhenti dan kepercayaan konsumen menurun. Dampaknya, ketidakpastian politik dan ekonomi akibat shutdown ini berpotensi selesai sehingga memberikan sentimen positif ke pasar saham.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menandatangani perjanjian kerangka kerja senilai US$8.5 miliar untuk pengembangan mineral kritikal dan rare earths, dengan masing-masing negara berkomitmen menyuntikkan sekitar US$1.0 miliar dalam 6 bulan ke depan. Kesepakatan ini menargetkan eksploitasi cadangan mineral bernilai hingga US$53.0 miliar, disertai dukungan pembiayaan US$2.2 miliar dari lembaga keuangan AS bagi tujuh perusahaan Australia yang bergerak di sektor pertambangan. Langkah ini bertujuan mengurangi dominasi China dalam rantai pasokan mineral strategis untuk industri teknologi, pertahanan, dan kendaraan listrik, sekaligus memperkuat aliansi ekonomi dan keamanan Indo-Pasifik antara AS dan Australia.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memberlakukan sanksi besar terhadap dua raksasa energi Rusia, Rosneft dan Lukoil, dalam langkah terbaru untuk menekan pendanaan perang Moskow di Ukraina. Departemen Keuangan AS membekukan seluruh aset kedua perusahaan di wilayah AS senilai lebih dari US$15.0 miliar dan melarang semua entitas AS maupun mitra internasional melakukan transaksi, ekspor, atau investasi yang berkaitan dengan mereka. Rosneft, yang mengekspor lebih dari 3.5 juta barel per hari, dan Lukoil, dengan produksi sekitar 1.6 juta barel per hari, diperkirakan akan kehilangan akses ke pasar minyak global senilai lebih dari US$200 miliar per tahun. Harga minyak Brent naik 5% akibat dari sanksi tersebut.
Berita Emiten
AAPL – Apple Inc. ($AAPL) mencatat lonjakan penjualan kuat untuk iPhone 17 di pasar utama AS dan China, dengan pertumbuhan sekitar 14% dibanding model sebelumnya hanya dalam 10 hari pertama peluncuran. Di China, penjualan model 17 dasar hampir dua kali lipat, sementara di AS permintaan untuk varian Pro Max meningkat tajam. Kinerja ini didorong oleh chip baru yang lebih cepat, layar dengan refresh rate lebih tinggi, kapasitas penyimpanan lebih besar, dan kamera depan yang lebih canggih. Respons positif ini memperkuat posisi Apple di segmen premium dan mendorong sahamnya ke level baru, karena investor melihat iPhone 17 sebagai bukti bahwa Apple masih mampu memimpin tren konsumsi teknologi global di tengah ketidakpastian ekonomi.
GM – General Motors ($GM) mencatat pendapatan US$48.6 miliar pada 3Q25, sedikit turun dari tahun lalu namun masih melampaui ekspektasi pasar. Laba bersih tercatat US$1.3 miliar, atau setara US$2.80 per saham, jauh di atas perkiraan analis di sekitar US$2.30 per saham. GM juga menanggung biaya khusus sebesar US$1.6 miliar terkait strategi ekspansi kendaraan listrik (EV) dan memangkas proyeksi dampak tarif AS menjadi US$3.5–4.5 miliar dari sebelumnya US$4.0–5.0 miliar. Seiring prospek tarif yang membaik, perusahaan menaikkan panduan laba setahun penuh menjadi US$9.75–10.50 per saham dan mempercepat investasi produksi domestik senilai US$4.0 miliar, mencerminkan optimisme terhadap profitabilitas jangka panjang meskipun permintaan EV masih melambat.
CB – Chubb Limited ($CB) melaporkan kinerja solid pada 3Q25 dengan laba bersih mencapai US$2.8 miliar atau US$6.99 per saham, naik 22.6% year-on-year, didorong oleh pertumbuhan underwriting dan hasil investasi yang kuat. Laba operasional tercatat US$3.0 miliar, setara US$7.49 per saham, meningkat 30.9% secara tahunan dan menjadi rekor tertinggi perusahaan. Total premi bersih tertulis mencapai US$14.9 miliar, tumbuh 7.5% year-on-year, dengan bisnis properti komersial dan asuransi internasional menjadi kontributor utama. Rasio gabungan segmen Properti & Kecelakaan (P&C) membaik menjadi 81.8% dari 87.4% tahun lalu, menandakan profitabilitas underwriting yang semakin efisien.
TSLA – Tesla ($TSLA) melaporkan pendapatan US$28.1 miliar pada 3Q25, naik sekitar 12% dari tahun sebelumnya, namun laba bersih turun signifikan menjadi US$1.4 miliar atau US$0.50 per saham, merosot sekitar 37% year-on-year. Pengiriman kendaraan mencapai rekor 497,099 unit pada kuartal tersebut, didorong oleh lonjakan pembelian menjelang berakhirnya insentif pajak kendaraan listrik AS senilai US$7,500. Meski volume penjualan meningkat, GPM menurun ke sekitar 18%, menunjukkan tekanan pada profitabilitas di tengah persaingan harga yang ketat. Tesla memperingatkan potensi pelemahan permintaan setelah insentif berakhir, namun CEO Elon Musk menegaskan fokus perusahaan kini bergeser ke pengembangan layanan AI, robotaxi, dan robot humanoid untuk memperluas sumber pendapatan di luar bisnis otomotif tradisional.
INTC – Intel Corporation (INTC) melaporkan kinerja kuartal ketiga 2025 yang mengungguli ekspektasi, dengan pendapatan sebesar US$13.7 miliar, tumbuh sekitar 3% secara tahunan, dan laba bersih mencapai sekitar US$4.1 miliar. Angka laba per saham yang disesuaikan mencapai US$0.23, jauh di atas perkiraan analis sekitar US$0.01. Margin kotor diperbaiki menjadi 40%, naik signifikan dibanding periode sama tahun lalu. Permintaan untuk produk berbasis AI dan pembaruan PC menjadi pendorong utama pertumbuhan, terutama melalui segmen Client Computing dan Data Center & AI. Meskipun demikian, bisnis foundry (produksi untuk pihak ketiga) masih mencatat kerugian dan perusahaan memberikan guidance yang hati-hati untuk Q4: pendapatan diproyeksikan antara US$12.8 hingga US$13.8 miliar, sementara laba per saham diperkirakan sebesar US$0.08.
NEM – Newmont Corporation ($NEM) membukukan kinerja solid pada 3Q25 dengan laba bersih disesuaikan mencapai US$1.71 per saham, melampaui ekspektasi pasar di sekitar US$1.44 per saham, sementara pendapatan naik menjadi US$5.52 miliar, juga di atas perkiraan US$5.19 miliar. Produksi emas tercatat sekitar 1.42 juta ounce, sedikit turun dari tahun lalu, namun harga jual rata-rata melonjak ke US$3,539 per ounce, membantu menekan biaya produksi berkelanjutan (AISC) ke US$1,566 per ounce. Perusahaan juga mencatat free cash flow sebesar US$1.6 miliar, menandai kuartal keempat berturut-turut di atas US$1 miliar. Meskipun hasil kuartal ini kuat, manajemen memperkirakan arus kas akan sedikit menurun di 4Q25 akibat peningkatan belanja modal untuk proyek pengolahan air dan pembayaran pesangon yang tertunda.
Artikel ini dianalisis dan ditulis oleh Financial Expert Ajaib, Alvin T. Murthi
Baca juga: Cara Memulai Investasi US Stock di Ajaib Alpha
Disclaimer: Transaksi US Stocks mengandung risiko dan berpotensi menyebabkan kerugian. Kinerja suatu produk investasi saat ini atau di masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa datang. Informasi yang terkandung dalam tulisan/artikel ini merupakan opini yang disiapkan melalui proses riset pasar dan analisis internal perusahaan. Anda tetap berkewajiban untuk menganalisis setiap produk investasi untuk memastikan setiap keputusan investasi dan keputusan untuk menjual dan/atau membeli produk investasi adalah berdasarkan pertimbangan dan keputusan anda sendiri. Tulisan/artikel ini bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerugian maupun keuntungan yang timbul dari pengambilan keputusan transaksi.
Tags :
#Saham ASArtikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!