Ajaib.co.id – Apa yang telah kamu lakukan di umur 22 tahun? Menjalani bisnis rumahan? Baru lulus dan sedang berusaha mencari pekerjaan, atau melanjutkan studi S2 ke luar negeri? Tentu setiap individu memiliki prioritas yang berbeda-beda di kehidupan, termasuk John Cronin, pemuda milenial dengan Down Syndrome yang sukses menghasilkan jutaan dolar melalui bisnis kaos kakinya di umur 22 tahun.
John tinggal di sebuah rumah di Melville, New York, Amerika Serikat. Di rumahnya tersusun kaus kaki dengan motif berwarna warni di sejumlah rak, seperti motif buah alpukat, motif wajah Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, hingga kaus kaki yang motifnya mirip seperti lukisan Starry Night milik Vincent Van Gogh. Ia membuka bisnis & kerja sampingan dengan menjual kaos kaki dan laku keras. Bagaimana kisahnya?
Semua berawal dari musim gugur di tahun 2016, tahun terakhir John di sekolah menengah atas. Sama seperti anak-anak seusianya, ia ingin memutuskan sendiri hal apa selanjutnya yang ingin dilakukan setelah lulus. Namun sayangnya pilihan John terbatas, mengingat individu dengan Down Syndrome kerap kali dipandang rendah di masyarakat. Hal tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk bekerja di salah satu perusahaan retail yang saat itu tidak merekrut terlalu banyak pegawai.
Ayah John, Mark Cronin mengatakan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan bagi orang yang memiliki Down Syndrome. Program pelatihan kerja dan workshop tentu membuka lowongan pekerjaan, tetapi tidak ada satupun yang menawarinya ke John. Tidak ada opsi terbaik bagi John saat itu dan ketika ditanya apa yang akan dilakukan selanjutnya, John memutuskan untuk membuka bisnis yang ia bahkan tidak mengetahui akan menjadi bisnis dengan keuntungan hingga jutaan dolar.
Berbakal kreativitas, ayah-anak ini berpikir tentang bisnis apa yang akan dijalankan nanti. Terinspirasi dari film Chef, mereka tertarik dengan ide sebuah bisnis yang dijalankan ayah dan anak menggunakan truk, tapi bukan menjual makanan atau minuman. Mereka pun terus mencari ide bisnis yang tepat.
John dan ayahnya teringat akan Hari Down Syndrome Sedunia dan umumnya pengunjung akan mengenakan kaus kaki dengan motif yang unik di hari itu. Ayahnya teringat bahwa tidak bisa menemukan kaus kaki dengan tema Down Syndrome untuk datang ke acara tersebut. Masalah tersebut justru menjadi ide yang cemerlang, mereka memutuskan untuk membuat bisnis kaos kaki.
Tanpa menunda waktu, John segera merancang desain kaus kaki pertamanya yang bertema Hari Down Syndrome Sedunia. Alasan ayahnya setuju dengan bisnis ini karena anaknya selalu mengenakan kaus kaki dengan motif yang unik ke manapun ia pergi.
Sebelum bisnisnya menghasilkan jutaan dolar, mereka tidak memiliki rencana bisnis, tidak melakukan riset pasar, tapi yang mereka lakukan adalah langsung memproduksi kaos kaki untuk melihat respon dari publik. Mereka mulai membuat website sendiri untuk bisnis kaos kaki tersebut, menyewa gedung, membuat rekening bank, dan menggunakan 1 video promosi di Facebook yang menampilkan John berbicara tentang kaus kaki. Jika dihitung, modal awal untuk bisnis ini hanya beberapa ribu dolar.
Mereka menamai bisnis jutaan dolar tersebut adalah The John’s Crazy Socks. Website resminya diluncurkan pada Desember 2016 dan memutuskan untuk melakukan penjualan online perdananya di jam 10 pagi, tetapi rencana tersebut berantakan karena situsnya mengalami masalah teknik dan baru bisa diakses kembali di jam 3 pagi. Meskipun ada penundaan, The John’s Crazy Socks sukses menjual 42 orderan di hari pertamanya yang sebagian besar pembelinya dari area Huntingtown, New York.
Alih-alih mengirimkannya menggunakan jasa pengiriman, John mendapatkan ide dengan mengirimkannya sendiri. Setiap pesanan dikemas semenarik mungkin lengkap dengan catatan terima kasih dan permen. Hasilnya? Semua pembeli menyukainya dan beritanya viral ke mana-mana. Video dan foto yang menampilkan John mengirim pesanan langsung ke pelanggan tersebar di media sosial yang akhirnya menghasilkan keuntungan bagi John sebesar $13.000 atau sekitar Rp187.276.700 dalam sebulan.
The John’s Crazy Socks sukses memiliki 20 pemasok dengan menjual lebih dari 2000 motif. Desain motif dan tema dirancang langsung oleh John dan ayahnya. Tema acara amal dan isu sosial menjadi yang paling laku dan setiap keuntungan dari kaus kaki bertema acara amal yang terjual, $2 akan didonasikan ke organisasi amal tersebut.
John menganggap bisnis ini merupakan perusahaan yang fokus dengan isu sosial, mulai dari mempekerjakan penyandang disabilitas seperti autisme dan Down Syndrome. Menurut ayah John, memiliki pekerjaan berhubungan dengan kepercayaan diri, harga diri, dan identitas. Misalnya, seperti yang terjadi dengan teman John yang bekerja di The John’s Crazy Socks. Ia adalah pribadi yang pemalu, tetapi sejak mulai bekerja ia menjadi terbuka dan lebih bahagia.
Sejauh ini bisnis milik John telah menciptakan 35 lapangan pekerjaan, 18 di antaranya diisi oleh orang-orang yang memiliki keistimewaan khusus. Mempekerjakan mereka tidak hanya bermanfaat dan menghilangkan diskriminasi di lingkungan kerja, tetapi sebenarnya juga menguntungkan bagi bisnis. Mereka cenderung memiliki integritas yang tinggi dan kemauan untuk bekerja, yang harus dilakukan perusahaan adalah memberi mereka kesempatan.
Melihat isu sosial ini, John dan ayahnya memanfaatkan platform media sosial mulai dari Instagram dan Youtube untuk menyebarkan pesan dan mengadvokasi orang-orang dengan kemampuan istimewa untuk terus berusaha dan mengubah pola pikir perusahaan mempekerjakan orang dengan kemampuan istimewa.
Sejak diluncurkan pada 2016, bisnis ini sukses dan menjadi bisnis jutaan dolar AS. Di tahun pertamanya, John berhasil mengirim kurang lebih 42.000 pesanan dan meraup keuntungan sekitar $1,7 juta atau setara dengan Rp24 miliar. Salah satu pelanggan setianya dari kalangan publik figur adalah George W. Bush dan Eva Longoria.
Kini, setiap kali John Cronin berdiri di depan publik dan berbicara tentang apa yang dia lakukan, ia membantu merubah pikiran orang banyak.
Sumber: How this 22-year-old with Down syndrome built a multimillion-dollar business off his love of crazy socks, dengan perubahan seperlunya