Ajaib.co.id – Sembako atau sembilan bahan pokok merupakan kebutuhan sehari-hari yang biasanya tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Sembako dapat ditemukan di mana-mana, umumnya ada di pasar. Harganya pun memiliki standarnya masing-masing yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Namun, harga sembako ini terkadang bisa naik ke angka yang tidak wajar.Ada beberapa faktor yang membuat harga bahan pokok naik. Biasanya hal-hal di bawah inilah yang menjadi penyebabnya.
1. Iklim
Perubahan iklim bisa mempengaruhi harga sembako di Indonesia. Indonesia memang hanya memiliki dua iklim, tapi tetap saja iklim terkadang susah diprediksi. Dalam setahun bisa saja musim panas yang lebih panjang, dan di tahun depannya musim hujan yang lebih panjang. Petani pun tidak bisa memprediksi kapan mereka akan panen secara teratur.
2. Mendekati hari raya besar
Faktor yang membuat kenaikan harga bahan pokok lainnya adalah ketika akan memasuki hari raya besar. Yang paling mudah kita temukan contohnya adalah saat akan tiba hari raya Idul Fitri. Biasanya orang-orang akan lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli makanan, kue, baju baru, dan segala macamnya untuk keperluan hari raya Idul Fitri. Mumpung mendapatkan uang lebih dari THR, jadi mereka membelanjakan apa saja di luar barang kebutuhan sehari-hari.
Pasar-pasar jadi lebih ramai dari yang biasanya, tapi masyarakat tetap akan berbelanja karena waktu setahun sekali ini sayang dilewatkan. Jadi, sebenarnya cukup wajar jika harga bahan pokok kemudian naik.
Kenaikannya terkadang sampai berlipat-lipat karena pedagang ingin mengambil keuntungan dari momentum yang hanya terjadi setahun sekali ini. Biasanya untuk membuat harga normal kembali, pemerintah akan melakukan operasi pasar, salah satunya dengan menyidak langsung pasar-pasar yang terjadi kenaikan harga drastis.
3. Meningkatnya permintaan
Meningkatnya permintaan juga akan mempengaruhi harga sembako jadi lebih mahal. Hal ini paling sering ditemukan ketika hari raya besar akan segera tiba. Namun, bisa saja terjadi di luar hari raya besar.
Permintaan bisa naik karena masalah tertentu dan hal ini terkadang sukar diprediksi juga. Contoh yang bisa kita perhatikan adalah ketika awal pandemi melanda di Indonesia, semua orang panik dan membeli bahan pokok yang banyak untuk persediaan di rumah.
Hal itu karena mereka semua takut kehabisan bahan pokok karena sebentar lagi akan dilaksanakan PSBB. Walaupun sudah ada peringatan untuk menghadapi pandemi ini tanpa panik, tetap saja masyarakat panik dan memilih bersiap diri. Akibatnya beberapa bahan pokok harganya naik karena langka, ditambah lagi dengan bahan-bahan tersebut sedang menjadi incaran oleh banyak orang.
4. Alur distribusi yang panjang
Alur distribusi yang lebih panjang dari biasanya juga akan mempengaruhi harga bahan pokok menjadi naik. Hal itu karena membuat biaya distribusi naik yang pada akhirnya ikut membuat harga yang ditawarkan ke konsumen jadi lebih tinggi dari yang biasanya.
Bahan pokok agar bisa sampai di tangan konsumen, tentunya harus melewati proses distribusi ini. Tidak semua wilayah di Indonesia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Mereka menunggu pasokan dari pulau lain yang akan masuk ke pulau mereka. Sementara itu untuk memindahkan bahan pokok dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Alur distribusi jadi lebih panjang apabila terjadi kenaikan permintaan. Atau bisa juga karena terjadi bencana alam yang menyebabkan orang-orang jadi lebih banyak membutuhkan bantuan.
5. Permainan kartel
Permainan kartel ini memang menyebalkan karena ada beberapa orang yang tidak bertanggung jawab yang sengaja membuat gaduh demi mendapatkan keuntungan. Permainan kartel sering terjadi di Indonesia. Cara kerja mereka adalah dengan modal yang dimiliki, mereka akan membeli banyak persediaan bahan pokok dari berbagai petani.
Setelah itu mereka tidak langsung mendistribusikannya. Namun, bahan pokok tersebut disimpan di gudang mereka sendiri dalam beberapa waktu sampai kelangkaan di pasar sangat terasa. Kemudian mereka mengambil kesempatan menaikkan harga dan akhirnya mendapatkan keuntungan yang diinginkan.