Ajaib.co.id – Kita semua tentu mengetahui negara Jepang, bukan? Sebagai salah satu yang negara yang menjajah kita, tentunya tersimpan kenangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Jepang merupakan negara maju di Asia. Bahkan negara sakura ini menempati posisi ketiga di dunia untuk tingkat pertumbuhan ekonominya.
Menilik pertumbuhan ekonomi jepang tersebut, tentu ada kesan menggiurkan bila kerja di Jepang, kan? Hal ini wajar sebab besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi menandakan baiknya lapangan kerja di sana.
Lalu, pikiran kita akan tertuju pada besarnya gaji yang didapatkan Apakah gaji kerja di Jepang besar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Apa saja plus minusnya? Yuk, simak artikel berikut ini:
Budaya Kerja di Jepang
Untuk mencapai posisi ketiga dalam pertumbuhan ekonomi negara sedunia, tentu ada faktor kerja keras dan dedikasi yang tinggi dari masyarakatnya untuk mencapainya.
Jepang merupakan negara yang penduduknya dikenal tidak mudah menyerah dan memiliki etos kerja yang amat tinggi.
Budaya kerja orang Jepang dikenal dengan ‘gila’ kerja yang membuat banyak pekerja disana sanggup untuk bekerja seharian di kantor.
Hal ini bahkan sampai mengacaukan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi karena tidak memiliki waktu akibat sibuk bekerja.
Dampak dari bekerja sangat keras ini menimbulkan fenomena bagi pekerja Jepang yaitu meninggal dunia karena kelelahan bekerja yang disebut karoshi. Para pekerja mengalami kematian secara mendadak karena serangan jantung atau stroke.
Fenomena ‘gila’ kerja ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Jam kerja yang panjang
Pemerintah Jepang telah mengatur mengenai jam kerja dengan mengeluarkan peraturan tentang pembatasan kerja lembur. Aturan tersebut memuat batas maksimal lembur dalam satu bulan adalah 30 jam. Namun, banyak pekerja yang tetap bekerja lembur demi mencapai target kerja.
2. Takut dipecat
Walaupun di Jepang memiliki banyak perusahaan ternama, namun untuk masuk ke dalamnya terasa sangat sulit. Hal ini dikarenakan adanya persaingan yang tinggi.
Sikap para pekerja yang tidak ingin mengecewakan atasan mereka membuat mereka bekerja melebihi kapasitas kemampuan fisik dan berdampak pada gangguan kesehatan yang sangat serius.
Biaya Hidup Yang Tinggi
Jepang tergolong berhasil dalam menyebarluaskan budayanya ke seluruh penjuru dunia baik dalam hal industri otomotif, perbankan, teknologi alat rumah tangga hingga ke dunia hiburan seperti anime.
Keunggulan dalam berbagai sektor tersebut ternyata berbanding terbalik dengan kondisi sumber daya manusia atau tenaga kerja yang cukup mengkhawatirkan.
Turunnya angka pernikahan dan angka kelahiran yang drastis, membuat Jepang kekurangan pekerja usia produktif. Hal ini diperparah dengan banyaknya orang Jepang yang memutuskan untuk tidak memiliki anak atau hanya mempunyai satu sampai dua anak saja.
Hal ini diakibatkan dengan pertimbangan biaya hidup dan pendidikan yang tinggi.
Pada tahun 2020, Jepang dinobatkan sebagai negara ketiga dengan biaya hidup paling mahal di Asia.
Hal ini dibuktikan dengan biaya kehidupan rata-rata orang Jepang per bulan adalah sebesar 309.245 yen atau 41 juta rupiah untuk single dan sebesar 547.493 yen atau sekitar 72,4 juta rupiah untuk yang sudah berkeluarga.
Tingginya biaya hidup di Jepang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
1. Makanan
Untuk biaya konsumsi di Jepang, kamu perlu menyediakan dana sebesar 1,057 yen atau sebesar 140 ribu rupiah. Biaya tersebut hanya untuk sekali makan di kota Tokyo, lho. Biaya tersebut tentu sangat mahal untuk 1 kali makan bila dibandingkan dengan di Indonesia.
2. Tempat tinggal
Tempat tinggal di Jepang umumnya berbentuk rumah susun. Untuk harganya tergantung pada beberapa faktor seperti jarak ke stasiun dan usia bangunan.
Sebagai contoh untuk biaya sewa tempat tinggal selama 1 bulan di Tokyo pada lokasi strategis sebesar 290 ribu yen atau 38 juta rupiah. Sedangkan untuk lokasi yang biasa saja dikenakan biaya sebesar 166 ribu yen atau sebesar 22 juta rupiah.
3. Transportasi
Kebanyakan tempat tinggal di Jepang jarang difasilitasi dengan lahan parkir gratis. Dan biaya parkir per jamnya cukup menguras dompet.
Oleh karena itu, masyarakat Jepang sering menggunakan transportasi umum dengan biaya per bulan sebesar 10.300 yen atau sekitar 1,4 juta rupiah.
4. Kesehatan dan perawatan diri
Untuk perawatan dan biaya kesehatan, di Jepang memang biasanya ditanggung oleh asuransi. Namun biaya kesehatan dan perawatan diri di Jepang memang mahal.
Misalnya harga sebuah pasta gigi rata-rata dihargai 258 yen atau sebesar 34 ribu rupiah. Contoh lainnya obat demam atau antibiotik dihargai sebesar 1,150 yen atau 152 ribu rupiah. Bahkan biaya potong rambut standar mencapai 3,479 yen atau sebesar 460 ribu rupiah.
Besaran Pendapatan di Jepang
Walaupun biaya hidup di Jepang tergolong tinggi, hal ini sebanding dengan besar penghasilan yang didapatkan.
Jepang menerapkan sistem penggajian dengan hitungan jam. Semakin banyak jam kerja yang dijalani, maka semakin besar juga gaji yang didapat.
Mengutip dari situs mhlw.go.jp, rata-rata biaya kerja per jam di Jepang adalah:
- Tokyo: 1,013 yen atau 134 ribu rupiah.
- Osaka: 964 yen atau Rp 127 ribu rupiah.
- Kyoto: 909 yen atau Rp120 ribu rupiah.
Bila kita coba menghitung dengan asumsi delapan jam di wilayah Tokyo, maka penghasilan yang didapatkan selama 1 hari adalah 1.072.000 rupiah. Bila dikali dengan 22 hari kerja maka pendapatan selama sebulan adalah 24 juta rupiah.
Besar gaji ini belum menghitung biaya lembur yang juga sudah menjadi kultur dalam bekerja di Jepang.
Pendapat yang besar memang menggiurkan, tetapi bila disandingkan dengan kerasnya kultur kerja di Jepang, tentu tergantung masing-masing orang untuk menanggapinya. Sebab kemampuan seseorang dalam menghadapi tekanan berbeda-beda.
Nah, ada cara lain mendapatkan keuntungan menggiurkan tapi tanpa tekanan yang berat. Investasilah dengan mengunduh Aplikasi Investasi Ajaib.
Nah, Aplikasi Investasi Ajaib sangat mudah digunakan, praktis dan aman. Dana kamu dikelola oleh manajer investasi yang handal. Nah, tunggu apalagi? Segera miliki akun Ajaib ya.
Sumber: Ingin kerja di Jepang ? yuk cari tahu informasinya, 5 Keuntungan Bekerja di Jepang, dan Perkiraan Biaya Hidup di Jepang, Apasih yang Bikin Mahal?, dengan perubahan seperlunya.