Ajaib.co.id – PT Jouska Finansial Indonesia tengah menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu. Perusahaan yang menyediakan jasa perencanaan keuangan tersebut dianggap merugikan kilennya karena masalah penempatan dana klien pada instrumen investasi yang kurang baik fundamentalnya.
Secara harafiah Jouska diartikan sebagai dialog yang terjadi sama persis dengan apa yang ada dalam pikiranmu. Mungkin itulah mengapa Jouska bisa mendapat panggung tersendiri sebagai penasehat keuangan millennial di media sosial. Dialog tentang keuangan yang bercokol di kepala kita sukses dibahas oleh Jouska dengan cara yang asyik.
Masalah keuangan memang jarang dibicarakan sehari-hari namun harus diakui bahwa ketakutan akan gagalnya pengelolaan keuangan selalu ada di sekitar kita. Sayangnya walau Jouska dikenal sebagai penasehat keuangan, Jouska sedari awal terdaftar sebagai lembaga pendidikan alias kursus, dan bukannya penasehat keuangan apalagi pengelola investasi[1]! Penulis hendak mengutip salah satu komentar netizen tentang Jouska “Beside the scandal, I always think Jouska sells our financial’s insecurity. Yes, Fear is the greatest marketing.” [] Jadi letak salahnya itu di mana, sih? Apa yang salah dengan Jouska?
Oke, sebelum lanjut mari kita bahas dahulu tentang latar belakang PT Jouska Finansial Indonesia atau yang biasa kita kenal dengan Jouska [dot] Id.
Apa itu Jouska[dot]id?
Aakar Abyasa adalah CEO sekaligus founder dari PT Jouska Finansial Indonesia di tahun 2013. Selanjutnya Jouska diposisikan sebagai perencana keuangan independen yang membantu mengatur keuangan. Sedikit banyak hingga kini Jouska telah berjasa dalam memberikan literasi finansial kepada banyak anak muda melalui media sosial, utamanya instagram.
Konten yang dibuat oleh Jouska adalah seputar pilihan investasi dan mengelola pengeluaran. Jasa yang ditawarkan Jouska adalah sebesar Rp12 juta setahun yang terdiri dari manajemen keuangan, alokasi aset, manajemen pembayaran utang, membantu memilih cicilan rumah dengan skema terbaik serta menentukan investasi yang pas. Konsultasi secara langsung per individu bisa dilaksanakan dengan tarif sebesar Rp1 juta per jam. Beberapa seminar pun sukses digelar oleh Jouska dengan biaya premium.
Kesuksesan Jouska Finansial
Sejauh ini Jouska dianggap berhasil memberikan pendidikan kepada konsumennya tentang perencanaan keuangan. Jouska sendiri pada awalnya tidak meng-klaim diri sebagai Manajer Investasi. Namun dalam tiga tahun belakangan Jouska memberanikan diri untuk terjun sebagai pengelola investasi secara aktif walau tak berlisensi.
Pendekatan yang dilakukan Jouska benar-benar sukses menggaet banyak millenial terutama mereka yang pemula dalam investasi untuk bisa “melek finansial”. Sehingga banyak yang menyayangkan pembubaran Jouska oleh Satgas Waspada Indonesia karena takut tidak bisa menikmati konten-konten serupa yang diberikan Jouska. “Yah, padahal saya suka banget lho sama instastory Jouska. Karena solusi atas masalah kita dibahas dengan cara simpel dan menarik” ungkap salah seorang netizen bernama Arfisty dalam sebuah pos di Quora Indonesia.
Lebih lanjut Arfisty yang kini sedang mengenyam pendidikan di Brawijaya ini mewakili pendapat banyak orang dengan beropini:
“Sosial media Jouska adalah salah satu tempat pertama saya yg dulu sangat awam tentang pengaturan keuangan dan investasi mulai belajar itu semua. Ya walaupun sekarang sudah banyak akun finansial advisor yg saya ikuti. Kalau saya tidak men follow jouska, mungkin sampai sekarang masih buta tentang pengaturan keuangan dan investasi. Sayapun selama ini taunya, Jouska adalah ‘Penasehat Keuangan’ bukan manajer investasi seperti yg dipermasalahkan sekarang.”[2]
Berikut sekilas tampilan beranda akun instagram milik Jouska_id yang terkenal sebagai penasehat investasi itu;
Patut diakui Jouska memang handal dalam menumbuhkan media sosialnya dengan visual dan gaya penceritaan yang kasual. Instastory di instagramnya diakui banyak orang benar-benar membahas kehidupan finansial yang nyata di sekitar kita. Saran-saran yang bermanfaat juga disajikan bagi para pembacanya. Jouska juga sering membahas masalah finansial yang sedang hangat terjadi di negara ini dan ternyata itu menjadi topik yang menarik untuk diikuti.
Seringkali Jouska dikaitkan dengan literasi keuangan masa kini. Masalah dan solusi disajikan ditampilkan dengan visual yang menarik dan penjelasan dengan tutur yang sederhana. Hal demikian membuatnya mudah diterima masyarakat.
Jouska seolah sudah punya tempat di hati dan banyak yang mengaku belajar soal mengatur keuangan pribadi lewat postingan Jouska sehari-hari. Makanya banyak yang patah hati saat membaca testimoni pengalaman buruk investasi yang dikelola secara aktif oleh Jouska. Terlebih lagi saat mengetahui bahwa Jouska tidak mengantongi izin untuk itu [1].
Kesalahan yang Dilakukan Jouska
Sejak awal didirikan PT Jouska Finansial Indonesia baru memperoleh izin untuk melakukan kegiatan Jasa Pendidikan Lainnya melalui Online Single Submission (OSS). Kalau kamu belum tahu Jasa Pendidikan Lainnya adalah kegiatan pendidikan bersifat lembaga kursus untuk menambah keterampilan atau keahlian dalam suatu bidang.
Misalnya saja kursus menyetir, kursus menjahit, dalam hal ini Jouska memberikan kursus keterampilan mengelola keuangan pribadi. Kegiatan “kursus” diberikan dalam bentuk seminar dan konsultasi. Oleh karenanya Jouska juga disebut sebagai konsultan keuangan.
Belakangan dalam pelaksanaannya Jouska juga merambah unit bisnis baru yaitu sebagai Penasehat Investasi dan jasa pengelolaan dana nasabah. Jouska dalam sebuah kegiatan bisnisnya masuk ke dalam kategori Penasehat Investasi yang didefinisikan dalam UU Pasar Modal No. 1995 yang memberi nasehat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan mendapat imbalan jasa. Selanjutnya Jouska bertindak sebagai Manajer Investasi yang mengelola jual-beli efek tanpa izin.
Hal ini menyalahi batas-batas bidang usaha sebuah lembaga kursus atau konsultan keuangan. Hanya Manajer Investasi yang memperoleh lisensi dan memiliki izin praktik dari OJK-lah yang boleh melakukan praktik pengelolaan dana nasabah. Rupanya ini terjadi atas perjanjian khusus dengan asas kepercayaan antara Jouska dengan nasabah.
Beberapa nasabah yang meminta untuk dikelola dananya kemudian diminta untuk membuka rekening dana nasabah di sekuritas yang telah ditunjuk oleh Jouska. Sebelumnya Jouska sudah membuat perjanjian dengan sekuritas tersebut. Setelah itu username, password dan PIN trading milik nasabah akan diberitahukan kepada Jouska untuk dikelola rekening sahamnya.
Terungkapnya Manajemen Investasi ala Jouska ke Publik
Masalah terungkap ke publik setelah salah satu klien yang bernama Muhammad Abdurrahman Khalish angkat bicara di sosial media juga.Beliau selaku klien merasa tidak puas lantara merugi puluhan juta Rupiah atas pengelolaan dana yang tidak sesuai kesepakatan.
Jadi di bulan September 2018 Khalish mengambil jasa Manajemen Investasi Saham. Setelah itu Khalish membuka rekening di sebuah sekuritas yang ditunjuk Jouska. Setelah menyelesaikan semua administrasi, lalu Khalish menempatkan dana sejumlah Rp91,5 juta di rekening dana nasabah miliknya. Lalu sesuai kesepakatan, username, password dan PIN diberikan kepada Jouska untuk dikelola dananya dibelikan saham.
Saat itu Khalish meminta pihak Jouska berinvestasi pada saham-saham syariah saja. Dalam waktu satu tahun Jouska membentuk portfolio saham yang salah satunya terdapat saham perbankan. Karena saham perbankan konvensional sifatnya tidak syariah maka Khalish meminta pihak Jouska untuk menjual saham tersebut. Nyatanya saham tersebut dijual tapi kemudian dibeli kembali.
Lalu kemudian Jouska juga terciduk membeli saham emiten yang baru IPO yaitu saham PT Sentral Mitra Informatika yang berkode saham LUCK menggunakan dana nasabah-nasabahnya termasuk dana milik Khalish. Khalish yang tidak menyukai saham gorengan, terutama setelah saham LUCK masuk kategori Unusual Market Activity (UMA), meminta pihak Jouska menjual saham tersebut di portofolionya.
Jika kamu tidak mengetahuinya, UMA diartikan sebagai pergerakan harga saham yang naik turunnya tidak wajar. Namun penjualan tidak juga dilakukan oleh pihak Jouska dengan berbagai alasan. Akhirnya dana di rekening Khalish turun dari yang semula Rp91,5 juta hanya tersisa Rp30 jutaan saja.
Saham LUCK ternyata turun drastis sejak pertengahan 2019, namun tim Jouska bersikeras bahwa saham pilihan mereka adalah yang terbaik. Saham-saham gorengan ternyata sudah jadi makanan sehari-hari dalam pengelolaan portofolio oleh Jouska. Padahal pembelian instrumen investasi semestinya menyesuaikan dengan profil risiko investor.
Mengapa Jouska memilih saham gorengan? Berikut Offering Letter yang diduga didapat setelah sesi konsultasi bersama pihak Jouska yang dibagikan oleh akun twitter Detektif Fiktif di https://twitter.com/DetektifFiktif/status/1285878129634840576;
Dari offering letter di atas kamu bisa lihat bahwa janji profit yang diberikan oleh Jouska tidak main-main, bahkan hingga 200% per tahun. Fee yang dikenakan pun apabila profit sangatlah besar, namun jika nasabah merugi tidak ada keterangannya. Belum lagi biaya perencanaan keuangannya sebesar Rp5.272.000 di luar fee kelola.
Untuk yang ini lebih besar lagi, biaya perencanaan keuangannya adalah sebesar Rp16.272.000 belum ditambah fee apabila profit yang sama besarnya dengan paket yang sebelumnya.
Kamu bisa highlight bagian target profitnya yang minimal satu digit hingga 200% setahun. Jika kamu belum tahu, Warren Buffet sang investor nomor wahid di seantero dunia pun baru bisa membukukan laba per tahun sekitar 20%an saja. Namun ada beberapa waktu Warren Buffet membukukan lebih atau kurang dari itu, tapi dirata-ratakan pengembaliannya sekitar 20%an saja tapi nyaris konsisten setiap tahun. Sedangkan Jouska memberikan proyeksi keuntungan yang tampak terlalu muluk-muluk. Sesuatu yang tampak terlalu indah seringkali tidak nyata.
Perlu dicatat bahwa surat penawaran di atas penulis dapat dari media sosial yang kredibilitasnya diragukan apakah benar ini adalah surat penawaran yang asli dikeluarkan pihak Jouska atau tidak. Namun jika ternyata benar begitu, maka dengan perjanjian seperti demikian pihak Jouska akan berjuang untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya.
Menurut perjanjian jika bisa mengembangkan dana hingga 200% maka artinya Jouska berhak mengambil 60% dari keuntungannya. Karena targetnya yang tinggi, tak heran saham-saham gorengan diincar oleh pihak Jouska.
Jouska sang “Manajer Investasi” Akhirnya Diamankan
Setelah Khalish kemudian eks klien Jouska juga turut buka suara mengenai kerugian yang mereka alami. Sempat heboh beberapa saat lalu di media sosial Twitter dan Instagram, Satgas Waspada Investasi segera bergerak cepat menangani masalah ini.
Barulah diketahui bahwa Jouska memang sedari awal bukan Manajer Investasi berlisensi. Menurut penulis Jouska tidak melakukan penipuan namun lebih ke arah melewati batas. Batas lembaga pendidikan tidak sampai pada pengelolaan keuangan.
Satgas Waspada Investasi akhirnya memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasional PT Jouska Finansial Indonesia. Tidak hanya itu, dua perusahaan mitranya yaitu PT Mahesa Strategis Indonesia dan PT Amarta Investa Indonesia juga dihentikan. Ketiganya diduga telah bertindak sebagai perusahaan penasehat keuangan, sekuritas dan manajer investasi tanpa izin dan akhirnya diamankan pada 24 Juli 2020.
Note: Penulis merupakan kontributor lepas yang tidak terkait dengan Ajaib. Tulisan dibuat murni untuk edukasi, tanpa paksaan dari pihak manapun, dan tanpa tujuan menjatuhkan pihak manapun. Investasi di pasar modal mengandung risiko. Harap berinvestasi sesuai dengan kebijakan pribadi.