Ajaib.co.id – Apa kamu masih sering bingung memahami ekonomi pembangunan dan pembangunan ekonomi? Kalau iya, kamu bukan satu-satunya. Di luar sana masih banyak orang yang masih bingung untuk membedakan keduanya. Yang jelas keduanya adalah dua hal yang berbeda tapi saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Mengutip dari pakar ekonomi pembangunan Lincoln Arsyad, ekonomi pembangunan itu merupakan sebuah bidang studi dalam ilmu ekonomi. Lebih tepatnya mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Termasuk kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan sebuah pembangunan ekonomi. Sederhananya upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa, terutama negara yang berkembang macem Indonesia.
Adapun kebijakan-kebijakan yang biasanya dikaji dalam ekonomi pembangunan diperuntukkan khususnya untuk memaksimalkan pertumbuhan produk nasional bruto (GNP). Hal ini dilakukan lewat sebuah proses akumulasi modal dan industrialisasi.
Pemerintah sendiri diketahui telah mengambil beberapa kebijakan untuk mengantisipasi adanya kegagalan pasar. Seperti, menerapkan sistem perencanaan terpusat untuk meningkatkan investasi modal fiskal, pemanfaatan surplus tenaga kerja, pengembangan industri substitusi impor (ISI), dan mencari bantuan luar negeri.
Pada saat itu, strategi pembangunan lebih difokuskan pada pembangunan ekonomi, terutama pertumbuhan ekonomi. Di lain sisi, pembangunan di bidang lainnya diarahkan untuk menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi dan mengikuti arah pembangunan di bidang ini.
Nah, sudah mulai paham ya bahwa ada perbedaannya. Kalau lihat di paragraf sebelumnya pembangunan ekonomi sudah disebutkan sebagai bagian dari ekonomi pembangunan.
Bisa dikatakan pembangunan ekonomi adalah bentuk usaha dalam perekonomian guna mengembangkan kegiatan ekonomi. Dengan harapan infrastruktur dapat meningkat, pertumbuhan ekonomi dapat semakin meningkat dan berkembang. Termasuk juga peningkatan pada taraf pendidikan serta teknologi semakin maju.
Maka dari itu, mengutip dari Todaro & Smith (2003) menyatakan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu, berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (sustenance), meningkatnya perasaan harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai seorang individu atau manusia, dan meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from servitude) hal-hal yang menjadi bagian dari hak asasi manusia.
Nilai-nilai pokok di atas sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Amartya Sen (1999: 3) – pemenang Nobel Ekonomi pada tahun1998 -‘development can be seen, it is argued here, as a process of expanding the real freedoms that people enjoy’.
Lalu bagaimana caranya mengukur keberhasilan pembangunan di suatu negara?
Kalau dilihat dari pengertian tentang pembangunan ekonomi tersebut, maka emang perlu banget adanya suatu indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Manfaat utama dari indikator tersebut adalah untuk dapat digunakan guna membandingkan tingkat kemajuan pembangunan atau tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah atau negara.
Selain itu, bertujuan untuk mengetahui corak pembangunan setiap negara atau suatu wilayah. Adapun beberapa indikator tersebut dapat bersifat fisikal, sosial, ekonomi, hingga politik. Beberapa indikatornya bisa dilihat di bawah ini.
1. Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita adalah indikator yang paling sering digunakan sebagai sebuah ukuran tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk negara tertentu. Pendapatan per kapita itu sendiri menjadi indikator dari sebuah kinerja perekonomian negara secara keseluruhan. Pendapatan per kapita juga sebagai indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu negara.
Selain itu, pendapatan per kapita juga merupakan salah satu variabel penting dalam pembahasan ekonomi makro. Selain itu, pendapatan per kapita juga kerap digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian suatu negara dari waktu ke waktu, melihat struktur perekonomian negara, serta membandingkan kinerja perekonomian antara satu negara dengan negara-negara lain.
2. Indikator Sosial
Menurut Gilbert dan Kravis (1956) metode paling tepat yang dilakukan untuk mengukur kesejahteraan secara sosial dengan membandingkan tingkat kesejahteraan di beberapa negara dengan memperbaiki metode yang digunakan dalam perhitungan pendapatan konvensional.
Adapun metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari setiap negara dilihat dari beberapa faktor berdasarkan pada tingkat konsumsi atau jumlah persediaan beberapa jenis barang tertentu. Sementara itu, data jenis barang ini dapat dengan mudah diperoleh di negara-negara sedang berkembang (NSB).
Data tersebut terdiri dari jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg), jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton), jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun, jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10, jumlah persediaan telepon dikalikan 10, jumlah persediaan berbagai jenis kendaraan. Dan jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg).
3. Indeks Kualitas Hidup
Selanjutnya indikator yang bisa digunakan adalah indeks kualitas hidup (IKH). Pada tahun 1979, Morris D. Morris memperkenalkan satu indikator alternatif dalam mengukur kinerja pembangunan suatu negara yaitu IKH atau Physical Quality of Life Index. Setidaknya terdapat tiga indikator utama yang dijadikan acuan pada indeks ini. Di antaranya, tingkat harapan hidup pada usia satu tahun, tingkat kematian bayi, dan tingkat melek huruf.
Berdasarkan setiap indikator dari ketiga indikator tersebut dilakukan pemeringkatan terhadap kinerja pembangunan suatu negara. Selanjutnya, kinerja tersebut diberi skor antara 1 sampai dengan 100, angka 1 berarti kinerja terburuk dan angka 100 melambangkan kinerja terbaik.
Misalnya, untuk indikator harapan hidup, batas atas (upper limit) 100 ditetapkan 77 tahun (harapan hidup tertinggi pada saat studi tersebut dilakukan dicapai oleh Swedia). Sedangkan untuk batas bawah (lower limit) adalah usia 28 tahun (tingkat harapan hidup terendah di Guinea-Bissau pada tahun 1950). Adapun di antara batas atas dan batas bawah itulah, tingkat harapan hidup suatu negara diperingkatkan dengan skor antara 1 sampai 100.
Hal yang sama berlaku untuk tingkat kematian bayi, batas atasnya 9 kematian per 1.000 kelahiran (juga dicapai Swedia pada tahun 1973), sedangkan batas bawahnya adalah 229 kematian per 1.000 kelahiran (tingkat kematian bayi tertinggi, di Gabon).
Gimana sekarang sudah ada gambaran ya perbedaan ekonomi pembangunan dan pembangunan ekonomi? Keduanya berbeda tapi memang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Terutama dalam upaya mendorong ekonomi negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia.