Milenial, Rumah Tangga Masa Kini

Taman Vertikal, Tren yang Membantu Diri dan Lingkungan

Ajaib.co.id – Apakah bekerja di rumah alias WFH membuatmu jadi rajin berbenah, bahkan berkebun? Siapa yang tidak suka menikmati pemandangan hijau di area tempat tinggal? Kini, kurangnya area taman di properti seperti rumah sampai apartemen, bisa disiasati dengan vertical greenery /vertical garden alias taman vertikal.

Sebuah penelitian IPB mencatat bahwa awalnya taman vertikal ini digunakan untuk menjaga kestabilan lereng dan menarik perhatian habitat bagi hewan (Arifin dkk, 2008). Seiring perkembangan waktu karena taman vertikal ini berdampak penting pada keseimbangan lingkungan walau cakupannya mikro (Blanc, 2008).

Manfaat taman vertikal selain sebagai hiasan untuk kamu kaum estetik, juga menciptakan kenyamanan kondisi termal dalam suatu gedung. Penelitian Widiastuti dan Setia Budi (2014) menemukan bahwa suhu permukaan dinding yang dilindungi taman vertikal lebih rendah 2.1°C daripada dinding yang tidak dilindungi taman vertikal.

Ada lagi manfaatnya secara ekonomi yang dilansir Redaksi Ajaib dari sofi.com.

Menyederhanakan Rantai Pasokan

Rantai pasokan dan produksi agrikultural terdampak dengan pandemi kini. Dengan membuat vertical garden, kamu bisa menyederhanakan proses agrikultur. Proses menanam tanaman dilakukan dengan media air atau media tanam yang tidak harus tanah, tanaman bisa tumbuh dengan bantuan cahaya matahari atau LED. Cara merawatnya pun relatif mudah dan sudah banyak yang menawarkan paket menanam hidroponik.

Kendali yang relatif mudah, pertanian sederhana ini bisa kamu lakukan di rumah. Kamu pun bisa menikmati sayur tanpa pestisida atau penyubur buatan yang akan berdampak buruk bagi kesehatan kamu.

Kegunaan Alternatif pada Perkotaan

Vertical garden ini tidak membutuhkan lahan yang lebar tetapi tinggi ke atas, cocok untuk daerah perkotaan yang banyak gedung tinggi. Selain itu, jika menanam sayur hidroponik, artinya makanan tumbuh dekat dengan populasi. Jelas mempermurah harga karena biaya ongkos transportasi dari sayuran tersebut sudah terpangkas.

Dengan banyaknya perusahaan yang memberlakukan WFH dan tampaknya hasilnya lebih efisien, gedung perkantoran nasibnya pun tidak jelas. Data dari Moody’s Analytics REIS, kantor yang kosong di 82 wilayah metropolitan meningkat 19,3% pada akhir tahun 2020, mungkin akan terus meningkat. Vertical garden bisa jadi salah satu solusi ruang kosong di gedung perkantoran.

Melihat Lebih Jauh

Selama ini desain vertical garden lebih difokuskan pada nilai keindahan dan mengurangi polusi. Sekarang banyak perusahaan yang mencari cara mengembangkan budi daya sayuran berakar seperti wortel dan kentang, sayuran merambat seperti kacang panjang dan tomat, juga semak buah seperti blueberry dan raspberry di taman vertikal. Wah, kalau sampai berhasil mungkin asik dicoba di rumah, ya?

Kini vertical garden masih belum mengalahkan keuntungan pertanian tradisional untuk tanaman biji-bijian dan buah-buahan yang ditanam di kebun. Tetapi dengan kombinasi disrupsi rantai pasokan dan berkurangnya permintaan akan properti ruang kantor jelas menjadi peluang bagus bagi taman vertikal.

Di Indonesia sendiri banyak penelitian tentang vertical garden. Tumbuhan memang memiliki kelebihan yang luar biasa sebagai penyeimbang ekosistem. Di Indonesia terdapat beberapa kendala karena kadar kelembapannya berbeda dari negara lain. Untuk kamu yang ingin mengembangkan taman vertikal di rumah, selain punya niat ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui.

Jika kamu ingin membuat vertical garden sebagai hiasan interior, pertimbangkan tumbuhan mengeluarkan CO2 saat tidak berfotosintesis. Tanaman akan berebut oksigen denganmu, bukannya menambah kesegaran saat sore menjelang malam hari. Taman vertikal interior cocok bagi kamu yang ingin membuat taman vertikal di area kerja atau kantor. Selain itu walau bisa menghambat kenaikan suhu di ruangan, taman vertikal interior ini menambah kelembapan ruangan (Widiastuti, Prianto, & Budi, 2014).

Sementara bagi kamu yang ingin menanam sayuran hidroponik seperti sawi, selain bisa kamu panen untuk masak, sawi bisa mendinginkan area sekitarnya. Penelitian Luddityawan, Nugroho, dan Razziati (2013) menunjukkan tanaman sawi konfigurasi enam tingkat bisa menjaga bangunan di tanah seluas 94m2 29.4°C dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Tentunya dengan pertimbangan tinggi tingkat taman vertikal terhadap bangunan, pengaturan jarak taman vertikal pada bangunan, dan jenis tanaman untuk taman vertikal.

Adapun keuntungan yang bisa kamu dapat selain menghemat uang belanja sayuran adalah mendukung fungsi estetika, obat herbal, dan juga penyerapan panas yang tinggi. Faktor yang bisa menstabilkan suhu ruangan adalah daunnya lebar sebagai penghasil oksigen, daya serap polusi, umur panen yang pendek, daya serap panas, dan kemudahan proses menanam (Luddityawan, Nugroho, dan Razziati, 2013). Pasti kesal kan sudah menanam susah-susah, mati pula.

Jangan khawatir bagi kalian yang rumahnya tidak tersedia lahan untuk menanam. Media tanam yang disarankan Blanc (2008) adalah kain felt yang menyerupai bulu binatang. Bahan felt bagus untuk menahan akar. Tanaman tidak selalu membutuhkan tanah untuk bertumbuh, hal yang penting adalah proses fotosintesis dengan air, bahan mineral yang cukup, CO2 sinar matahari dan kebutuhan nutrisi alias diberi pupuk.

Tertarik membuat taman vertikal? Coba cari informasi tutorial dari media sosial dan jangan malu untuk ikut dalam komunitas. Nikmati keuntungan memiliki taman vertikal yang disinyalir banyak manfaat baik bagi diri sendiri sampai lingkungan di sekitar kita. Selain irit, bercocok tanam juga membantu untuk menenangkan pikiran sehingga kamu terhindar dari stres saat mumet bekerja di rumah.

Uang yang bisa kamu simpan dari belanja sayur tadi bisa kamu gunakan untuk berinvestasi. Gunakan uangmu di Ajaib untuk menemukan produk reksa dana dan saham dengan harga yang terjangkau. Sekali dayung dua sampai tiga pulau terlampaui, di Ajaib kamu juga bisa belajar berinvestasi dengan ragam informasi di kanal belajar Ajaib. Hemat dan aman karena Ajaib terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Indonesia Stock Exchange (IDX), coba sekarang!

Artikel Terkait