Ajaib.co.id – Instrumen pasar uang merupakan angin segar untuk investor dalam menghimpun dana agar bisa mendapatkan keuntungan. Karena, memang salah satu fungsi dan tujuan investor bermain di pasar uang adalah hal tersebut. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Pengertian Instrumen Pasar Uang
Pasar uang atau yang dikenal sebagai money market adalah tempat transaksi jual beli berbentuk sekuritas keuangan. Di dalam pasar uang, kamu juga bisa mendapatkan pinjaman dana dari pihak lainnya, tentu pinjaman ini memiliki tingkat suku bunga sebagai imbal balik dari pinjaman itu sendiri.
Untuk peminjaman yang terjadi pasar uang biasanya relatif pendek, yakni minimal satu hari atau maksimal satu tahun. Jika melebihi itu, maka pinjaman tersebut lebih tergolongkan sebagai pasar utang. Pasar uang sendiri sebenarnya bisa dibedakan dua jenis jika dibedakan dari mata uangnya, yakni pasar valuta asing dan pasar domestik.
Dari jenis-jenis tersebut, terdapat beberapa instrumen pasar uang yang bisa kamu ikuti. Instrumen-instrumen tersebut adalah:
Instrumen Pasar Uang
1. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah instrumen pasar uang dalam bentuk surat yang diterbitkan oleh bank lalu ditandatangi oleh nasabahnya. Umumnya, surat berharga ini adalah surat jaminan pelunasan dari pihak nasabah kepada pihak bank. Bank memiliki hak untuk memperdagangkan SBPU ini di pasar uang.
Di dalam dunia perdagangan SBPU, biasanya melibatkan bank komersial dengan Bank Indonesia atau lembaga keuangan lainnya dengan menerapkan sistem diskonto. Selain itu, SBPU yang dilakukan dengan Bank Indonesia juga berjangka pendek.
2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Kesamaan antara SBPU dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ini adalah penerapan perdagangan dengan sistem diskonto. Seperti namanya, SBI merupakan surat berharga terbitan Bank Indonesia yang menjadi bukti utang berjangka pendek, yakni satu bulan hingga tiga bulan.
Instrumen pasar uang berikutnya adalah sertifikat Bank Indonesia, yaitu surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti utang dengan jangka waktu pendek, antara satu hingga tiga bulan, yang dilakukan dengan sistem diskonto.
3. Sertifikat Deposito
Meskipun memiliki nama yang seurpa dengan deposito tabungan, sertifikat deposito merupakan salah satu instrumen pasar uang yang lebih condong ke arah investasi. Sertifikat deposito sendiri merupakan simpanan nasabah dengan tingkat suku bunga dan periode jatuh tempo tertentu yang diterbitkan bank.
4. Banker’s Acceptance
Banker’s Acceptance (BA)adalah instrumen pasar uang yang hadir karena adanya perdagangan luar negeri, baik itu ekspor atau impor. BA sendiri berbentuk wesel berjangka dengan cap accepted yang bisa diperjualbelikan di pasar uang.
Kehadiran dokumen Banker’s Acceptance ini juga menjadi alat untuk menghindari kemungkinan gagal bayar untuk pihak eksportir. Sistemnya, BA ini bisa diklaim sejumlah nominal transaksi jual beli barang ekspor maupun impor yang sudah terjadi lalu ditambahkan dengan fee.
Untuk jatuh temponya sendiri bervariasi sesuai dengan kesepakatan dalam pelunasan transaksi. Bila kesepakatan telah terjadi, maka pemilik surat mempunyai jaminan bahwa pihaknya akan mendapatkan pembayaran di waktu yang telah tertulis di dalam dokumen resmi.
Lalu, si pemilik surat ini juga berhak memperjualbelikan Banker’s Acceptance untuk mendapatkan modal meskipun Letter of Credit (L/C) belum cair. Banker’s Acceptance biasanya juga berjangka pendek, yakni sekitar 30 hari hingga 270 hari. Seringnya, BA ini memiliki jatuh tempo dalam waktu 90 hari.
5. Treasury Bills
Treasury Bills atau yang akrab disebut T-Bills di pasar uang adalah seperti surat obligasi yang memiliki jangka pendek. Di dalam sistem t-Bills sendiri, investor umumnya mendapatkannya dengan harga diskon. Lalu, ketika dokumen ini jatuh tempo, investor akan mendapat keuntungan yang didapat dari selisih harga nominal dikurangi harga diskon.
Sejarahnya, dipercaya bahwa T-Bills ini digunakan oleh Amerika untuk membiayai keperluan mereka dalam perang dunia pertama.
6. Call Money
Di dalam pasar uang, Call Money sendiri umumnya diprakttikan antarbank yang membutuhkan dana dalam jangka waktu yang begitu pendek. Biasanya, Call Money akan dipakai jika bank memiliki kebutuhan untuk mengalihkan kelebihan dananya atau membutuhkan dana dalam waktu dekat. Dalam call money, biasanya prosesnya menggunakan kliring.
Call Money ini memiliki jangka waktu yang begitu pendek. Seringnya, hanya dipakai untuk satu hari ataupun dua hari saja. Namun dalam beberapa kasus, pinjaman dari penggunaan Call Money juga bisa mencapai 7 hari.
7. Promissory Notes
Promissory Notes merupakan surat sanggup bayar berbentuk nota yang memang dapat dicairkan atau diuangkan. Seperti namanya, surat ini adalah surat kontrak untuk satu pihak yang berkewajiban membayar uang dengan nominal tertentu untuk melunasi utangnya.
Di dalam Promissory Notes terdapat detail pembayaran yang harus dilunasi, mulai dari jumlah pinjaman pokok, tingkat bunga pinjaman, hingga waktu jatuh temponya. Bahkan di beberapa Promissory Notes juga terdapat delik kesepakatan apabila pihak pembayar tidak bisa membayar pinjaman.
8. Commercial Paper
Di Indonesia, Commercial paper juga akrab disebut dengan surat berharga komersial. Surat berharga ini merupakan instrumen utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau bank dengan kapitalisasi besar terhadap investor mereka.
Utang ini sifatnya collateral atau tanpa jaminan dan dilakukan tidak dalam jangka panjang. Karena, biasanya utang ini dipergunakan untuk pengadaan modal kerja ataupun untuk membeli barang inventaris untuk perusahaan.
Karena itu, Commercial paper cukup sering digunakan oleh perusahaan. Pasalnya, Commercial Paper memang lebih praktis dalam memperoleh modal usaha dibanding mengajukan pembiayaan melalui pinjaman bank.
Keuntungan Memilih Instrumen Pasar Uang
Instrumen ini menjadi salah satu investasi yang sering dipilih oleh beberapa investor pemula yang baru mulai berinvestasi. Kenapa? Di bawah ini adalah keuntungan memilih instrumen reksa dana pasar uang.
1. Tingkat risiko relatif rendah
Reksa Dana ini dianggap sebagai investasi yang dapat memberikan imbal hasil stabil namun dengan tingkat risiko rendah. Hal ini karena pasar uang memiliki risiko yang lebih kecil daripada investasi reksa dana lainnya ataupu investasi di pasar saham.
2. Likuiditas Lebih Aman
Reksa dana ini menempatkan investasinya ke dalam instrumen pasar uang. Salah satu sumber instrumen ini seperti deposito dan obligasi yang jangka waktu kurang dari 1 tahun, sehingga instrumen ini cenderung memiliki likuiditas yang lebih tinggi.
3. Jumlah Minimum Investasi Lebih Rendah
Dengan memilih investasi ini, kamu bisa memulainya hanya dengan modal awal Rp10 ribu. Sehingga kamu bisa coba berinvestasi dengan modal kecil sambil mempelajari investasi itu sendiri.
4. Bisa redemption kapan saja
Kamu juga bisa melakukan redemption secara fleksibel tanpa menunggu jangka waktu atau jatuh tempo, dan tanpa adanya denda atau biaya. Tentu hal ini sangat memudahkan dan sangat likuid.
Itulah beberapa penjelasan mengenai instrumen pasar uang yang populer. Mungkin beberapa di antaranya juga sudah familiar untuk kamu. Namun, redaksi Ajaib juga yakin beberapa lainnya masih asing sehingga kamu perlu tahu lebih mendalam agar kamu bisa mengoptimalkan keberadaan pasar uang.
Jika kamu membutuhkan artikel-artikel lainnya yang membahas mengenai pasar uang, pasar modal, investasi, hingga perencanaan keuangan, ada baiknya kamu terus ikuti update dari blog Ajaib yang siap membagikan aneka konten menarik lainnya.
Selain itu, Ajaib juga bisa membantu kamu memulai investasi pasar uang dengan mudah, cepat, dan bisa dilakukan di mana saja. Jadi tunggu apalagi? Yuk mulai investasi sekarang di Ajaib sekarang!