Mengenal Saham Tesla (TSLA): Sejarah dan Prospek Perusahaan Elon Musk
Sarifa•October 7, 2025

Tesla (TSLA) dikenal sebagai salah satu saham paling menonjol di pasar. Di bawah Elon Musk, Tesla berhasil merevolusi industri otomotif lewat kendaraan listrik dan energi terbarukan. Sejak IPO pada 2010, harga sahamnya melonjak ratusan kali lipat, menjadikannya incaran banyak investor.
Apa Itu Saham Tesla (TSLA)?
Tesla (TSLA) adalah saham publik dari Tesla, Inc., perusahaan otomotif dan energi terbarukan asal Amerika Serikat. Perusahaan ini awalnya didirikan pada 2003 oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning, lalu Elon Musk masuk setahun kemudian sebagai investor utama.
Tesla resmi melantai di bursa NASDAQ pada 29 Juni 2010 dengan harga perdana $17 per lembarnya. Sejak saat itu, saham TSLA berkembang pesat dan menjadi salah satu yang paling diperhatikan di pasar global.
Dengan membeli saham Tesla, investor ikut memiliki bagian dari perusahaan yang berfokus pada kendaraan listrik dan energi bersih. Meski pertumbuhannya impresif, saham TSLA dikenal sangat fluktuatif sehingga menawarkan peluang besar sekaligus risiko tinggi.
Sejarah dan Evolusi Tesla
Tesla memulai perjalanannya dengan Roadster, mobil sport listrik yang membuktikan bahwa EV bisa memiliki performa tinggi. Keberhasilan ini dilanjutkan dengan peluncuran Model S pada 2012, yang membawa Tesla ke panggung global sebagai produsen mobil listrik premium.
Ekspansi berlanjut pada 2017 dengan hadirnya Model 3, mobil listrik yang terjangkau. Model ini menjadi pilar utama Tesla, diikuti oleh Model X, Model Y, serta Cybertruck. Untuk mendukung produksi, Tesla juga membangun sejumlah Gigafactory di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa.
Saat IPO pada 2010, Tesla berhasil mengumpulkan dana sekitar $226 juta. Sepuluh tahun kemudian, harga sahamnya melonjak lebih dari 160 kali lipat, menjadikannya fenomena besar di pasar modal. Kapitalisasi pasar Tesla juga meningkat ratusan kali lipat
Model Bisnis dan Sumber Pendapatan Tesla
Penjualan mobil listrik menjadi kontributor terbesar bagi Tesla. Pada 2024, lini utama seperti Model S, Model 3, Model X, dan Model Y menyumbang sekitar 79% dari total pendapatan atau sekitar $77,1 miliar. Angka ini menegaskan dominasi segmen otomotif dalam bisnisnya.
Di luar otomotif, Tesla merambah sektor energi terbarukan. Produk seperti panel surya serta sistem penyimpanan energi Powerwall dan Megapack menyumbang pendapatan sekitar $10 miliar pada 2024, memperluas cakupan bisnis ke arah energi berkelanjutan.
Tesla juga memperoleh pemasukan dari layanan tambahan. Segmen ini mencakup layanan purna jual, penjualan mobil bekas, jaringan Supercharger, asuransi kendaraan, hingga merchandise. Pada 2024, kontribusinya mencapai sekitar $10,5 miliar.
Dengan struktur pendapatan yang beragam, Tesla tidak hanya bertumpu pada penjualan kendaraan. Inovasi di baterai, kendaraan otonom, dan kecerdasan buatan (AI) menjadi fondasi yang diharapkan menopang pertumbuhan jangka panjangnya
Kinerja Saham Tesla di Pasar
Dalam satu dekade terakhir, performa saham TSLA mencatat pertumbuhan luar biasa meski diwarnai volatilitas. Sejak 2010, harga sahamnya melonjak sekitar 160 kali lipat hingga awal 2025. Untuk menjaga aksesibilitas bagi investor ritel, Tesla melakukan dua kali stock split: 5-untuk-1 pada 2020 dan 3-untuk-1 pada 2022.
Pada masa puncaknya di 2021, kapitalisasi pasarnya sempat menembus triliunan dolar AS, menjadikannya perusahaan otomotif dengan valuasi tertinggi di dunia. Namun, periode 2021 hingga 2023 menghadirkan koreksi tajam sekitar 65% akibat perlambatan permintaan dan laporan keuangan yang kurang memuaskan.
Meski begitu, saham TSLA tetap menunjukkan daya tarik kuat bagi investor. Setiap kabar positif, seperti peningkatan pengiriman kendaraan atau peluncuran produk, kerap memicu reli. Hal ini mencerminkan tingginya pengaruh sentimen pasar terhadap pergerakan saham Tesla.
Risiko dan Tantangan Investasi Saham TSLA
Berinvestasi di saham Tesla datang dengan risiko besar. Persaingan di industri EV makin ketat, terutama dari produsen Tiongkok seperti BYD yang menawarkan mobil listrik lebih murah. Selain itu, beberapa model Tesla mulai dinilai usang sehingga bisa mengurangi daya tariknya di pasar.
Reputasi Tesla juga sangat lekat dengan Elon Musk. Setiap komentar atau aktivitas publiknya, termasuk keterlibatan dalam isu politik, kerap memicu volatilitas harga saham. Hal ini membuat TSLA rentan terhadap sentimen pasar yang tidak selalu terkait langsung dengan kinerja bisnis.
Valuasi Tesla dinilai tinggi. Sebagian analis memperkirakan bisnis inti mobil listrik Tesla hanya bernilai sekitar $75 per saham, jauh di bawah harga pasar. Artinya, valuasi bertumpu pada ekspektasi masa depan seperti AI dan energi bersih, yang belum sepenuhnya matang.
Faktor eksternal pun berpengaruh. Kenaikan suku bunga, perlambatan ekonomi, dan menurunnya permintaan mobil bisa menekan pendapatan Tesla. Dengan risiko internal dan eksternal, saham TSLA cenderung bergejolak dan menuntut investor siap menghadapi volatilitas ekstrem.
Apakah Saham Tesla Layak Dipertimbangkan?
Tesla masih menjadi pionir kendaraan listrik dan energi terbarukan, dengan potensi jangka panjang yang besar. Ekspansi ke robotaxi, AI, dan penyimpanan energi bisa menjadi pendorong pertumbuhan, meski valuasinya saat ini terbilang tinggi.
Risiko utama datang dari ketergantungan pada figur Elon Musk serta fluktuasi pasar yang sering dipicu oleh sentimen eksternal. Hal ini membuat saham Tesla kerap bergerak sangat volatil dibanding emiten otomotif lainnya.
Bagi investor dengan keyakinan pada visi Tesla dan toleransi risiko tinggi, TSLA bisa menjadi aset menarik dengan potensi imbal hasil besar. Namun, untuk investor konservatif, saham ini lebih cocok dilihat dengan sikap hati-hati.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Jual Beli Saham Amerika di Ajaib Alpha dengan Mudah
Baca Artikel Lainnya di Ajaib Alpha!
Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar saham AS, aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Alpha! Ajaib Alpha menghadirkan layanan investasi cryptoonline yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Alpha dengan klik button di bawah ini!
FAQ Seputar Saham Tesla
Apa Nama Saham Tesla?
Nama saham Tesla adalah Tesla, Inc. dengan kode ticker TSLA yang diperdagangkan di bursa NASDAQ, Amerika Serikat.
Kenapa Tesla Tidak Jadi Investasi di Indonesia?
Tesla sempat menjajaki peluang investasi di Indonesia, terutama untuk pabrik baterai. Namun, hingga kini rencana tersebut belum terealisasi karena berbagai faktor, termasuk negosiasi insentif, pasokan bahan baku, dan strategi ekspansi global Tesla.
Bagaimana Jika Saya Berinvestasi $1.000 di Tesla 10 Tahun Lalu?
Jika membeli saham Tesla senilai $1.000 pada 2015, nilainya bisa tumbuh puluhan kali lipat pada 2025. Tergantung waktu pembelian, investasinya bisa bernilai lebih dari $10.000 hingga $15.000, mencerminkan pertumbuhan harga saham Tesla yang spektakuler.
Artikel Terkait




Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!