Kinerja Keuangan MBMA Terkoreksi, Berikut Rencananya
Sarifa•September 29, 2025

Sebagai investor, memahami kinerja keuangan MBMA 2025 penting untuk melihat prospeknya ke depan. Di semester I tahun 2025, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menghadapi tantangan dengan pendapatan dan laba yang terkoreksi. Namun, di balik angka yang turun, perusahaan punya strategi dan proyek jangka panjang yang patut kamu simak. Artikel ini akan membedah hasil kinerjanya, penyebab, dan rencana mereka ke depan.
Memahami angka kinerja keuangan MBMA
Selama enam bulan pertama 2025 (periode yang berakhir pada 30 Juni 2025), kinerja keuangan MBMA memang menunjukkan beberapa penurunan. Berikut adalah ringkasan datanya yang bisa kamu lihat :
Pendapatan perusahaan terutama masih ditopang oleh penjualan produk turunan nikel, seperti Nickel Pig Iron (NPI) yang menyumbang US$381,28 juta, serta nikel matte dan bijih nikel limonit.
Di sisi lain, kas dan setara kas perusahaan tercatat turun hampir 9% menjadi US$222,48 juta. Namun, arus kas dari aktivitas operasi justru menunjukkan tren positif dengan masuk sebesar US$15,46 juta, meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya US$3,95 juta. Ini adalah sinyal baik yang menunjukkan kemampuan inti perusahaan dalam menghasilkan kas.
Mengapa kinerja keuangan MBMA terkoreksi?
Penurunan pendapatan dan laba ini bukan tanpa alasan. Manajemen MBMA melalui Presiden Direktur Teddy Oetomo menjelaskan bahwa kinerja keuangan MBMA terkoreksi terutama karena adanya pemeliharaan terjadwal (maintenance) pada smelter mereka sepanjang kuartal II-2025.
Pemeliharaan ini menyebabkan produksi Nickel Pig Iron (NPI) dari smelter RKEF mereka turun 23% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 33.045 ton. Meski memberi dampak jangka pendek, aktivitas maintenance ini crucial untuk meningkatkan keselamatan, efisiensi operasional, dan fondasi pengurangan biaya di masa depan.
MBMA juga secara strategis mengurangi produksi High Grade Nickel Matte (HGNM) untuk mengelola volatilitas margin, mengingat kondisi pasar yang kurang menguntungkan, dan lebih memprioritaskan operasi NPI.
Ada titik terang: produksi tambang justru melesat
Di balik tekanan pada segi manufaktur, lini usaha pertambangan justru menunjukkan kinerja gemilang. Produksi bijih nikel dari tambang SCM melonjak masif sebesar 78% menjadi 6,9 juta wet metric tonnes (wmt).
Lonjakan ini adalah buah dari investasi MBMA dalam peningkatan kapasitas penambangan dan infrastruktur selama 12-18 bulan terakhir, yang menciptakan operasi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Pencapaian ini juga yang mendorong pendapatan segmen pertambangan tumbuh 38,9%.
Rencana strategis MBMA ke depan
Lalu, apa yang akan MBMA lakukan untuk memulihkan kinerjanya? Perusahaan tidak diam saja. Mereka aktif menggarap beberapa proyek strategis yang bertujuan mengubah lanskap bisnisnya di masa depan.
Ekspansi Proyek HPAL
MBMA sedang membangun fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) yang lebih modern dan terintegrasi dengan mitra global. Proyek ini penting karena menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), bahan baku kritis untuk baterai kendaraan listrik.
- PT ESG New Energy Material: Pabrik HPAL dengan kapasitas 30.000 ton nikel per tahun. Train A telah beroperasi dan menjual 9.465 ton nikel dalam MHP di semester I-2025, sementara Train B mulai berproduksi di akhir kuartal II-2025.
- PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC): Pabrik HPAL yang lebih besar dengan kapasitas 90.000 ton nikel per tahun. Konstruksinya telah mencapai 29% dan menargetkan komisioning Train pertama pada pertengahan 2026.
Pengembangan Proyek Acid Iron Metal (AIM)
Proyek strategis lainnya adalah fasilitas Acid Iron Metal (AIM) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Fasilitas ini mendiversifikasi portofolio produk MBMA dengan memproduksi asam, logam klorida, dan katoda tembaga. Pabrik pirit dan asam dilaporkan telah beroperasi penuh, dengan dua pabrik lainnya ditargetkan berproduksi penuh pada akhir tahun ini.
Apa artinya bagimu sebagai investor?
Bagi investor, terutama yang baru mulai, penurunan dalam laporan keuangan bisa menimbulkan kekhawatiran, namun konteks yang lebih luas perlu dipertimbangkan:
- Kinerja jangka pendek vs. strategi jangka panjang: Penurunan pendapatan dan laba MBMA di semester I-2025 sebagian besar bersifat sementara akibat pemeliharaan. Justru, aktivitas ini diperlukan untuk kesehatan operasional jangka panjang dan efisiensi biaya, yang terbukti dengan turunnya biaya tunai produksi NPI di bawah US$10.000 per ton untuk pertama kalinya.
- Fondasi yang kuat di pertambangan: Lonjakan produksi bijih nikel hingga 78% menunjukkan bahwa tulang punggung usaha mereka di tambang sangat sehat dan siap mendukung pasokan untuk smelter-smelter barunya.
- Bersiap untuk masa depan: Komitmen MBMA pada proyek HPAL dan AIM menempatkan mereka pada posisi yang strategis dalam peta industri baterai kendaraan listrik global, yang prospeknya masih sangat cerah.
Membaca kinerja keuangan MBMA 2025 mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada angka laba-rugi kuartalan, tetapi juga pada progres strategis perusahaan, kekuatan operasional, dan visi jangka panjangnya. Seperti kata Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, perusahaan sangat optimis bahwa pertumbuhan produksi bijih nikel dan kemajuan proyek-proyek strategisnya akan membawa transformasi besar bagi saham MBMA.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Membeli dan Menjual Saham di Ajaib
Mulai Investasi Saham Dividen Terbaik di Ajaib!
Ajaib adalah aplikasi investasi all-in-one, mulai dari Saham Indonesia, reksadana, obligasi, kripto, hingga saham Amerika. Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di beragam instrumen di Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Sudah berizin dan diawasi OJK & BAPPEBTI.
Artikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!