Ekonomi

Mengenal Amortisasi dan Depresiasi, Apa Bedanya?

Mengenal Amortisasi dan Depresiasi, Apa Bedanya

Ajaib.co.id – Pada ranah akuntansi, dikenal istilah amortisasi dan depresiasi. Amortisasi dan depresiasi memiliki sejumlah perbedaan. Apa saja perbedaan keduanya?

Pengertian aktiva

Sebelum menyimak perbedaan antara amortisasi dan depresiasi, ada baiknya memahami aktiva terlebih dahulu. Hal ini penting karena perbedaan antara amortisasi dan depresiasi tergantung pada jenis aktivanya. 

Secara sederhana, aktiva pada akuntansi adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh individu maupun perusahaan. Aktiva bisa diukur menggunakan satuan mata uang. Aktiva lebih akrab dikenal dengan sebutan aset.

Aktiva bisa dikelompokkan menjadi dua berdasarkan wujudnya, yakni 

Aktiva berwujud

Aktiva berwujud atau aktiva tetap memiliki bentuk fisik yang dapat diamati. Tanah, bangunan, kendaraan, furnitur dan sebagainya termasuk ke dalam aktiva ini. 

Aktiva tidak berwujud 

Dikenal juga sebagai aktiva tetap tidak berwujud, aktiva ini tidak mempunyai bentuk fisik. Aktiva tidak berwujud memiliki semacam hak istimewa yang melekat dan memiliki nilai tertentu. Hak paten, hak cipta, merek dagang, hak sewa, dan franchise adalah beberapa contoh aktiva tidak berwujud.

Baca Juga: Apa Itu Digitalisasi Bisnis? Ini Pengertian dan Langkah-langkahnya

Pengertian amortisasi

Setelah memahami aktiva, kini mari kita bahas amortisasi dan depresiasi. Amortisasi adalah praktik akuntansi yang merujuk pada penyusutan nilai aset tetap tidak berwujud selama periode tertentu (masa ekonomisnya) tanpa adanya nilai residu.

Amortisasi juga bisa diartikan sebagai cara pembayaran hutang secara bertahap dalam jangka waktu tertentu, misalnya pembayaran bulanan atas cicilan kendaraan, pinjaman KPR dan sebagainya.

Pengertian depresiasi

Berbeda dengan amortisasi, depresiasi adalah praktik akuntansi yang merujuk pada pengalokasian biaya penyusutan terhadap aktiva berwujud selama periode tertentu.

Tidak seperti aset tidak berwujud, aset berwujud tetap bisa memiliki nilai ketika bisnis tidak berjalan. Oleh sebab itu, penyusutan dihitung dengan mengurangkan nilai sisa atau nilai jual kembali aset dari biaya awalnya. Selisihnya disusutkan secara merata selama tahun-tahun perkiraan umur aset.

Baca Juga: Konsep dan Manfaat Menghitung Pendapatan Netto

Contoh Amortisasi dan Depresiasi

Contoh depresiasi dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini. Sebuah perusahaan, misalnya, membeli atau membangun gedung perkantoran. Gedung tersebut digunakan selama bertahun-tahun. Perusahaan yang sama kemudian pindah ke gedung baru yang lebih besar di lokasi lain. Gedung kantor lama mungkin agak kumuh, tetapi masih memiliki nilai. 

Sekarang, mari kita lihat contoh amortisasi. Sebuah perusahaan memiliki hutang sebesar Rp1 miliar. Hutang tersebut dibayar dengan cara mencicilnya tiap tahun sebesar Rp75 juta. Jadi, perusahaan tersebut telah mengamortiasi pinjaman sebanyak Rp75 juta setiap tahunnya.

Cara Menghitung Amortisasi dan Depresiasi

Ada tiga komponen utama saat menghitung depresiasi. Ketiga komponen itu adalah harga perolehan, taksiran umur ekonomis, dan taksiran nilai residu. 

Ilustrasi perhitungan depresiasi bisa dilihat sebagai berikut. Perusahaan A membeli satu unit kendaraan operasional sebesar Rp205 juta. Kendaraan itu dijual 20 tahun kemudian. Adapun taksiran nilai residu kendaraan dengan jenis yang sama adalah Rp5 juta. Dengan demikian, besarnya depresiasi kendaraan itu adalah:

= (Harga perolehan – Taksiran nilai residu) : Taksiran umur ekonomis

= (Rp205.000.000 – Rp5.000.000) : 20

= Rp200.000.000 : 20

= Rp10.000.000

Ilustrasi di atas merupakan perhitungan menggunakan metode garis lurus. Perhitungan depresiasi sendiri bisa dilakukan dengan berbagai metode. Metode garis lurus terbilang paling sederhana. Kelemahan metode ini adalah anggapan bahwa kegunaan ekonomi aktiva setiap tahunnya adalah sama.

Sekarang, giliran cara menghitung amortisasi. Perusahaan B berhasil mendapatkan hak paten atas penciptaan sebuah aplikasi. Besaran harga perolehan paten tersebut ialah sebesar Rp300 juta. Nilai tersebut akan susut dalam jangka waktu 10 tahun. Jadi, besarnya amortisasi hak paten per tahun adalah = Rp300.000.000 : 10 =Rp30.000.000.

Perhitungan amortisasi akan lebih rumit jika melibatkan pinjaman dan bunga. Bila terdapat variabel-variabel seperti itu, maka perhitungan amortisasi dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yakni 

1. Menghitung amortisasi pinjaman pada bulan pertama

Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan data. Data ini diperlukan agar bisa menghitung amortisasi pertama. Sejumlah informasi yang diperlukan antara lain tenor pinjaman, suku bunga, dan pokok pinjaman.

2. Menyiapkan kertas kerja

Tahapan kedua adalah menyiapkan kertas kerja atau program komputer tertentu untuk menghitung amortisasi. Kertas kerja itu bisa berisikan bulan, bunga angsuran pokok, angsuran bunga, jumlah angsuran, dan saldo pinjaman.

3. Menentukan pinjaman pada bulan sebelumnya

Lalu, tahapan selajutnya adalah dengan menentukan pinjaman pada bulan sebelumnya dan juga menghitung jumlah angsuran. Rumus yang bisa digunakan untuk menghitung jumlah angsuran adalah Jumlah Angsuran = P x (i/12) / 1 – (1+(i/12)-t), di mana P adalah pokok pinkaman, i adalah suku bunga, dan t adalah tenor pinjaman.

4. Menghitung angsuran bunga

Menghitung angsuran bunga adalah langkah berikutnya. Rumus menghitung angsuran bunga adalah pokok pinjaman pada bulan sebelumnya dikurang suku bunga dikali 30/360. Dengan menerapkan rumus tersebut pada contoh sebelumnya, maka akan diketahui bahwa angsuran bunga pada bulan pertama adalah  10.000.000 x 6% x (30/360) = 50.000.

5. Mendapatkan informasi terkait angsuran pokok

Tahapan kelima ialah mendapatkan informasi terkait angsuran pokok yang harus dibayar. Lebih mudahnya, angsuran pokok bisa diketahui dengan cara mengurangi jumlah angsuran dengan angsuran bunga. Berdasarkan contoh sebelumnya, maka bisa kita ketahui bahwa angsuran pokonya adalah 860.664 – 50.000 = 810.664.

6. Menghitung saldo pinjaman

Perhitungan saldo pinjaman menjadi tahap terakhir. Cara ini dilakukan dengan mengurangi nilai pokok pinjaman pada bulan sebelumnya dengan jumlah angsuran pokok. Berdasarkan contoh di atas, maka bisa kita ketahui bahwa saldo pinjamannya adalah 10.000.000 – 810.664 = 9.189.336.

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Masa depan kamu tentu akan menjadi lebih terjamin dan aman secara finansial bila kamu berinvestasi, bukan? Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih aman dan terpercaya. Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib Sekuritas sekarang, karena proses pendaftarannya yang mudah dan 100% online, tanpa memerlukan modal yang besar.

Berbagai layanan dan indeks saham juga tersedia dalam rangka mendukung investasimu agar semakin maksimal! Mulai dari saham, reksadana, margin trading, day trading, dan layanan bagi nasabah premium, Ajaib Prime, bisa kamu temukan di aplikasi Ajaib Sekuritas.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Sekuritas sekarang!

Artikel Terkait