
BKSL
Sentul City Tbk.
Properti
Day Trading
Trading Limit

📢 Saya baru saja mengirim Order Beli $BKSL di harga Rp43.



Sentul City Tbk.
Properti
Day Trading
Trading Limit

📢 Saya baru saja mengirim Order Beli $BKSL di harga Rp43.



📢 Saya baru saja mengirim Order Beli $BKSL di harga Rp43.


Analisis On Balance Volume Saham $BKSL Analisis teknikal dengan On Balance Volume (OBV) untuk saham $BKSL menunjukkan tren sideways di awal 2025. Meski $BKSL mencapai harga tertinggi di 67 dan ditutup di 71 saat Desember 2024, tren volume berikutnya tidak signifikan mendorong kenaikan harga. Ini mengisyaratkan bahwa sentimen beli semakin lesu dan pasar tampak stagnan, indikasi bahwa kita mungkin akan melihat penurunan lebih lanjut.
Analisis MACD untuk $BKSL di Januari 2025 Kalau lihat pergerakan harga $BKSL , kayaknya banyak sideway ya. Dari data, indikator MACD bakal kasih kita indikasi momentum. Saat membuka, harga berkisar antara 57 sampai 71. Namun, kenaikan harga nggak konsisten. Osilator MACD kemungkinan ngasih sinyal bearish. Bagi mereka yang optimis mungkin ini kesempatan, tapi gejala resesi global bisa aja terus menghantui.
Dampak Kasus Pertanahan Pesisir Banten Terhadap Sektor Properti Kasus pertanahan di wilayah laut Tangerang, Banten, yang melibatkan PT Intan Agung Makmur dan PT Cahaya Inti Sentosa, menjadi sorotan pasar properti nasional. Khususnya, isu ini memiliki potensi dampak signifikan terhadap saham-saham di sektor properti terkait, termasuk entitas besar seperti $ACST (PT Acset Indonusa Tbk) dan $BKSL (PT Sentul City Tbk), meskipun mereka tidak terlibat langsung. Pasar properti memiliki sensitivitas tinggi terhadap isu hukum dan kebijakan pemerintah. Isu reklamasi dan penataan ruang, seperti yang diungkap oleh WALHI, dapat mengguncang kepercayaan investor terhadap proyek-proyek pengembangan properti di area pesisir. Penghentian atau pembatalan proyek besar dapat menimbulkan kerugian finansial signifikan dan meredam minat investasi. Untuk investor yang memegang saham di sektor ini, penting untuk memonitor perkembangan kasus ini serta respon pemerintah lebih lanjut. Bagi perusahaan seperti $ASRI (Alam Sutera Realty Tbk) dan $PURI (PT Puri Sentul Permai Tbk), isu tersebut bisa membuka peluang untuk menawarkan alternatif investasi yang lebih stabil di wilayah yang tidak bersinggungan dengan isu reklamasi atau pertanahan berisiko. Dalam konteks ini, portofolio properti yang berbasis tanah darat di wilayah pengembangan yang jelas dan sah akan lebih menarik. Investor perlu lebih selektif dan memperhatikan kelengkapan legalitas serta rekam jejak izin ketika mempertimbangkan saham di sektor properti. Memonitor berita dan analisa pasar bisa menjadi cara efektif untuk menjaga portofolio tetap aman sambil masih menjajaki peluang pertumbuhan sektor ini. Transparansi dan keterbukaan dari manajemen perusahaan-perusahaan terkait juga menjadi faktor penting dalam penilaian investasi ke depan.
Analisis On Balance Volume Saham $BKSL Analisis teknikal dengan On Balance Volume (OBV) untuk saham $BKSL menunjukkan tren sideways di awal 2025. Meski $BKSL mencapai harga tertinggi di 67 dan ditutup di 71 saat Desember 2024, tren volume berikutnya tidak signifikan mendorong kenaikan harga. Ini mengisyaratkan bahwa sentimen beli semakin lesu dan pasar tampak stagnan, indikasi bahwa kita mungkin akan melihat penurunan lebih lanjut.
Analisis MACD untuk $BKSL di Januari 2025 Kalau lihat pergerakan harga $BKSL , kayaknya banyak sideway ya. Dari data, indikator MACD bakal kasih kita indikasi momentum. Saat membuka, harga berkisar antara 57 sampai 71. Namun, kenaikan harga nggak konsisten. Osilator MACD kemungkinan ngasih sinyal bearish. Bagi mereka yang optimis mungkin ini kesempatan, tapi gejala resesi global bisa aja terus menghantui.
Dampak Kasus Pertanahan Pesisir Banten Terhadap Sektor Properti Kasus pertanahan di wilayah laut Tangerang, Banten, yang melibatkan PT Intan Agung Makmur dan PT Cahaya Inti Sentosa, menjadi sorotan pasar properti nasional. Khususnya, isu ini memiliki potensi dampak signifikan terhadap saham-saham di sektor properti terkait, termasuk entitas besar seperti $ACST (PT Acset Indonusa Tbk) dan $BKSL (PT Sentul City Tbk), meskipun mereka tidak terlibat langsung. Pasar properti memiliki sensitivitas tinggi terhadap isu hukum dan kebijakan pemerintah. Isu reklamasi dan penataan ruang, seperti yang diungkap oleh WALHI, dapat mengguncang kepercayaan investor terhadap proyek-proyek pengembangan properti di area pesisir. Penghentian atau pembatalan proyek besar dapat menimbulkan kerugian finansial signifikan dan meredam minat investasi. Untuk investor yang memegang saham di sektor ini, penting untuk memonitor perkembangan kasus ini serta respon pemerintah lebih lanjut. Bagi perusahaan seperti $ASRI (Alam Sutera Realty Tbk) dan $PURI (PT Puri Sentul Permai Tbk), isu tersebut bisa membuka peluang untuk menawarkan alternatif investasi yang lebih stabil di wilayah yang tidak bersinggungan dengan isu reklamasi atau pertanahan berisiko. Dalam konteks ini, portofolio properti yang berbasis tanah darat di wilayah pengembangan yang jelas dan sah akan lebih menarik. Investor perlu lebih selektif dan memperhatikan kelengkapan legalitas serta rekam jejak izin ketika mempertimbangkan saham di sektor properti. Memonitor berita dan analisa pasar bisa menjadi cara efektif untuk menjaga portofolio tetap aman sambil masih menjajaki peluang pertumbuhan sektor ini. Transparansi dan keterbukaan dari manajemen perusahaan-perusahaan terkait juga menjadi faktor penting dalam penilaian investasi ke depan.