Ajaib
Menu

Berita

Bank Indonesia (BI) Turunkan Deposit Facility ke 3,75%, Apa Artinya?

SarifaSeptember 23, 2025

Bank Indonesia.

Dalam Rapat Dewan Gubernur pada 16-17 September 2025, Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah pelonggaran moneter. Selain memangkas BI-Rate 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility lebih dalam, yaitu 50 bps menjadi 3,75% . Keputusan ini sejalan dengan kebijakan The Fed di AS yang juga mulai menurunkan suku bunga, memberikan sinyal kuat akan berlanjutnya likuiditas yang melimpah di pasar global .

Lantas, apa makna dari penurunan Deposit Facility ini bagi para investor pemula? Artikel ini akan mengupas tuntas dampaknya terhadap berbagai instrumen investasi dan sektor apa saja yang berpeluang untung.

Mengenal Deposit Facility dan Mengapa Penurunannya Signifikan

Sebelum menyelami dampaknya, mari pahami dulu apa itu Deposit Facility. Suku bunga Deposit Facility adalah imbal hasil yang diberikan BI kepada bank-bank umum ketika mereka menempatkan dananya di Bank Indonesia dalam jangka pendek .

Singkatnya, suku bunga ini menjadi batas bawah bagi suku bunga di pasar keuangan. Ketika BI menurunkan suku bunga deposit facility turun secara signifikan, BI mengirim pesan yang jelas kepada perbankan: “Biaya untuk menyimpan dana di BI sekarang lebih murah. Alihkan danamu untuk hal yang lebih produktif, seperti menyalurkan kredit!” .

Kebijakan ini merupakan bagian dari bauran strategi BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga inflasi yang rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah .

Dampak Langsung terhadap Pasar Keuangan

Kebijakan BI ini langsung beresonansi di berbagai pasar keuangan, dengan konsekuensi yang berbeda-beda untuk setiap instrumen.

1. Untuk Instrumen Pendapatan Tetap (Obligasi dan Deposito)

Penurunan suku bunga deposit facility menjadi 3,75% menjadi sinyal yang jelas bagi imbal hasil instrumen pendapatan tetap.

  • Tekanan Pada Imbal Hasil: Imbal hasil (yield) obligasi, terutama Surat Berharga Negara (SBN), berpotensi untuk terus menurun. Harga obligasi memiliki hubungan terbalik dengan yield-nya. Ketika yield turun karena suku bunga acuan turun, harga obligasi yang sudah kamu pegang justru cenderung naik . Ini bisa menjadi kesempatan capital gain bagi investor yang sudah memegang obligasi.
  • Bunga Deposito dan Tabungan akan Tertekan: Bank akan terdorong untuk menurunkan suku bunga deposito dan tabungan mereka. Sebab, dengan imbal hasil dari BI yang lebih rendah, bank tidak perlu lagi bersaing ketat menawarkan bunga tinggi untuk menarik dana masyarakat . Return dari instrumen ini diperkirakan akan semakin mengecil.

2. Tekanan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Kebijakan ini ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, ia mendorong pertumbuhan, tetapi di sisi lain, berpotensi memberi tekanan terhadap kurs Rupiah.

Penurunan suku bunga membuat aset finansial berbasis Rupiah menjadi kurang menarik dibandingkan dengan aset di negara dengan suku bunga yang lebih tinggi. Hal ini bisa memicu aliran modal asing keluar (capital outflow) yang pada akhirnya dapat melemahkan nilai Rupiah . Namun, penting diingat bahwa BI selalu waspada dan berkomitmen untuk menjaga stabilitas Rupiah melalui intervensi di pasar forex jika diperlukan .

3. Sentimen Positif bagi Pasar Saham

Likuiditas yang melimpah dan biaya pinjaman yang lebih murah umumnya menjadi sinyal positif untuk pasar saham. IHSG sendiri telah merespons sangat baik dengan berhasil menembus level psikologis 8.000 dan mencetak rekor baru di level 8.025 .

Alasannya sederhana:

  • Uang Murah: Perusahaan bisa meminjam dana dengan biaya lebih rendah untuk ekspansi bisnis, yang pada akhirnya diharapkan mendongkrak laba.
  • Alternatif Investasi: Dengan return deposito yang turun, investor beralih mencari imbal hasil yang lebih tinggi, dan pasar saham menjadi tujuan utama .

Sektor-Sektor Unggulan yang Diuntungkan

Tidak semua sektor saham diuntungkan secara merata dari kondisi suku bunga rendah. Berikut adalah beberapa sektor yang paling berpotensi mendapatkan manfaat :

1. Perbankan

Sektor perbankan adalah yang paling langsung terdampak. Meski bunga kredit turun, penurunan bunga dana (yang dikumpulkan dari nasabah) biasanya lebih cepat. Ini akan melebarkan selisih bunga (net interest margin/NIM) yang menjadi sumber utama keuntungan bank. Selain itu, permintaan kredit juga diprediksi meningkat seiring dengan lebih murahnya biaya pinjaman .

2. Properti

Sektor properti sangat sensitif terhadap suku bunga. Penurunan suku bunga kredit, termasuk KPR, membuat cicilan rumah menjadi lebih ringan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan minat beli masyarakat dan mendongkrak penjualan emiten-emiten properti .

3. Consumer Cyclical (Barang Konsumsi Tidak Pokok)

Sektor yang mencakup otomotif, ritel, dan barang mewah juga akan merasakan dampak positif. Daya beli masyarakat yang meningkat, ditambah dengan kredit konsumsi yang lebih murah (seperti kredit mobil dan motor), dapat mendorong lonjakan penjualan di sektor ini .

4. Teknologi

Perusahaan teknologi yang biasanya membutuhkan dana besar untuk berinovasi dan berekspansi akan terbantu dengan suku bunga pinjaman yang lebih rendah. Kondisi ini juga meningkatkan minat investor untuk menanamkan modal pada aset-aset berisiko tinggi (high-risk high-return) seperti saham teknologi .

Tips Menyesuaikan Strategi Investasi

Sebagai investor, terutama pemula, berikut beberapa langkah yang bisa kamu pertimbangkan:

  • Diversifikasi Portofolio: Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Alokasikan dana kamu ke berbagai instrumen (saham, reksa dana, obligasi) untuk memitigasi risiko .
  • Pertimbangkan Reksa Dana Saham: Jika kamu belum percaya diri memilih saham individually, reksa dana saham bisa menjadi pilihan tepat untuk menangkap peluang kenaikan pasar yang dipicu likuiditas ini. Manajer Investasi akan mengelola dana kamu ke dalam portofolio saham yang terdiversifikasi .
  • Tetap Waspada pada Risiko: Meski sentimen positif, selalu ingat bahwa investasi saham mengandung risiko. Pantau terus perkembangan kebijakan BI dan kondisi global agar tidak terjebak euphoria berlebihan.

Baca Juga: Breaking News! BI Rate Diturunkan Menjadi 4,75%

Kesimpulan

Keputusan BI turunkan deposit facility ke level 3,75% adalah sinyal kuat dari komitmen bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pasar saham, meski memberikan tantangan bagi imbal hasil instrumen pendapatan tetap seperti deposito.

Bagi kamu sebagai investor, momen ini adalah waktu yang tepat untuk lebih jeli melihat peluang, terutama di sektor perbankan, properti, dan konsumsi, sambil tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dan diversifikasi.

Google Play StoreApple App Store

Artikel Populer

Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi

Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!

Bank Indonesia (BI) Turunkan Deposit Facility ke 3,75%, Apa Artinya? - Ajaib