Berita

Indonesia Miliki Potensi Ekonomi Digital yang Mendunia

Ajaib.co.idPandemi COVID-19 telah membuat laju adopsi ekonomi digital terus meningkat, ini seiring konsumen dan penjual yang harus bermigrasi secara online di tengah-tengah pembatasan mobilitas dan sosial berskala besar.

Mohamad Miftah, Direktur Penelitian Bank Umum Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkapkan bahwa ekonomi digital diuntungan dengan adanya perubahan struktural dan perilaku masyarakat akibat adanya pandemi yang mempercepat laju digitalisasi itu sendiri.

Hal ini juga tercermin dari melonjaknya pertumbuhan e-commerce, fintech, delivery service, dan logistik selama masa pandemi.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Hal ini dilandasi oleh beberapa alasan, antara lain:

  1. Ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 8x lipat menjadi menjadi Rp4.531 triliun pada 2030.
  2. Sektor e-commerce akan mendominasi ekonomi digital Indonesia sebesar Rp1.900 triliun pada 2030 atau naik 34%. 
  3. Produk domestik bruto Indonesia akan mengalami pertumbuhan dari Rp15.400 triliun menjadi Rp24.000 triliun di 2030 sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi digital. 

Adapun, menurut data Bank Indonesia, saat ini transaksi pembayaran digital melalui QRIS tercatat sebesar 13,4 juta merchant di seluruh Indonesia, dan 95% di antaranya merupakan pelaku UMKM.

Sementara itu, e-Conomy SEA Report 2021 mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki empat main takeways pada era digitalisasi. Yang pertama, sejak pandemi COVID-19, diperkirakan terdapat 21 juta konsumen digital baru di Indonesia, dan 72% di antaranya berasal dari daerah non-metro atau sub-urban.

“Hampir seluruh konsumen tersebut tetap menggunakan layanan digital dan akan terus menggunakannya di masa depan. Jadi ini suatu perubahan yang akan bertahan jadi merupakan preferensi dari konsumen,” jelas Miftah dalam acara bertajuk Hybrid Banking Ecosystems: The Key to Future Value Creation in Banking, pada Kamis (17/3).

Yang kedua, sebanyak 98% digital merchant di Indonesia telah menerima pembayaran digital dan 59% digital merchant mulai mengadaptasi pembiayaan digital.

Dengan demikian, digitalisasi dipercaya dapat meningkatkan tingkat engagement dengan konsumen, dan 69% digital merchant akan meningkatan pemasaran via digital. 

Yang ketiga, peningkatan penetrasi digital menyebabkan nilai gross merchandise value (GMV) Indonesia mencapai angka US$70 miliar di 2021 atau naik 49% dari 2020. Adapun, nilai ini diperkirakan akan meningkat 2x lipat hingga mencapai US$146 miliar pada 2025. 

Yang keempat, Indonesia akan menjadi pasar digital yang paling dinamis. Hal ini juga diungkapkan Miftah, di mana menurutnya Indonesia akan menjadi destinasi investasi yang paling diminati dan mengalahkan Singapura. 

“Aliran dana internasional itu akan terus masuk ke pasar Indonesia karena permintaan pasar yang kuat, terutama adanya peningkatan yang signifikan atas penggunaan layanan digital selama pandemi,” tuturnya.

Sumber: Indonesia Punya Potensi Ekonomi Digital yang Besar, Ini Buktinya, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait