Banking

Sejarah Bank Mandiri yang Berawal Dari Program Restrukturisasi

Sumber: bankmandiri.co.id

Ajaib.co.id – Sejarah Bank Mandiri cukup berliku. Berawal dari program restrukturisasi, bank BUMN ini telah menjadi bank BUKU 4.

Bank Mandiri adalah salah satu perusahaan perbankan yang masuk dalam kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 pada 1999. BUKU 4 adalah sebutan bank dengan modal inti di atas Rp30 triliun. 

Pada laporan 2019, total aset perseroan senilai Rp1.318,2 triliun, total ekuitas sebesar Rp209,034 triliun, dan pendapatan senilai Rp61.247 triliun, Bisnis.com (24/01/2020). Dari angka tersebut tak heran jika perseroan menjadi bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposito. Namun jauh sebelum itu, perjalanan Bank Mandiri cukup berliku.

Sejarah Bank Mandiri

Sejarah Bank Mandiri bermula dari program restrukturisasi perbankan pemerintah Indonesia. Program tersebut berkaitan erat terhadap krisis keuangan Asia pada 1997.

Kala itu terjadi krisis kepercayaan masyarakat kepada perbankan nasional. Terlebih pasca pencabutan izin usaha 16 bank pada 1 November 1997 dan kemudian bank-bank tersebut dilikuidasi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pun bergejolak.

Pada Januari 1998, pemerintah memulai program stabilisasi dan reformasi menyeluruh. Tujuan program tersebut di antaranya untuk menjaga sistem pembayaran nasional dari kelumpuhan sekaligus mengembalikan kepercayaan masyarakat. Sehingga pemerintah menandatangani Letter of Intent (LoI) bersama International Monetary Fund (IMF) untuk program stabilisasi yang mencakup restrukturisasi sektor keuangan dan sektor riil.

Pada 2 Oktober 1998 adalah sejarah Bank Mandiri berdiri, hasil dari program restrukturisasi. Direktur pertamanya adalah Muljohardjoko untuk periode Oktober-November 1998. Kemudian bank pemerintah seperti Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) bergabung ke Bank Mandiri pada Juli 1999.

Meski demikian keempat bank tersebut telah beroperasi sejak puluhan tahun. Terutama BDN dan Bank Exim yang sudah ada sejak zaman kolonial. Sedangkan Bapindo muncul pada 1951.

Cikal bakal BDN adalah Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang berdiri pada 1857 di Batavia (Jakarta). Bank milik pemerintah ini khusus memberikan pembiayaan pada sektor industri dan pertambangan.

Asal muasal Bank Exim adalah N.V. Nederlandsche Handels Maatschappij, perusahaan dagang Belanda, yang berdiri 1924 di Hague, Belanda. Dua tahun kemudian perusahaan membuka cabang di Batavia dan mengembangkan kegiatan perbankan pada 1870.

Pada 1960, pemerintah Indonesia menasionalisasikan perusahaan milik pemerintah Belanda. Nama Belanda pun diubah menjadi nama Indonesia. Selain BDN dan Bank Exim, BBD juga hasil nasionalisasi perusahaan Belanda 1959. Dulu bernama Bank Umum Negara.

Pasca Penggabungan Keempat Bank

Pasca penggabungan keempat bank, banyak hal yang harus dikorbankan. Di antaranya pengurangan 8.980 pegawai menutup 194 kantor cabang unit. Disusul dengan penyesuaian budaya kerja yang berjalan sekitar lima hingga tujuh tahun. Bahkan perseroan membentuk tim khusus, Tim Internalisasi Budaya, untuk menyatukan budaya dan sistem kerja, Merdeka.com (26/03/2016).

Awalnya, perseroan memilih sistem Bank Exim sebagai sistem transisi. Namun pada 2003-2004, Bank Mandiri memiliki sistemnya sendiri. Perseroan mewarisi sembilan sistem platform teknologi dari keempat bank. Penggantian platform bertujuan untuk meningkatkan penetrasi pada segmen retail banking. Saat ini, perseroan telah memiliki produk tabungan, pinjaman, kartu kredit, internet banking secara real time, asuransi, investasi, dan masih banyak lagi.

Dikutip dari laman bankmandiri.co.id, 2014 merupakan pencapaian penting bagi perseroan. Pasalnya, pertumbuhan kredit perseroan naik 12,2 persen dari tahun sebelumnya. Dari Rp472,4 triliun menjadi Rp530 triliun dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) 2,15 persen.

Pertumbuhan penyaluran kredit menyokong peningkatan aset. Dari tahun sebelumnya ke 2014 yaitu Rp733,1 triliun menjadi Rp855 triliun. Perseroan juga membukukan laba bersih sebesar Rp19,9 triliun atau naik 9,2 persen dari tahun lalu.

World’s Best Bank

Belum lama ini, majalah Global Finance menobatkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi salah satu World’s Best Bank 2020 (Bank Terbaik di Dunia), CNBCIndonesia.com (16/05/2020).

Selain Bank Mandiri, ada pula Maybank dari Malaysia, DBS Singapura, Bangkok Bank dari Thailand, Sumitomo Mitsui Banking dari Jepang, Commonwealth Bank dari Australia, dan lainnya.

Menurut Global Finance, bank-bank di Asia Pasifik menunjukkan kinerja stabil. Hal tersebut berasal dari bantalan modal yang besar, biaya kredit yang rendah, pendanaan sebagian besar dari simpanan daripada pasar modal, serta melakukan inovasi di dunia digital.

Global Finance juga memaparkan analisis terhadap Bank Mandiri bahwa kinerja perseroan pada 2019 mengesankan. Mulai dari kenaikan pendapatan bersih dan aset konsolidasi sebesar 10 persen, NPL gross turun 40 bps (basis poin) menjadi 2,4 persen, program digitalisasi, plus sinergi antar anak perusahaan.

Di samping itu, perseroan menerbitkan Global Medium Term Notes (MTN, surat utang jangka menengah) pada Mei 2020 senilai USD500 juta atau Rp7,5 triliun (nilai tukar rupiah Rp15.000 per dolar AS). Tahun sebelumnya sebesar USD 750 juta atau Rp11,25 triliun.

Kini, perseroan baru saja memiliki Direktur Utama, Darmawan Junaidi. Melalui konferensi pers, ia menyampaikan tiga strategi perseroan di bawah komandonya, bisnis.tempo.co (22/10/2020).

Pertama, pengembangan diferensiasi layanan per regional untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Karena kebutuhan pebisnis UMKM berbeda-beda. Kedua, mempertahankan wholesale banking.

Ketiga, mendorong pertumbuhan anorganik. Karena pandemi COVID-19 membuat penetrasi perseroan masih tertahan. Darmawan berharap, jika saatnya sudah tepat, perseroan akan melakukan aksi korporasi, baik di dalam negeri maupun joint-venture skala regional.

Buat kamu yang berencana melakukan investasi di tempat terbaik, segera unduh Ajaib di Play Store dan App Store. Di aplikasi ini, kamu akan memperoleh informasi dasar tentang investasi, menentukan tujuan sekaligus produk investasi, mengetahui info terkini seputar pasar, hingga cara berinvestasi, terutama reksa dana dan saham.

Artikel Terkait