Tensi perang dagang dua negara adigdaya, Amerika Serikat dan China sangat memengaruhi harga emas dunia. Perselisihan mereka membuat grafik harga emas dunia pada penutupan pekan lalu sempat stagnan.
Hingga akhir pekan lalu, emas diperdagangkan di angka 1.519,64 dolar Amerika Serikat per troy ons. Melihat grafik harian tampak harga emas masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah), dan atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan bergerak naik, histogram juga di area positif namun bergerak menurun. Indikator ini masih memberikan gambaran peluang penguatan emas dalam jangka menengah.
Emas Masuk Tren Sideways
Namun, harga emas tetap saja tidak ada matinya. Logam mulia yang satu ini bergerak naik pada perdangan 21 Agustus 2019. Level tertinggi yang dicapai bulan ini 1.534 dolar Amerika Serikat menjadi batas atas (resisten) jika harga emas masuk dalam tren sideways. Setiap kenaikan tentunya akan ada koreksi, dan jika harga bolak balik pada rentang tertentu, maka akan menjadi tren sideways.
Selama tidak menembus ke atas 1.534 dolar Amerika Serikat, maka bisa dipastikan emas sudah masuk tren sideways, dengan potensi terkoreksi turun menuju 1.433 dolar Amerika Serikat. Berlanjutnya tren bullish bagi emas baru terkonfirmasi kembali jika sudah melewati resisten 1.534 dolar Amerika Serikat.
Kemudian, yang menjadi pertanyaan tentunya sentimen fundamental. Diperkirakan akan ada kesepakatan antar dua negara adigdaya tersebut kembali muncul. Terlebih, China sudah tidak lagi mendevaluasi nilai tukar mata uang mereka, yuan, secara signifikan.
Resensi Amerika Serikat Perlahan Hilang
Setelah itu, isu resesi di Amerika Serikat yang pernah muncul pada pekan lalu, juga perlahan hilang setelah yield obligasi dengan jangka waktu dua hingga sepuluh tahun sudah tidak lagi mengalami inversi. Seperti diketahui, inversi merupakan keadaan di mana yield atau imbal hasil obligasi tenor pendek lebih tinggi daripada tenor panjang. Dalam situasi normal, yield obligasi tenor pendek seharusnya lebih rendah.
Inversi juga menunjukkan risiko dalam jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang. Oleh karena itu, inversi kerap dikaitkan dengan pertanda resesi. Namun, hal itu bisa berubah sewaktu-waktu. Sebab utamanya adalah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang memiliki sikap labil, yang akan melakukan pertemuan dengan China terkait negosiasi dagang.
“Sepengetahuan saya, pertemuan pada September masih terjadwal. Namun yang lebih penting dari pertemuan itu, kami (AS dan China) terus berkomunikasi melalui telepon. Pembicaraan kami sangat produktif,” begitu ucapan Trump yang membuat pasar sedikit tenang, dikutip dari Reuters.
Bila Trump mengubah sikapnya seperti dulu, China bisa saja kembali mendevaluasi yuan, dan isu resesi bisa jadi kembali muncul jika isu perang dagang dan perang mata uang kembali memanas, pasar sebenarnya masih penuh ketidakpastian.
Itulah beberapa fakta mengenai tren naiknya harga emas yang ada saat ini. Jadi, sebelum Anda membeli emas, cobalah terlebih dulu melihat grafik harga emas hari ini agar investasimu menjadi lebih matang dan makin untung.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.