Berita

PMI Manufkatur Indonesia Ekspansif Pada September 2021

Sumber: Pexels

Ajaib.co.id – Kinerja manufaktur RI kembali melesat naik. Indeks manufaktur Indonesia kembali masuk ke zona ekspansif, yang merupakan zona di atas level pada September 2021.

IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada kinerja bulan September 2021 sebesar 52,2 naik dari catatan sebelumnya pada level 43,7 pada kinerja bulan Agustus 2021.

Hal ini memberikan sinyal bahwa sektor manufaktur Indonesia kembali berekspansi setelah dua bulan terjadi kontraksi berturut-turut.

Kinerja dan performa sektor manufaktur RI sempat tertahan akibat adanya peningkatan kasus harian COVID-19 yang menyebabkan pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan dilanjutkan dengan PPKM Level 2 dan Level 4.

Seiring dengan adanya pelonggaran pada periode akhir Agustus 2021 dan dilanjutkan pada kinerja bulan September 2021, menyebabkan kinerja manufaktur kembali bertumbuh pada bulan September 2021.

Tingkat ekspansi tergolong sedang secara keseluruhan, tetapi data indeks di atas rata-rata dengan jangka panjang.

Data PMI terkini menuturkan bahwa baik itu sisi output maupun permintaan baru domestik kembali bertumbuh pada kinerja bulan September 2021 setelah terjadinya kontraksi tajam selama dua bulan, seiring dengan adanya pelonggaran PPKM.

Sayangnya, permintaan dari luar negeri masih terhitung lemah pada kinerja bulan September 2021 karena masih adanya gangguan pandemi COVID-19 dan adanya kendala pada pengiriman terus mempengaruhi permintaan ekspor.

Sektor ketenagakerjaan juga masih terhambat oleh adanya pandemi COVID-19, meski permintaan baru telah membaik. Pengunduran diri dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat COVID-19 terus tercatat.

Ini salah satu faktor yang menyebabkan penumpukan pekerjaan meningkat selama 7 bulan berturut-turut dan pada laju yang cepat pada kinerja bulan September 2021, sebagian karena kenaikan permintaan.

Faktor lainnya adanya pembatasan COVID-19. Ini masih menjadi penyebab utama penundaan.

Tekanan naiknya harga di sektor manufaktur pun masih terjadi. Walaupun, tingkat inflasi biaya input sedikit menurun dari bulan sebelumnya, tetapi masih tercatat dengan cepat secara keseluruhan, didorong oleh kenaikan harga barang baku.

Alhasil, perusahaan manufaktur terus membebankan sebagian biaya ini kepada pembeli, dengan inflasi harga output yang terus meningkat cepat selama hampir 3 tahun.

Para pengusaha manufaktur tetap optimistis secara keseluruhan terkait produksi 12 bulan yang akan datang, meski masih ada tekanan pasokan dan pembatasan mobilitas. Ini sejalan dengan harapan situasi COVID-19 yang akan membaik.

Sumber: Indeks manufaktur Indonesia kembali ke level ekspansi pada September 2021, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait