Milenial, Rumah Tangga Masa Kini

Pertimbangan Memilih Sekolah Desain & Profesi Lulusannya

Seseorang sedang membuat desain di tablet.

Ajaib.co.idDesain grafis adalah bidang yang berkaitan dengan banyak sektor atau industri. Desain grafis juga merupakan salah satu profesi yang banyak dijumpai di banyak perusahaan. Lembaga pendidikan berbasis desain grafis pun kini makin banyak dijumpai.

Tak heran bila banyak lembaga pendidikan yang menawarkan atau membuka program studi desain grafis. Pasalnya, tidak sedikit kegiatan operasional atau usaha yang ada saat ini membutuhkan produk desain grafis. Logo, kartu nama, leaflet, banner, dan poster adalah beberapa produk yang memerlukan keahlian desain grafis.

Di era serba digital seperti sekarang pun desain grafis tetap dibutuhkan di banyak sektor. Desain grafis, misalnya, dibutuhkan dalam pembuatan konten-konten digital agar lebih menarik perhatian konsumen.

Sebenarnya, kemampuan desain grafis bisa dipelajari secara otodidak. Seseorang yang ingin menekuni desain grafis juga dapat mendalaminya melalui internet. Belum lagi tempat kursus desain grafis, baik offline maupun online, mudah ditemui.

Faktor yang Menjadi Pertimbangan Memilih Sekolah Desain

Namun, tak ada salahnya juga bila seseorang ingin menekuni desain grafis di sekolah formal. Nah, berikut adalah beberapa faktor pertimbangan dalam memilih sekolah desain grafis.

1. Kurikulum

Kurikulum adalah faktor utama dan pertama yang harus diperhatikan oleh seseorang yang hendak menempuh pendidikan di sekolah desain grafis. Kurikulum memberi informasi mengenai hal-hal apa saja yang nantinya akan dipelajari oleh para peserta didik, seperti teori, teknik menggambar sampai pengetahuan mengenai software desain grafis. Kurikulum yang padat dan berbobot akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi sekolah desain grafis.

Tak hanya itu, kurikulum juga sebaiknya mengikuti perkembangan terkini, misalnya aplikatif pada beberapa platform media. Selain itu, tentu kurikulum yang baik tak hanya mengajarkan teori, melainkan juga praktik.

2. Fasilitas

Faktor berikutnya yang perlu diperhatikan adalah fasilitas apa saja yang terdapat di sekolah tersebut. Fasilitas ini harus mendukung kurikulum yang diterapkan. Fasilitas yang mendukung kurikulum akan membantu peserta didik untuk menyerap serta menerapkan ilmu yang diperolehnya.

Tak harus berupa alat praktikum mewah, yang terpenting fasilitas ini dapat mendorong peserta didik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhannya. Sebuah perpustakaan yang menyediakan banyak buku referensi mengenai desain grafis, contohnya, memudahkan peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran. Sebaliknya, fasilitas yang kurang memadai dapat menghambat perkembangan peserta didik.

3. Biaya

Tentunya, biaya adalah sesuatu yang wajib dipertimbangkan. Menyesuaikan isi dompet dengan sekolah desain grafis incaran adalah langkah bijak. Tapi, perlu diingat, tak selamanya sekolah desain yang berkualitas bagus berbiaya tinggi. Tak jarang, sekolah desain grafis dengan biaya terjangkau mampu memberikan pengetahuan yang berkualitas tinggi.

4. Banyaknya Siswa

Sekolah desain yang berkualitas bak gula bagi semut. Maksudnya, sekolah tersebut mampu menarik minat banyak siswa untuk belajar di sekolah tersebut. Bila suatu sekolah desain memiliki siswa yang cukup banyak itu bisa saja menandakan kualitasnya bagus. Tapi, ini tidak berarti mutlak. Bisa saja sekolah desain tersebut memiliki kuota terbatas sehingga hanya sedikit dari jumlah peminat yang diterima di sana.

Di samping jumlah siswa secara keseluruhan, jumlah siswa dalam satu kelas pun patut menjadi faktor pertimbangan. Tapi, pertimbangan jumlah siswa di kelas berbanding terbalik dengan jumlah peminat.

Suasana belajar yang kondusif akan lebih mungkin terwujud dalam sesi kelas yang tidak terlalu banyak siswanya. Maksudnya, jumlah siswa yang sedikit dalam satu kelas mendorong konsentrasi belajar lebih baik ketimbang kelas dengan banyak siswa.

Kesimpulannya, sekolah desain yang baik cenderung memiliki banyak peminat, namun jumlah siswa per kelasnya tidak terlalu padat. Dengan begitu, proses pembelajarannya bisa lebih berkualitas dan siswa akan mudah menyerap materi pelajarannya.

5. Lokasi

Lokasi juga patut untuk dipertimbangkan. Pasalnya, lokasi bisa mempengaruhi hal-hal lain, seperti biaya. Lokasi sekolah desain grafis yang jauh, misalnya, berpotensi menambah ongkos transportasi atau bahkan menambah pengeluaran untuk sewa kos.

Sejumlah sekolah desain di luar negeri yang direkomendasikan adalah:

  • University of Dundee, Inggris
  • University of Reading, Inggris
  • Western Sydney University, Australia
  • LCI Melbourne, Australia
  • University of Canterbury, Selandia Baru
  • Michigan State University, Amerika Serikat
  • George Washington University, Amerika Serikat
  • Rasmussen College, Amerika Serikat
  • Universiti Tunku Abdul Rahman, Malaysia
  • INTI International University and Colleges, Malaysia

6. Alumni

Sekolah yang bagus tentunya menghasilkan alumni berprestasi. Ini pun berlaku untuk sekolah desain grafis. Kualitas alumni berprestasi merupakan buah dari kurikulum yang diterapkan di sekolahnya. Sebab, seseorang tidak akan memiliki kualitas bagus tanpa ada proses belajar sebelumnya. Kualitas alumni sekolah juga bisa dilihat dari seberapa banyak alumni sekolah tersebut bekerja di perusahaan terkemuka atau menjadi pengusaha sukses.

Profesi yang Bisa Dijalankan Setelah Lulus Sekolah Desain

Ada beragam turunan profesi yang berkaitan dengan desain grafis di dunia kerja. Satu hal yang perlu diingat adalah alumni desain grafis tidak mesti terpaku pada profesi desainer grafis. Keterampilan dan keahlian yang diperoleh di sekolah desain grafis bersifat serba guna dan bisa digunakan di berbagai profesi lainnya. Ilustrator, desainer website, animator, dan desainer UX adalah beberapa contohnya. Nah, kira-kira apa bedanya dan kamu cocok yang mana nih? Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Ilustrator

Profesi ini bertugas untuk menjelaskan atau menyampaikan komunikasi dalam bentuk visual agar bisa menarik dan dimengerti audiens. Ilustrasi juga banyak bentuk dan mediumnya, misalnya iklan poster, desain majalah, cover buku atau novel, dan masih banyak lagi. Tidak harus bekerja di perusahaan, profesi ilustrator saat ini banyak yang bekerja secara independen atau paruh waktu mengerjakan proyek-proyek. Sehingga, mereka bisa bebas mengatur waktunya sendiri tanpa terikat perusahaan. Menarik bukan?

2. Graphic Designer

Profesi ini tidak terlalu berbeda dengan ilustrator. Dan biasanya sering digabung menjadi satu ketika mereka bekerja di perusahaan. Namun umumnya, seorang graphic desaigner ini sering ditemui di perusahaan yang bergerak di industri kreatif, seperti brand/digital agency, media massa, dan masih banyak lagi. Tugas seorang graphic designer adalah memvisualisasikan komunikasi atau pesan dari perusahaan atau klien.

3. Interior Designer

Sama seperti namanya, profesi ini bekerja dengan mendesain sebuah ruangan. Bukan hanya mendesain ruangan menjadi menarik dari sisi estetika, tapi mereka juga harus bisa mendesain ruangan agar memiliki nilai fungsional dan sesuai kebutuhan. Pekerjaan desain interior biasanya juga berkaitan erat dengan profesi arsitek.

4. Fashion Designer

Bagi kamu yang tertarik di industri fashion, profesi ini bisa jadi salah satu pilihan kamu nantinya. Kesempatan menjadi seorang fashion designer terbuka lebar bagi kamu nantinya. Apalagi saat ini banyak fashion designer muda yang berprestasi dan menembus kancah internasional dan bisa jadi kamulah selanjutnya.

Untuk menjadi seorang fashion designer, kamu bisa melanjutkan pendidikan di sekolah mode, namun tidak menutup kemungkinan jika kamu ingin mengikuti kursus atau pelatihan khusus yang banyak diselenggarakan oleh sekolah fashion maupun tokoh-tokoh di industru fashion.

5. Art/Creative Director

Profesi art atau creative director ini biasanya membawahi beberapa bidang. Biasanya, profesi ini banyak ditemui di industri pertelevisian, periklanan, dan industri kreatif lainnya. Ia bertanggung jawab untuk mengarahkan tim yang terdiri dari desainer grafis, penulis, videographer, fashion stylist, dan sebagainya yang berhubungan untuk membuat sebuah program, iklan, ataupun strategi pemasaran.

6. Product Designer

Pernahkah kamu melihat produk dengan kemasan menarik dan unik? Atau bentuk serta desain yang lucu sehingga membuat kamu ingin membelinya? Nah, semua itu adalah hasil dari pekerjaan product designer. Tugas desainer produk bukan hanya mendesain produk sedemikian rupa hingga berguna untuk banyak orang, tapi juga bagaimana produk tersebut laku di pasaran dan memiliki nilai estetika. Product designer juga dituntut untuk selalu mengolah ide-ide baru yang belum ada dan beda dari sebelumnya.

7. Web Designer

Profesi ini bertugas merancang dan menciptakan tampilan website secara keseluruhan. Prosesnya mulai dari perencanaan dan pembuatan elemen-elemen website, tata letak, warna, gambar, grafik, hingga font. Oleh karena itu, profesi ini membutuhkan kemampuan desain grafis hingga pemahaman coding agar mudah dalam membantu developer mengembangkan website. Bukan hanya sekedar desain, mereka juga memikirkan bagaimana experience user ketika menggunakan website tersebut. Apakah nyaman atau tidak?

8. UI/UX Designer

Sekarang banyak perusahaan digital yang membuka layanannya lewat aplikasi atau web. Demi kenyamanan pelanggan, aplikasi atau web itu harus didesain dengan baik. Bukan hanya dari segi estetikanya saja, tetapi juga dari segi fungsi, interaksi, dan penggunaan. Nah, disinilah peran UI/UX Desaigner bekerja merancang sebuah aplikasi, menentukan di mana suatu tombol menu harus ditaruh, warna apa yang membuat nyaman pembaca, dan bagaimana alur kerja aplikasi saat digunakan oleh penggunaProfesi ini sangat dibutuhkan di perusahaan e-commerce.

9. Game Designer

Nah, bagi kamu pecinta games dan memiliki skill sebagai desainer, kamu bisa coba menjadi soorang game designer. Profesi ini bertugas untuk merancang karakter games, membuat latar tempat games, hingga mendesain senjata yang akan dipakai pemain. Seru kan?!

10. Komikus

Buat kamu yang hobu menggambar dan punya ide cerita menarik, kamu juga bisa mencoba profesi komikus dan menuangkan segala kreativitasmu dalam bentuk komik. Siapa tahu komikmu bisa diminati banyak penggemar dan bisa dijual melalui online seperti webtoon atau bahkan dicetak dalam bentuk fisik.

Itulah beberapa profesi yang bisa kamu geluti setelah lulus sekolah desain. Satu hal lagi, belajar adalah proses yang tiada henti. Terlebih, industri desain grafis bukanlah industri yang statis. Dinamika dalam industri desain grafis sangat cepat. Sebuah software desain grafis, contohnya, cenderung memiliki versi terbaru dalam beberapa periode waktu tertentu. Versi terbaru dari software tersebut bisa saja berisi tools yang sebelumnya tidak ada di versi lamanya.

Oleh sebab itu, seorang desainer grafis dituntut untuk terus mengembangkan keahliannya. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan terus belajar.

Artikel Terkait