Ajaib
Menu

Berita

CPIN vs JPFA Disorot Program MBG, Lihat Prospeknya!

SarifaSeptember 30, 2025

saham jpfa

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintahan Prabowo diprediksi membawa dampak besar bagi sektor unggas. Dua emiten besar, Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dan Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), menjadi sorotan utama investor. Artikel ini akan mengupas performa dan potensi kedua saham unggas ini di tengah sentimen positif program pemerintah tersebut.

Bagi kamu yang baru memulai investasi, memahami dampak program pemerintah seperti MBG terhadap sebuah perusahaan adalah langkah penting. Analisis mendalam akan membantu kamu mengambil keputusan investasi yang lebih terinformasi.

Sekilas Tentang Program MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan menyediakan makanan bergizi bagi lebih dari 80 juta penerima manfaat, termasuk siswa dari SD hingga SMA, serta ibu hamil dan menyusui .

Dengan anggaran yang signifikan, yaitu Rp171 triliun pada tahun ini dan diproyeksikan meningkat menjadi Rp335 triliun pada tahun 2026, program ini bukan hanya tentang meningkatkan gizi anak bangsa, tetapi juga menjadi pendorong permintaan yang potensial bagi industri pangan, terutama protein hewani seperti ayam dan telur .

Program ini diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk masalah gizi, sekaligus menjadi katalis positif bagi industri unggas domestik dengan menciptakan permintaan baru yang stabil .

Performa CPIN & JPFA 6 Bulan Terakhir

Memasuki tahun 2025, kedua raksasa unggas ini menghadapi pasar yang beragam. Berikut adalah ringkasan performa keuangan mereka pada semester pertama 2025:

PerusahaanPenjualan Semester I/2025Pertumbuhan (YoY)Laba Bersih Semester I/2025Pertumbuhan (YoY)
Charoen Pokphand (CPIN)Rp 33,06 triliunNaik 0,3%Rp 1,90 triliunNaik 7,4% 
Japfa Comfeed (JPFA)Rp 27,48 triliunTurun 0,6%Rp 1,23 triliunTurun 16,43% 

Seperti terlihat pada tabel, CPIN menunjukkan ketahanan yang lebih baik dengan mampu mencatatkan kenaikan tipis di penjualan dan pertumbuhan laba yang sehat. Sementara itu, JPFA mengalami tekanan dengan penurunan baik di penjualan maupun laba bersih.

Laba per saham (EPS) yang dicatatkan CPIN hingga Juni 2025 adalah Rp116, sedikit lebih tinggi dari JPFA yang mencatatkan EPS Rp106 . Performa ini terjadi di tengah kondisi harga ayam yang meningkat, dimana harga daging ayam ras di tingkat konsumen pada akhir September 2025 tercatat naik 9,14% secara month-to-month (mtm) menjadi Rp39.023 per kg . Kenaikan harga komoditas ini turut memengaruhi dinamika pasar dan kinerja kedua emiten.

Potensi Program MBG Terhadap CPIN & JPFA

Program MBG dipandang sebagai pendorong pertumbuhan baru bagi CPIN dan JPFA. Lalu, bagaimana prospeknya?

  • Keterlibatan Langsung: Kedua perusahaan telah dikonfirmasi terlibat dalam program MBG. JPFA, misalnya, telah memasok bahan baku untuk program yang berjalan sejak 6 Januari 2025 . Keterlibatan ini memberikan aliran pendapatan baru yang pasti di luar pasar ritel biasa.
  • Peningkatan Permintaan Inti: Program ini diproyeksikan meningkatkan permintaan untuk ayam broiler dan produk olahan ayam. Seorang analis dari Sinarmas Sekuritas menyatakan bahwa program MBG akan menjadi katalis positif bagi industri unggas domestik .
  • Proyeksi Keuangan yang Membaik: Analis konsensus memproyeksikan kinerja keuangan kedua emiten akan menguat. Laba bersih CPIN pada 2026 diproyeksikan tumbuh 10,06% menjadi Rp4,48 triliun, sementara laba bersih JPFA pada periode yang sama diperkirakan tumbuh 10,58% menjadi Rp3,36 triliun .

Alvin Timothy Murthi, Financial Expert Ajaib, menambahkan, “JPFA dan CPIN akan diuntungkan dari permintaan baru ayam broiler maupun makanan olahan dari ayam, selain dari harga ayam yang meningkat hampir +10% YoY baru-baru ini, JPFA dan CPIN juga turut andil dalam program MBG pemerintah yang mana diperkirakan bisa meningkatkan permintaan ayam sebesar 5-6%. Meskipun JPFA dan CPIN tidak merincikan target pendapatan dari program MBG, keduanya setuju bahwa program tersebut memberi manfaat untuk pertumbuhan pendapatan perusahaan.”

Apa yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Investasi

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di CPIN atau JPFA, berikut beberapa hal krusial yang perlu kamu pertimbangkan:

1. Valuasi Saham

Valuasi adalah salah satu indikator penting untuk menilai apakah sebuah saham murah atau mahal. Berikut perbandingan Price-to-Earnings (P/E) Ratio kedua saham:

PerusahaanP/E Ratio (TTM)Rata-rata Historis (10 Tahun)Implikasi
CPIN19.93 
JPFA8.24 12.01 Berpotensi undervalued

Berdasarkan data, JPFA diperdagangkan dengan valuasi yang lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya sendiri, yang bisa mengindikasikan potensi undervalued. Namun, valuasi CPIN yang lebih tinggi juga mungkin mencerminkan ekspektasi pertumbuhan dan kepercayaan pasar yang kuat.

2. Fokus dan Breakdown Bisnis

Memahami dari mana perusahaan menghasilkan uang sangatlah krusial.

  • CPIN: Sekitar 65% pendapatannya berasal dari produk olahan ayam dan ayam broiler. Segmen pakan juga menjadi kekuatan utama, dengan formulasi yang membantu mengendalikan biaya .
  • JPFA: Kontribusi pendapatan dari produk olahan ayam dan ayam broiler juga signifikan, mencapai 55-60% . JPFA juga dikenal dengan diversifikasi bisnisnya yang meliputi akuakultur dan sapi potong.

3. Risiko yang Dihadapi

Beberapa tantangan yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Perubahan Regulasi: Intervensi pemerintah, seperti penetapan harga acuan (HAP), dapat memengaruhi margin keuntungan .
  • Volatilitas Harga Komoditas: Harga bahan baku pakan seperti jagung dan bungkil kedelai sangat fluktuatif dan berdampak langsung pada biaya produksi .
  • Daya Beli Konsumen: Melemahnya daya beli dapat menghambat pertumbuhan penjualan di luar program MBG .

Alvin Timothy Murthi juga menambahkan, “Saat ini kontribusi pendapatan produk olahan ayam maupun ayam broiler mencapai 55-60%, sedangkan untuk CPIN sekitar 65%. Pendapatan lain dari pakan juga akan bertumbuh seiring permintaan akan ayam bertumbuh. Valuasi kedua saham juga masih menarik, JPFA diperdagangkan pada PE ratio sekitar 8.32x (rata-rata 12.37x), sedangkan untuk CPIN di level 20.48x (rata-rata 27.63x) sehingga keduanya masih undervalue secara relative valuation.”

CPIN vs JPFA, Mana yang Lebih Menarik?

Kedua emiten, CPIN dan JPFA, sama-sama berada dalam posisi untuk menikmati manfaat dari program MBG. CPIN menunjukkan stabilitas kinerja dan momentum harga yang baik, sementara JPFA menawarkan valuasi yang lebih menarik dengan potensi pertumbuhan laba yang kuat ke depannya.

Pilihan antara CPIN vs JPFA kembali kepada profil risiko dan tujuan investasimu. CPIN mungkin cocok untuk kamu yang mengutamakan konsistensi, sementara JPFA berpotensi bagi yang mencari potensi kenaikan harga saham (capital gain) dari perbaikan valuasi.

Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Membeli dan Menjual Saham di Ajaib

Mulai Investasi Saham di Ajaib!

Ajaib adalah aplikasi investasi all-in-one, mulai dari Saham Indonesia, reksadana, obligasi, kripto, hingga saham Amerika. Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di beragam instrumen di Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Sudah berizin dan diawasi OJK & BAPPEBTI.

Google Play StoreApple App Store

Artikel Populer

Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi

Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!