Milenial, Rumah Tangga Masa Kini

Ini Dia Cara Penyelesaian Konflik di Indonesia

Ajaib.co.idIndonesia merupakan negara yang besar dengan keberagaman dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman ini bisa dilihat mulai dari agama dan kepercayaan, budaya, Bahasa, adat istiadat, bahkan hingga makanan dan minuman. 

Keberagaman ini merupakan keindahan dan keunikan dari bangsa kita. Namun, tak dapat dipungkiri kalau keberagaman ini kerap diartikan sebagai sebuah perbedaan yang menimbulkan konflik. Konflik tersebut kadang tidak disadari terjadi atau bahkan sengaja dilakukan untuk kepentingan tertentu. 

Apa itu definisi dari konflik? Konflik bisa diartikan sebagai percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Sementara itu, konflik sosial adalah pertentangan yang ada dalam skala sosial yakni antar anggota atau masyarakat. Konflik memunculkan proses untuk mencapai tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan. Namun, dilakukan tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku.

Mengutip dari beberapa ahli, seperti Nurdjana (1994) mendefinisikan konflik sebagai akibat situasi di mana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.

Selanjutnya, Kilmann dan Thomas (1978) mengatakan konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.

Penyebab Konflik

Tentunya sebuah konflik tidak terjadi begitu saja. Melainkan ada penyebab di balik sebuah konflik, dilansir dari sociology discussion beberapa penyebab konflik yakni:

1. Perbedaan Individu

Penyebab pertama yakni, karena adanya perbedaan dari masing-masing individu. Pada dasarnya, tidak ada dua orang yang memiliki sifat, sikap, cita-cita, dan minat yang sama. Lewat perbedaan-perbedaan ini mereka menjadi tak mampu mengakomodasi diri mereka sendiri yang dapat menimbulkan konflik di antara mereka.

2. Perbedaan Budaya

Budaya merupakan cara hidup pada suatu kelompok. Tentunya budaya dari suatu kelompok pasti berbeda dengan budaya kelompok lainnya. Perbedaan budaya inilah yang bisa memicu konflik antar kelompok. Misalnya saja, perbedaan budaya antara suku di Indonesia berbeda.

Biasanya warga Indonesia berasal dari latar belakang wilayah yang beragam tentunya mereka memiliki budaya masing-masing. Jika ada perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini kerap memicu ketegangan.

 3. Benturan Kepentingan

Selanjutnya, ada penyebab berupa benturan kepentingan alias kepentingan yang berbeda lalu bertemu. Misalnya saja, kepentingan buruh bentrok dengan kepentingan pengusaha yang berujung pada konflik di antara keduanya.

4. Perubahan Sosial

Penyebab yang keempat adalah perubahan sosial. Adanya perubahan sosial menjadi penyebab konflik saat sebagian masyarakat melakukan perubahan seiring dengan perubahan di bagian lain. Perubahan sosial ini menyebabkan kelambanan budaya yang berujung pada konflik. Misalnya, konflik antara orang tua-remaja adalah hasil dari perubahan sosial. 

Cara Penyelesaian Konflik Sosial di Indonesia

1. Fokus ke Penyelesaian Konflik

Langkah pertama yang harus dipastikan agar konflik sosial yang terjadi bisa segera terselesaikan adalah kamu harus fokus pada penyelesaian konflik. Artinya, kamu sudah harus menyingkirkan pemikiran mengenai adu argumen dengan pihak yang tengah berkonflik dengan kamu.

Lewat fokus pada penuntasan konflik ini, kamu bisa mengetahui dengan cepat apa yang menjadi inti dari persoalan, sehingga bisa dicari penyelesaian terbaik dan masalah pun akan lebih cepat selesai.

2. Menggunakan Kepala Dingin

Hal kedua yang harus kamu tanamkan dalam dirimu saat mengatasi konflik adalah menggunakan kepala dingin, dan tidak membiarkan emosi menguasai dirimu. Tak dapat dipungkiri, pasti hal ini agak sulit dilakukan. Karena emosi akan mudah timbul saat sedang berkonflik dengan seseorang.

Akan tetapi kamu harus tetap tenang agar bisa menemukan solusi yang tepat dalam masalah yang sedang dihadapi. Kamu bisa mulai berlatih untuk mengambil napas perlahan-lahan, berjalan-jalan sebentar, dan regangkan otot sejenak supaya pikiran tenang.

3. Melakukan Diskusi

Kamu perlu sekali untuk memastikan penyelesaian konflik dilakukan dengan jalan diskusi atau musyawarah. Jangan sampai hanya menjadi ajang debat atau adu argumen saja. Kamu bisa berinisiatif dengan membuka percakapan atau diskusi. Hal ini merupakan langkah bijak untuk menyelesaikan konflik atau masalah. 

Kamu bisa mengajak lawan bicara untuk berdiskusi dengan memiliki tempat yang netral, aman, kondusif dan juga nyaman. Dengan begitu, kamu bisa merundingkan masalah yang dihadapi dengan sikap yang baik.

Kamu juga bisa mulai menjelaskan permasalahan dari sudut pandang kamu sekaligus mendengarkan sudut pandang dia. Jelaskan juga seperti apa keinginan kamu dalam masalah tersebut, tapi gunakan kata-kata yang baik, sopan dan tidak berteriak. Karena jika kamu berkomunikasi dengan seenaknya egoism maka konflik akan semakin panjang dan runyam.

4. Perjelas Pokok Masalah yang Ada

Pada saat sedang menghadapi konflik kamu akan lebih mudah terbawa ke masalah lainnya yang sebetulnya tidak memiliki hubungannya dengan isi penyelesaian masalahmu yang terjadi. Kalau kamu mengalami ini maka kamu akan merasa diserang.

Maka perlu sekali untuk memperjelas inti masalah yang ada dan hanya boleh membahas masalah itu saja, jangan membahas masalah lainnya. Kalau hal ini dilakukan, tidak akan terjadi masalah yang semakin melebar dan tidak kunjung selesai.

5. Menjadi Pendengar yang Baik

Cara yang kelima adalah kuncinya menjadi pendengar yang baik. Jadi tidak hanya kamu saja yang berambisi menyampaikan pendapat dan argumenmu. Kamu juga harus memberi lawan kesempatan untuk berbicara, berargumen, dan mengemukakan pendapatnya tentang masalah tersebut.

Pastikan juga kamu tidak menyela ucapannya dan dengarkan dia sampai selesai berbicara. Dengan mendengarkan dari sisinya maka kamu akan terhubung secara emosi dengan lawan kamu tersebut, dan bisa merasakan apa yang ia rasakan.

Mendengarkan untuk memahami pembicaraan lawanmu adalah upaya menemukan titik  terang permasalahan. Jadi tidak hanya mendengarkan lawan bicara untuk sekedar membalas omongan, dengan begitu pemahaman terhadap konflik yang terjadi bisa lebih baik.

Artikel Terkait