RAJA Terbaru: Ekspansi Agresif Menuju EBITDA USD 100 Juta

Saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) kembali menarik perhatian investor pada akhir Oktober 2025. Emiten yang bergerak di sektor energi ini mencatat kenaikan harga saham signifikan sepanjang tahun, dengan lonjakan mencapai lebih dari 40% secara year to date (ytd). Kenaikan ini dipicu oleh serangkaian rencana ekspansi besar-besaran yang diharapkan dapat memperkuat posisi perusahaan di industri energi nasional.

RAJA saat ini tengah mengembangkan sembilan proyek strategis lintas sektor yang mencakup akuisisi perusahaan gas, pelayaran, infrastruktur energi, serta sistem penyediaan air. Dari seluruh proyek tersebut, hanya satu yang akan langsung memberikan kontribusi terhadap kinerja tahun berjalan, yakni fasilitas kompresor di Sengkang, Sulawesi Selatan, yang ditargetkan beroperasi pada kuartal IV/2025. Proyek ini diperkirakan menambah pendapatan sekitar USD 10–11 juta, atau sekitar 3–4% dari total pendapatan perseroan.

Selain itu, RAJA tengah menyiapkan sejumlah proyek besar lain yang diproyeksikan memberi dampak jangka menengah antara 2026 hingga 2029. Beberapa proyek penting di antaranya adalah pembangunan terminal LNG di Banten, pabrik LNG di Kalimantan, serta proyek pipa BBM di Kalimantan Timur yang diperkirakan mulai konstruksi pada awal 2026. RAJA melalui anak usahanya, PT Petrotech Penta Nusa, menjadi pemimpin konsorsium dalam proyek tersebut dengan total investasi mencapai hampir Rp1 triliun.

Perseroan juga tengah melakukan uji tuntas untuk mengakuisisi perusahaan pelayaran pemilik kapal LNGC dan VLGC, serta menjajaki akuisisi sejumlah pembangkit listrik tenaga air dan biomassa. Di sisi lain, RAJA sedang dalam tahap akhir negosiasi untuk mengakuisisi hak partisipasi sebesar 25% di Blok Kasuri, Papua Barat, yang dikelola oleh Genting Oil. Jika terealisasi, langkah ini berpotensi memperkuat portofolio bisnis gas alam RAJA secara signifikan.

Manajemen RAJA menegaskan bahwa fokus utama perusahaan dalam beberapa tahun ke depan adalah pengembangan bisnis LNG, yang diharapkan mampu mendorong EBITDA hingga USD 100 juta dalam 2–5 tahun mendatang. Potensi sinergi dengan Grup Chandra Asri dan Krakatau Steel (KRAS) juga dinilai dapat memperkuat rantai bisnis energi RAJA, mengingat kedua entitas tersebut merupakan konsumen gas strategis.

Kenaikan tajam harga saham RAJA juga menjadi sorotan bursa. Sepanjang 2025, saham RAJA sempat menembus level tertinggi di Rp5.675 sebelum mengalami koreksi ke posisi Rp3.860 pada akhir Oktober 2025. Bursa Efek Indonesia sempat menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham RAJA pada pertengahan Oktober guna memberikan waktu bagi pelaku pasar menelaah informasi yang tersedia.

Manajemen RAJA, melalui VP Finance and Investor Relation Aldila Ayudya Putri, menyatakan bahwa pergerakan saham yang fluktuatif merupakan bagian dari dinamika pasar dan sentimen investor terhadap prospek bisnis energi. Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga kinerja fundamental perusahaan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham melalui peningkatan likuiditas, stabilitas nilai perusahaan, serta pembagian dividen yang konsisten.

Dengan strategi ekspansi agresif dan potensi sinergi bisnis yang kuat, RAJA berupaya memantapkan diri sebagai salah satu pemain utama di industri energi terintegrasi Indonesia. Meski sebagian besar proyeknya baru akan memberikan dampak pada 2026 ke atas, langkah-langkah strategis ini menunjukkan arah pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan bagi perusahaan dan investornya.

Beli Saham RAJA Hanya di Ajaib!

Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib, aplikasi investasi yang aman dan mudah digunakan. Nikmati fitur analisis saham, notifikasi harga real-time, dan riset harian dari tim ahli untuk bantu kamu mengambil keputusan terbaik. Dengan modal terjangkau, kamu bisa mulai membangun portofolio impianmu hari ini. Beli saham RAJA di Ajaib sekarang!