Ekonomi

Bandara Kulon Progo Investasi Gagal Pemerintah?

bandara-kulon-progo

Ajaib.co.id – Demi menjadi negara yang maju, tentu harus memerhatikan segala aspek dalam negeri. Pemenuhan fasilitas yang lebih baik bagi masyarakat, tentu dapat dianggap memberikan kesejahteraan. Bila tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat, maka akan memberikan efek domino pada aspek lainya.

Pada era pemerintahannya, Presiden Joko Widodo telah banyak melakukan peresmian bandara baru. Salah satunya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Bandara Kulon Progo atau disebut juga New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Bandara yang diresmikan pada 28 Agustus 2020 ini terletak di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Bandara ini menjadi bandara baru yang diproyeksikan menjadi pengganti Bandara Internasional Adisutjipto yang ada di Kabupaten Sleman.

Lalu, apa urgensi pembangunan bandara baru di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta? Berapa total biaya pembangunannya? Apakah pembangunan Bandara Kulon Progo merupakan investasi yang baik? Yuk, selengkapnya baca artikel ini.

Sejarah Bandara Kulon Progo

Bandara Kulon Progo memiliki luas lahan seluas 600 hektare dan terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun.

Pembangunan bandara ini sendiri sudah diwacanakan sejak tahun 2011 tepatnya pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Pembangunan bandara ini masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Kemudian dikembangkan dalam pemerintahan Joko Widodo dan menjadi salah satu dari 248 proyek strategis nasional sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 58 tahun 2017. 

Nah, bandara ini dibangun di atas lahan 5 desa yaitu: Glagah, Kebonrejo, Jangkaran, Palihan, dan Sindutan. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Desa Jangkaran pada tanggal 27 Januari 2017 setelah melakukan prosesi Babat Alas Nawung Kridha.

Alasan mengapa di Yogyakarta memerlukan bandara baru adalah karena Bandara Adisutjipto sudah melebihi kapasitas penumpang. Daya Tampung Bandara Adisutjipto dirancang hanya untuk menampung 1,2 sampai 1,5 juta penumpang setiap tahunnya. Padahal, saat ini bandara tersebut telah menampung sekitar 7,8 juta penumpang.

Selain itu, panjang runway hanya 2.200 meter dan tidak mampu menampung pesawat berbadan lebar (wide body). Pengembangan bandara juga tidak dapat dilakukan karena keterbatasan lahan.

Pembangunan bandara baru ini tidak lepas dari banyak permasalahan. Salah satunya adalah persoalan lokasi bandara Kulon Progo yang dinilai tidak layak karena berada pada lokasi yang rawan bencana.

Bandara Kulon Progo berada pada kawasan pantai selatan Pulau Jawa yaitu di antara lempeng Australia dan Eurasia. Apabila terjadi gesekan atau penurunan terhadap kedua lempengan ini maka akan menimbulkan potensi gempa dan tsunami. 

Nah, terlepas dari kontroversinya, Bandara Kulon Progo juga memiliki prestasi tersendiri. Proyek Pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) menjadi proyek infrastruktur tercepat yang ditangani oleh PT Angkasa Pura I (AP I).

Bandara ini memasuki tahap konstruksi fisik pada November 2018 setelah proses pembebasan lahan selesai dan rampung pengerjaan pada akhir 2019. Oleh karena itu, pengerjaan bandara hanya membutuhkan waktu yang singkat yaitu sekitar 1 tahun saja. 

Menjadi Investasi buruk?

Bandara Kulon Progo dibangun dengan desain yang modern yang menghabiskan biaya sebesar Rp12 triliun. Walaupun pembangunannya menelan biaya yang fantastis, namun sejak peresmiannya, kapasitas bandara Kulon Progo masih jauh dari yang diharapkan.

Target penumpang bandara Kulon Progo adalah 10 juta penumpang per tahun. Namun kenyataannya, selama tahun 2021, pergerakan penumpang pada bandara ini hanya 980 ribu penumpang atau kurang lebih 10 persen dari target penumpang.

Hasil ini harus memaksa AP I untuk mengurangi biaya operasional pada tahun depan dari 300 miliar rupiah menjadi Rp159 miliar. Hal ini menambah beban pada kondisi finansial yang dialami oleh AP I dengan utang yang mencapai Rp35 triliun dan kerugian setiap bulan mencapai Rp200 miliar. Kerugian AP I disebabkan beban akibat banyaknya pembangunan bandara baru di tengah masa pandemi. 

Apalagi selama pandemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 memberikan penurunan pendapatan yang drastis dari 15 bandara AP I. Menurunnya jumlah orang yang bepergian, tentu akan menggerus pendapatan AP I. Pada 2019, total pergerakan penumpang di bandara Angkasa Pura I mencapai 81,5 juta penumpang.

Ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, jumlah pergerakan penumpang turun menjadi 32,7 juta penumpang dan pada 2021 ini diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang.

Nah, walaupun begitu, pergerakan penumpang pada Bandara Kulon Progo tetap tumbuh sejak diresmikan. Pada bulan Oktober, jumlah pergerakan penumpang sebanyak 132.913 pergerakan. Lalu pada bulan November, jumlah pergerakan penumpang meningkat sebesar 26% yaitu sebanyak 167.430 pergerakan. 

Bila membandingkannya dengan tahun lalu, angka pergerakan penumpang di bandara NYIA selama bulan Januari sampai November 2021 tercatat sebesar 1.214.531 pergerakan. Sedangkan tahun lalu hanya sebesar 996.681 pergerakan. Artinya pergerakan penumpang pada bandara NYIA telah meningkat sebesar 24 persen dari tahun lalu. 

Lalu, apakah investasi pemerintah dalam membangun bandara baru ini merupakan investasi yang buruk? Walaupun pembangunan bandara memakan nilai yang besar dan target belum dapat dipenuhi, namun pembangunan bandara NYIA memberikan dampak positif terhadap Kabupaten Kulon Progo.

Hal ini dapat dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo sebelum 2018 hanya berkisar 4 – 5,2 persen. Sejak dilaksanakannya pembangunan bandara baru, pertumbuhan ekonomi wilayah meningkat pesat. Peningkatan itu dibuktikan dengan pertumbuhan 10,83 persen pada 2019 dan 11,3 persen pada 2020. 

Kulon Progo masih dapat menumbuhkan ekonomi walaupun tengah menghadapi badai pandemi. Pertumbuhan ekonomi 2020 bahkan melampaui wilayah kota Yogyakarta yang hanya sebesar 7 persen saja. Investasi pemerintah tidak dapat dikatakan gagal karena secara tidak langsung pembangunan bandara baru justru meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Nah, melakukan investasi tentu harus memerhatikan banyak hal agar tidak mengalami kerugian. Kamu dapat mempercayakan pengelolaan dana kamu lewat Aplikasi Investasi Ajaib.

Aplikasi Investasi Ajaib akan memberikanmu keuntungan dan tidak repot, serta berizin.Nah, tunggu apalagi? Segera miliki akun Ajaib, ya!

Artikel Terkait