Milenial

Keragaman Budaya Indonesia: Mahakarya Ratusan Tahun

Keragaman budaya Indonesia adalah hasil mahakarya perilaku hidup penduduknya, yang dilengkapi dengan proses asimilasi dan akulturasi selama ratusan tahun.

Ajaib.co.id – Aspek apakah yang menurut kamu paling tepat untuk merepresentasikan kekuatan Indonesia? Posisinya di garis Khatulistiwa, bentuk negara kepulauan, atau kekayaan sumber daya melimpah? Meski semua itu benar dan faktual, ada satu aspek yang identik dan susah untuk tertandingi dari Indonesia. Keragaman budaya Indonesia.

Indonesia memiliki konsep masyarakat majemuk, yang mempunyai elemen tatanan sosial lebih dari 1, yang mampu hidup berdampingan. Clifford Geertz – seorang ahli antropologi asal Amerika Serikat mendeskripsikan masyarakat Indonesia bersifat multietnik, multiagama, multibahasa dan multiras, yang cenderung sulit terintegrasi dan tidak banyak berubah.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah ungkapan yang paling tepat menggambarkan keragaman bangsa Indonesia, yang diatur oleh sistem nasional seperti bahasa, bendera, lagu kebangsaan dan peraturan perundangan.

Aspek Keragaman Di Mata Ilmu Geografi Budaya

Menjadi aspek terpenting bagi perkembangan sebuah bangsa, budaya bermakna akal atau budi, dan merupakan akar dari kebudayaan bangsa. Berdasarkan prinsip etimologi, kebudayaan berasal dari kata dalam Bahasa Latin: Colere, yang berarti: mengolah.

Pakar Sosiologi Amerika Serikat – J. Macionis, memaparkan bahwa kebudayaan merupakan cara berpikir, bertindak, dan objek material yang membentuk cara hidup manusia. Sementara,  cabang ilmu Geografi Manusia yang mempelajari kebudayaan adalah Geografi Budaya, yang mampu memetakan keragaman perilaku manusia dalam adaptasinya terhadap lingkungan dan alam.

Jika faktanya Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang terpisah-pisahkan oleh laut dan samudera, tidaklah mengherankan jika perilaku adaptasi terhadap alam yang membentuk budaya bangsanya, juga termajemukkan.

Faktor Pembentuk Keragaman Budaya Indonesia

1.   Faktor Geografis

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki ≥ 17.504 pulau yang sekitar 6.000 pulau di antaranya berpenghuni. Seluruh pulau itu tersebar di sepanjang wilayah Ekuator, sekitar 5.550 km dari Timur ke Barat, dan 1.850 km dari utara ke Selatan. Situasi geografis inilah yang sangat berpengaruh pada keragaman budaya Indonesia.

Faktor-faktor Geografis terdiri dari:

a. Letak Geografis

Cara hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh lokasi tempatnya hidup. Sebagai contoh, seseorang akan memilih mata pencaharian sebagai petani dan merancang atap yang rendah bagi rumahnya agar suhu indoor lebih hangat, jika ia hidup di daerah pegunungan.

b. Posisi strategis

Sebagai jalur perdagangan internasional, Selat Malaka melintasi wilayah Indonesia, sehingga banyak pendatang asing singgah, lalu menetap. Dampaknya, terjadi banyak asimilasi budaya asing, terutama penyebaran agama.

c. Kondisi Ekologis

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup, maupun makhluk hidup dan lingkungannya. Kondisi interaksi penduduk suatu wilayah dengan alamnya akan membentuk keyakinan dalam cara hidup. Contohnya, keyakinan untuk membangun rumah hanya boleh menghadap Utara atau Selatan saja sebenarnya sangat dipengaruhi oleh pergerakan terbit dan tenggelamnya matahari.

2.   Faktor Akulturasi

Ini adalah sebuah proses penerimaan kebudayaan asing yang diolah ke dalam kebudayaan lokal tanpa menghilangkan kebudayaan lokal tersebut. Misalnya: kebudayaan Hindu dari India sangat mempengaruhi seni arsitektur Indonesia, tapi sistem kasta-nya (untungnya) tidak.

3.   Faktor Asimilasi

Ini adalah proses pembauran budaya asing dengan budaya lokal yang akhirnya menghilangkan sifat asli kedua-duanya, sehingga melahirkan kebudayaan baru. Misalnya masyarakat Batak dan Tionghoa di Sumatra Utara.

Fakta Keragaman Budaya Indonesia

Terus bertambah dari tahun ke tahun, sensus penduduk terbaru menunjukkan ada ≥ 300 kelompok etnis, ≥1.340 kelompok suku bangsa, dan ≥ 652 bahasa daerah di Indonesia. Kemajemukan yang ekstrim ini menimbulkan perbedaan pandangan hidup, perilaku sosial dan sistem kepercayaan. Keragaman Indonesia meliputi:

Keragaman Agama

Ada 6 agama yang diakui secara resmi oleh Pemerintah Indonesia, yaitu:

  • Islam (87%) mayoritas di Aceh, Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat. Kristen (7%) mayoritas di Sumatra Utara, Sulawesi utara, Papua, Papua Barat, Maluku.
  • Katolik (3%) mayoritas di NTT, Kalimantan Barat
  • Hindu (1,7%) mayoritas di Bali
  • Budha (0,7%) mayoritas di DKI Jakarta
  • Konghucu (0,05%) mayoritas di Bangka Belitung.

Keragaman Bahasa

Sehari-hari, masyarakat Indonesia menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Hasil sensus menunjukkan bahwa 79,45% masyarakat berbicara menggunakan bahasa daerah.

19,94% menggunakan bahasa Indonesia.

0,35% menggunakan bahasa asing.

Provinsi yang mayoritas masyarakatnya menggunakan bahasa Indonesia adalah DKI Jakarta, Papua Barat, Kepulauan Riau, Sumatra Utara dan Kalimantan Timur.

Keragaman Budaya dan Adat Istiadat

Keragaman yang ada dikategorikan oleh van Vollenhoven ke dalam 23 suku bangsa yang sudah umum diketahui.

Keragaman ras dan etnik

Keragaman ini dimulai sejak sekitar 20.000 tahun yang lalu, dan terdiri dari:

  • Ras Mongoloid (Sumatra, Jawa, Kalimantan).
  • Ras Melayu Tua (Proto Melayu)
  • Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)
  • Ras Papua Melanezoid (P. Aru, Papua, P. Kai)
  • Ras Negroid (Semenanjung Malaka dan Kep. Andaman.
  • Ras Weddoid (Siak Riau, Sumatera Selatan, P. Muna, Kep. Mentawai).

Fungsi Peran Keberagaman Budaya Indonesia

Sebagai sistem gagasan yang digunakan untuk kehidupan masyarakatnya, menurut pakar antropologi – Koentjaraningrat, harusnya kebudayaan Indonesia secara garis besar memiliki dwifungsi, yaitu:

  • Sebagai identitas
  • Sebagai cara berkomunikasi bagi warga negaranya untuk memperkuat solidaritas.

Secara lebih rinci, fungsi dan peran keanekaragaman budaya Indonesia adalah:

  • Daya tarik bangsa.
  • Mendorong peningkatan pendapatan dalam sektor pariwisata.
  • Pengembangan kebudayaan nasional.
  • Memperkuat identitas warganegara di mata dunia.
  • Pengembangan sikap toleransi.
  • Perbedaan pandangan hidup antar warganegara akan meningkatkan keinginan belajar untuk saling menghargai.
  • Inspirasi bagi inovasi kebudayaan.
  • Kebudayaan yang lebih baik seringkali lahir dari proses asimilasi.

Meski pada dasarnya manusia takut pada hal-hal yang berbeda dari dirinya, manusia juga punya kemampuan untuk bertoleransi dan mencintai orang lain yang berbeda dari dirinya. Keragaman seharusnya jadi aset dan modal tak berbatas bagi proses pembangunan bangsa, bukannya kendala. 

Seperti juga halnya juga portfolio investasi, harusnya terus dikembangkan keragamannya dengan platform investasi yang multifungsi seperti Ajaib, yang memungkinkan investasi saham dan reksa dana sekaligus dalam 1 aplikasi, biaya beli saham s/d 50% lebih murah, dan daftar 100% online tanpa biaya minimum.

Ajaib adalah pilihan super smart bagi investor Milenial karena telah mendapat penghargaan dari Asia Forbes, Fintechnew Singapore, Dunia Fintech dan Top 10 Startups from Y Combinators TechCrunch.

Artikel Terkait