Ajaib.co.id – Pernahkah kamu berpikir bagaimana cara pemerintah atau perusahaan mengumpulkan data-data terkait masyarakat ataupun user yang terus bertambah jumlahnya? Yang pasti tidak mungkin seluruh data tersebut tersimpan dalam harddisk seperti kamu mengumpulkan file-file tugas kuliah atau film. Untuk mempermudah dalam penyimpanan dengan jumlah dan volume yang besar muncullah teknologi yang dikenal dengan istilah big data.
Loh, kan sudah ada sistem cloud! Memang betul, namun komputasi awan tersebut tidak sefleksibel big data dalam mengelola kumpulan data. Dulu data dengan jumlah besar dianggap tidak ekonomis, tetapi sekarang justru jadi “aset” perusahaan. Apalagi sekarang adalah eranya informasi, dimana sudah pasti informasi jadi sesuatu yang berharga dan ekonomis.
Untuk lebih jelasnya, kamu harus memahami dulu pengetahuan dasar tentang teknologi ini agar bisa tahu apa manfaat dan kegunaannya.
Pengertian Big Data
Dari beberapa sumber yang ada, big data adalah istilah untuk mendefinisikan kumpulan data yang lebih kompleks dalam jumlah serta volume besar. Kumpulan data tersebut berpotensi menjadi informasi yang sangat berguna untuk diolah ke dalam proyek machine learning serta aplikasi canggih lainnya.
Dengan kata lain, pengumpulan dan penggunaan informasi yang didapat bertujuan untuk memberikan analisa sehingga mampu membuat keputusan yang lebih baik. Metode analisis data tradisional pun tidak mampu menyimpan, mengolah, dan memproses data yang besar dalam waktu singkat.
Berdasarkan pengertian di atas, ada hukum yang mendasari istilah big data, yakni
- Volume Untuk big data, kamu harus memproses volume data yang cukup besar karena ukuran data sangat penting.
- Velocity > Maksudnya adalah kecepatan kecepatan mengumpulkan data dalam waktu singkat.
- Variety > Data yang terkumpul memiliki variabel beragam, ada yang terstruktur dan juga belum terstruktur. Data yang belum terstruktur tersebut membutuhkan waktu untuk dapat diproses sehingga kamu bisa tahu arti dari data-data tersebut.
Selain hukum 3V diatas, masih ada persyaratan lain bagi sekumpulan data bisa terpenuhi sebagai big data, yaitu value (nilai) dan veracity (kejujuran). Setiap data pasti memiliki nilai sehingga untuk mempergunakannya nilai itu harus ditemukan. Selain itu kejujuran juga penting dari data yang ditulis dan seberapa banyak kamu mengandalkannya.
Saat ini informasi data yang dikumpulkan jadi hal penting dan modal untuk mengembangkan bisnis. Sejumlah perusahaan besar menawarkan nilai-nilai yang sebenarnya didapatkan dari data mereka. Data tersebut akan dianalisa secara terus menerus agar dapat memberikan layanan terbaik serta mengembangkan fitur dan produk mereka.
Teknologi ini secara eksponensial mampu mengurangi biaya penyimpanan dan komputasi data. Dengan semakin meningkatnya volume data akan lebih mudah diakses dan lebih murah tentunya. Hal ini mendorong kamu untuk membuat keputusan bisnis yang tepat dan akurat.
Di sisi lain, untuk dapat menemukan nilai di dalam data besar membutuhkan proses analisa menyeluruh mengenai pola, perilaku, serta asumsi sehingga dapat membantu kamu dalam membuat keputusan.
Sementara kejujuran disini terkait integritas perusahaan pemilik data pengguna. Karena dianggap ekonomis, perusahaan mendapat ujian berat dari pihak ketiga untuk menjual datanya. Tentu saja data pengguna tidak boleh disalahgunakan untuk alasan apapun. Untuk mendapatkan kepercayaan konsumen, beri pilihan kepada mereka untuk menyetujui atau tidak rekam jejak digitalnya disimpan dan digunakan untuk pengembangan perusahaan.
Di samping itu sebagai pengguna, kamu sudah seharusnya bijak dalam menggunakan produk digital. Kamu juga harus paham kalau kegiatan digital kamu akan direkam ketika menggunakan layanan online atau produk digital.
Perkembangan Big Data
Kehadiran media sosial seperti Facebook, Youtube, Instagram, dan lainnya menyadarkan bahwa dari setiap pengguna yang masuk akan ada banyak data bisa dihasilkan. Data penggunanya itu bisa dioptimalkan untuk membuat layanan yang lebih baik. Jika sebelumnya data tersebut tidak bernilai dan tidak ekonomis, maka akan butuh hardware yang cukup besar untuk menyimpannya. Bahkan untuk menyimpannya dalam jangka waktu tertentu perlu biaya tambahan supaya data tersebut tidak hilang atau rusak.
Hadirnya teknologi yang mumpuni, perusahaan-perusahaan mulai berlomba-lomba menyediakan platform data processing, seperti Google, IBM, dan Microsoft. Tujuannya sebagai tempat untuk menganalisis big data supaya hasil analisis didapat dapat ditampilkan secara near to real time. Dengan demikian, perusahaan dan juga pemerintah tidak perlu lagi menyimpan data yang sangat besar, jumlahnya banyak, dan variabel beragam yang memakan biaya mahal untuk maintenance.
Terlebih kemunculan Artificial Intelligence dan Internet of Things dapat menjadikan big data sebagai acuan untuk memperoleh informasi yang akurat dalam waktu singkat. Supaya teknologi AI dan IoT dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka diperlukan big data untuk mengumpulkan data tentang pola atau kebiasaan dan kebutuhan pelanggan.
Nah, perangkat AI dan IoT yang juga berfungsi untuk merekam informasi pastinya akan mengumpulkan data sangat banyak untuk diolah dan dianalisis. Bagi pemerintah, tentu teknologi data besar sangatlah berguna untuk menjaring data warganya di satu daerah atau kota.
Penggunaan big data yang semakin berkembang tak lepas dari teknologi pendukungnya, seperti Hadoop Ecosystem. Sebuah open source software yang memiliki fungsi mengumpulkan dan menganalisa data. Teknologi pendukung ini punya peran penting bagi perkembangan big data, karena selain membuat data lebih mudah digunakan dengan jumlah besar serta lebih murah penyimpanannya.
Hadoop ini bisa dikatakan sebagai frameworks yang memiliki beberapa bagian dengan tugas berbeda, mulai dari mengumpulkan data sampai menganalisis data. Sifatnya yang open source membuat sistem ini bisa kamu modifikasi sesuai kebutuhan data bisnismu. Dengan begitu operasional bisnis yang kamu jalankan jadi lebih efisien.
Tidak Hanya Untuk Perusahaan Besar
Pemanfaatan big data tidak hanya diperuntukkan bagi perusahaan besar saja atau untuk bisnis saja, melainkan dapat dimanfaatkan bagi layanan kesehatan. Apalagi di tengah situasi pandemi virus Covid-19 ini, penggunaan AI atau kecerdasan buatan dapat membantu memprediksi status kesehatan masyarakat.
Integritas data kesehatan nasional bisa lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan data besar, misalnya mengumpulkan data informasi masyarakat yang terinfeksi Covid-19. Dari informasi tersebut, satgas satuan Covid-19 dapat menggunakannya secara efisien untuk mengidentifikasi kasus dan membantu mengalokasikan sumber daya demi memberi perlindungan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza, big data dapat dikembangkan lebih tajam dengan menggabungkan medical records dan data kependudukan dalam satu platform melalui Internet of Things.