Penjatahan IPO Superbank (SUPA) Gunakan POJK Lama, Apa Artinya?
Gloria•December 10, 2025

Menjelang akhir 2025, Superbank (SUPA) menjadi salah satu IPO yang paling banyak dibicarakan berkat valuasinya yang kompetitif dan dukungan kuat dari para underwriter besar. Menariknya, proses penjatahan yang digunakan masih mengacu pada aturan lama, sehingga memberikan dinamika tersendiri bagi investor ritel maupun institusi. Sebelum kamu ikut memesan sahamnya, ada baiknya memahami cara kerja skema ini dan apa dampaknya terhadap peluang alokasi.
Pelaksanaan penjatahan IPO Superbank (SUPA) masih mengacu pada regulasi OJK sebelumnya, yaitu Peraturan OJK No. 41/2020 dan Surat Edaran OJK No. 15/2020. Artinya, proses distribusi saham tetap menggunakan skema penjatahan pasti (fixed allotment) untuk investor institusi dan penjatahan terpusat (pooling allotment) bagi investor ritel maupun non-ritel. Dengan dana IPO mencapai Rp2,79 triliun, SUPA masuk kategori golongan IV untuk pooling, di mana minimal Rp75 miliar atau 2,68% saham wajib dialokasikan melalui mekanisme tersebut. Aturan ini dibuat untuk menjaga pemerataan dan transparansi, termasuk penggabungan pesanan ganda serta alokasi berdasarkan waktu jika terjadi kekurangan.
Dalam proses penjaminan, Mandiri Sekuritas dan Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM) menjadi pihak dengan porsi penjaminan terbesar, masing-masing 58,67% dan 37,60%. Mereka bersama empat sekuritas lain—CLSA Sekuritas Indonesia, Sucor Sekuritas, Bahana Sekuritas, dan Korea Investment and Sekuritas Indonesia—memberikan komitmen penuh (full commitment) untuk menyerap saham yang tidak terbeli publik. Komitmen ini menunjukkan keyakinan kuat underwriter terhadap prospek Superbank di pasar.
Skema penjatahan dalam aturan lama memberikan porsi signifikan bagi institusi melalui fixed allotment, sementara investor ritel tetap mendapat ruang melalui pooling. Dalam pooling sendiri, alokasi dibagi antara ritel dan non-ritel dengan rasio 1:2. Jika permintaan melebihi kuota, penyesuaian dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah pesanan. Meski terkesan lebih konservatif dibanding aturan baru SEOJK 25/2025, mekanisme ini memberi struktur yang jelas bagi investor untuk menyusun strategi pemesanan.
Superbank juga membidik dana Rp2,79 triliun dari pelepasan 4,4 miliar saham atau sekitar 13% modal setelah IPO. Dari dana tersebut, 70% akan digunakan sebagai modal kerja untuk penyaluran kredit, sementara 30% sisanya dialokasikan untuk belanja modal mulai 2026 hingga lima tahun mendatang. Fokus belanja modal meliputi pengembangan produk pendanaan, pembiayaan, sistem pembayaran digital, infrastruktur TI, kecerdasan buatan, data analitik, dan keamanan siber. Dukungan ekosistem Grab–Emtek serta valuasinya yang masih relatif rendah menempatkan SUPA sebagai salah satu calon bank digital yang dinilai undervalued saat memasuki pasar perdana.Beli Saham IPO SUPA di Ajaib
Investasi Saham IPO SUPA
Ingin ikut IPO SUPA? Pesan sahamnya di Ajaib! Dapatkan informasi terbaru mengenai tanggal penting dan harga penawaran yang perlu kamu ketahui. Download aplikasi Ajaib sekarang dan mulai beli saham SUPA.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi ini berdasarkan riset internal dan tidak dipengaruhi pihak mana pun. Informasi ini bukan merupakan ajakan atau paksaan untuk membeli atau menjual Efek tertentu. Harga saham dapat berubah secara real-time; berinvestasilah sesuai analisis dan keputusan pribadi.
sumber: https://market.bisnis.com/read/20251210/7/1935567/ipo-superbank-supa-mansek-dan-trimegah-supir-utama-penjatahan-gunakan-pojk-lama/All
Artikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!