Indeks Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Februari 2023 tercatat sebesar 51,2. Meski menurun 0,1 poin dari bulan sebelumnya, kondisi sektor manufaktur terus membaik pada laju stabil.
Menurut Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, Jingyi Pan, perbaikan PMI manufaktur Indonesia terus berlanjut menjadi 18 bulan berturut-turut, meskipun tingkat perbaikannya masih dalam tingkat sedang. Namun, PMI tersebut masih didukung oleh permintaan domestik, sedangkan permintaan asing masih dalam proses pemulihan, sehingga membebani penjualan asing.
Aspek positif lainnya dari kinerja PMI Manufaktur Indonesia pada Februari 2023 adalah gangguan rantai pasok semakin berkurang. Ini tercermin dari waktu pengiriman barang ke suplier yang lebih cepat serta inflasi biaya input yang juga mereda. Keduanya menunjukkan tekanan dari sisi pasokan berkurang dan membantu menjaga inflasi harga jual barang relatif ringan pada bulan Februari.
Meskipun sentimen di sektor manufaktur Indonesia masih bertahan positif pada bulan Februari, optimisme industri manufaktur menurun ke posisi terendah sejak Mei 2020. Hal ini disebabkan oleh penurunan kepercayaan diri bisnis dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, terutama karena permintaan asing yang masih lemah.
Jingyi Pan menyarankan bahwa meningkatkan permintaan asing akan membantu meningkatkan kepercayaan diri perusahaan dan mengarah pada kondisi yang lebih baik. Namun, PMI Manufaktur Indonesia pada Februari 2023 tetap memberikan harapan bahwa kondisi pengoperasian akan membaik dan mendukung kenaikan output pada tahun mendatang.
Sumber: PMI Manufaktur Indonesia Turun Tipis Menjadi 51,2 pada Februari 2023, dengan perubahan seperlunya.