Saham

Keuntungan Membeli Saham Bagi Investor Berbeda dengan Trader

keuntungan membeli saham

Ajaib.co.id – Keuntungan membeli saham bagi investor bersifat jangka panjang dengan analisis fundamental, sedangkan keuntungan trader bersifat instan berdasarkan grafik tren harga.

Investasi saham selalu terdengar awesome. Meskipun berkat gerakan Yuk Nabung Saham! dunia investasi saham telah sukses menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas hingga kalangan milenial,

Image investor saham dan trader saham dua-duanya sama-sama terkesan super cool karena kesibukannya di lantai bursa, savvy, literatif, sophisticated dan kaya raya.

Padahal ada perbedaan besar lho di antara keduanya! Tahukah kamu, bahwa investor saham dan trader saham memiliki persepsi dan ekspektasi berbeda tentang keuntungan membeli saham?

Keuntungan Membeli Saham Dari Kacamata Umum

Secara prinsip, ada 2 keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:

1. Dividen

Berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, Dividen merupakan pembagian keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham, yang diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS.

Seorang investor harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama – yaitu hingga kepemilikan saham tersebut mendapat pengakuan sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen, apabila ia ingin mendapatkan dividen.

Bisa dibagikan perusahaan kepada setiap pemegang saham berupa dividen tunai kepada setiap pemegang saham berupa uang tunai dalam jumlah Rupiah tertentu untuk tiap lembar saham, atau bisa juga berupa dividen saham yang diberikan kepada setiap pemegang saham sehingga jumlah saham yang dimilikinya otomatis bertambah.

2. Capital Gain

Keuntungan ini merupakan selisih antara harga beli dan harga jual tiap lembar saham, yang deperoleh melalui aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Apabila seorang investor membeli saham ABC dengan harga per lembar saham Rp3.000, kemudian ketika beberapa waktu kemudian ia menjualnya dengan harga Rp3.500 per lembar saham, berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp500 dari setiap lembar saham yang dijualnya.

Keuntungan Membeli Saham Bagi Investor Saham

Jika aliran berinvestasi saham yang kamu pilih adalah value investor yang membeli dan menjual saham berdasarkan hasil analisis fundamental perusahaan dan nilai wajar sahamnya dari waktu ke waktu, maka kemungkinan jangka waktu untuk bisa mendapatkan keuntungan minimal seminggu hingga tahunan.

Bahkan, sekalipun sudah untung hingga 100%, seringkali value investor tetap memegang sahamnya sampai ada faktor-faktor lain yang menyebabkan ia untuk menjual sahamnya seperti:

  1. Situasi makro ekonomi Indonesia yang tampak bermasalah.
  2. Tekanan ekonomi global yang merugikan Indonesia.
  3. Anjloknya nilai IHSG yang berlarut-larut.
  4. Penurunan laba perusahaan pada laporan keuangan per kuartal yang terbaru.

Namun, meski keuntungan value investor tidak se-ekspres growth investor, faktanya hingga saat ini hanya Warren Buffett yang beraliran value investing-lah yang akhirnya sukses menjadi orang terkaya di dunia. Mungkin itu bukti nyata dari peribahasa terkenal: All Good Things Come to Those Who Waits.

Keuntungan Membeli Saham Bagi Trader Saham

Di sisi lain, jika aliran bermain saham yang dipilih adalah growth investor, yang belinya hanya berdasarkan analisis grafik atau pola trendline harga saja tanpa adanya visi dan keyakinan terhadap aspek fundamental dan makro ekonomi jangka panjang, maka investasi itu cenderung bersifat trading.

Untuk waktu untuk menggondol keuntungan capital gain, trader bisa menghasilkan dalam hitungan menit saja! Tapi faktanya, hingga ini belum ada trader saham yang berhasil menjadi orang terkaya dunia.

Jika para trader saham ditanya, manakah yang lebih menguntungkan, dividen atau capital gain? Mereka akan menjawab bahwa keduanya sama-sama menguntungkan, dan sebaiknya keuntungan diraup secara maksimal dari keduanya, demi mempercepat pelipatgandaan nilai investasi!

Berikut ini cara pandang trader saham terhadap eksploitasi kinerja Dividen dan Capital Gain:

1. Meraup Dividen Tanpa Menunggu 1 Tahun

Perusahaan penerbit surat saham umumnya membagikan dividen minimal 1x setahun, kecuali jika pembagiannya dilakukan secara bertahap 2 atau 3x. Namun bagi trader saham, perolehan Dividen seharusnya diraup tanpa harus menunggu 1 tahun, bahkan jika bisa hanya dalam hitungan menit saja. Kunci triknya adalah

harus membeli sahamnya tepat di hari cum date, meskipun di menit terakhir (pukul 15:49:59) tepat sebelum jam perdagangan saham di bursa tutup jam 15.50 sore.

Kemudian, jika ia menjualnya di menit pertama bursa buka pada jam 09.00 keesokan harinya, maka tetap dihitung sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan Dividen. Biasanya hari penentuan cum date tersebut hanya 1 hari saja. Hari berikutnya sudah masuk hari ex cum date yang artinya: hari cum date tersebut telah berakhir.

Besaran keuntungan Dividen tidak sebanyak deposito bank, yaitu rata-rata hanya antara 1-5%. Jangan keburu kecewa, karena apabila kamu sudah membeli suatu saham 10 tahun yang lalu dan saat ini harganya sudah naik banyak, maka nilai segitu bahkan bisa lebih besar dari deposito. Bagaimana bisa? Begini contoh runut pikirnya:

Misalkan dulu kamu beli saham MYOR (Mayora) di harga Rp1800 di tahun 2016, lalu setelah 1 tahun dipegang, kamu meraup Dividen sebesar 3%. Meskipun tampak sedikit tapi bila kamu tidak menjualnya dan di tahun 2018 dan harganya sudah naik Rp3.000 per lembar dan kamu dapat lagi keuntungan Dividen senilai 3%, maka nilainya tentu lebih dari 3% seperti waktu kita menghitungnya dari investasi modal awal Rp1.800 tadi.

Artinya, jika harga sahamnya sudah naik > 50%, maka nilai Dividennya pun juga demikian, yaitu sudah hampir senilai 5%. Demikian seterusnya, jika harga sahamnya naik terus, maka otomatis nilai Dividennya juga akan terus naik.

2. Capital Gain Instan

Tak seperti Dividen, keuntungan trading saham dari Capital Gain bisa kamu dapatkan kapan pun, selama saham yang telah dibeli sudah naik harganya, dan dijual saat jam perdagangan saham BEI.

Namun perlu diingat, pastikan nilai minimal Capital Gain lebih tinggi dari trading fee yang ditentukan oleh perusahaan sekuritas tempat kamu membuka rekening dan trading saham tersebut.

Berikut ini contoh runut pikirnya

Misalkan seorang trader saham membeli saham LPCK senilai Rp1.600 per lembar, dan ternyata setelah beberapa hari ternyata harganya naik menjadi Rp2.100 per lembar.

Maka selisih dari Rp2.100 dikurang Rp1.600 = Rp500 inilah yang dikatakan sebagai Capital Gain. Maka tinggal kalikan saja keuntungan Rp500 tersebut dengan jumlah lembar saham yang telah kamu jual guna mengetahui total keuntungan trading saham kamu.

Andaikata kamu memegang 1000 lembar saham LPCK, tinggal kalikan saja 1000 x Rp500 = Rp500.000. Nilai tersebut mungkin terasa sangat kecil jika harus menunggu 1 tahun seperti halnya investasi deposito. Maka trik percepatannya dalam trading saham adalah:

  1. Cermat dan jeli melihat mana saham yang layak investasi atau tidak.
  2. Jual saham yang sudah untung minimal 3%.

Waktu yang tepat untuk melakukannya bisa kapan saja, selama harga dari saham yang dibeli telah naik dari harga belinya semula, dan transaksi sahamnya dilakukan pada saat bursa saham IDX masih buka, yaitu jam 9.30 – 12.00 siang dan 01.30 siang sampai 03.55 sore.

Nah, manakah yang lebih menarik bagi kamu, keuntungan membeli saham dari sudut pandang investor saham, atau trader saham? Jawabannya akan menjadi cerminan panggilan jiwa kamu dalam menggeluti dunia saham. Jangan lupa selalu meminimalkan risikonya dengan diversifikasi portofolio investasi seperti investasi reksa dana di Ajaib.

Aplikasi Ajaib ini mudah, menu pilihan paket investasi variatif, minimum modal hanya Rp10.000, menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta diawasi penuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk itu, Ajaib tetap jadi pilihan cerdas untuk kaum milenial.

Artikel Terkait