Aktivitas manufaktur di Asia Tenggara menunjukkan tren menurun pada Juli 2024, dengan PMI Manufaktur Indonesia anjlok ke 49,3, memasuki zona kontraksi untuk pertama kalinya sejak Agustus 2021. Penurunan ini disebabkan oleh merosotnya permintaan dan produksi, memaksa produsen mengurangi pembelian dan pekerjaan.
Sementara itu, Thailand mencatat peningkatan signifikan dengan PMI mencapai 52,8, tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Lonjakan ini didorong oleh pesanan baru dan aktivitas pembelian yang meningkat.
Secara keseluruhan, PMI Manufaktur ASEAN berada di angka 51,6 pada Juli 2024, sedikit turun dari bulan sebelumnya namun masih dalam zona ekspansif. Vietnam, Thailand, dan Filipina tetap menunjukkan performa positif, sementara Malaysia, Myanmar, dan Indonesia mengalami kontraksi.
Sumber: Beda Nasib PMI Manufaktur: RI Ambruk, Thailand Terbang, dengan perubahan seperlunya.