Milenial

Mengenal Student Loan Indonesia, Layakkah Dicoba?

Student Loan Indonesia

Ajaib.co.id – Biaya pendidikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia memang selalu menjadi sorotan. Ya, dari tahun ke tahun, rata-rata biaya pendidikan baik dari biaya masuk hingga iurannya terus naik, terutama di perguruan tinggi.

Walau demikian, pendidikan adalah hal yang pasti akan dipenuhi orang tua bagi masa depan anak-anaknya. Tak heran jika setiap orang tua akan mengusahakan segalanya agar pendidikan anak-anaknya bisa terpenuhi.

Namun bagaimana jika orang tua mengalami keterbatasan dana pendidikan? Mungkin student loan bisa menjadi jalan keluarnya. Apa itu student loan?

Student loan atau dikenal juga dengan istilah kredit pendidikan adalah mekanisme atau program pinjaman yang ditawarkan pemberi kredit pada siswa perguruan tinggi. Pinjaman atau kredit ini harus dilunasi saat siswa penerima kredit lulus dan bekerja.

Agar mengenal skemanya dengan lebih baik, berikut penjelasan kredit pendidikan atau student loan yang berhasil dirangkum redaksi Ajaib.

Student Loan Indonesia

Harvard adalah perguruan tinggi yang pertama kali menawarkan skema student loan pada tahun 1840. Pemerintah Amerika Serikat kemudian mulai menawarkan skema secara resmi tahun 1958 yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing terhadap negara lain, khususnya Uni Soviet.

Pinjaman pendidikan ini ditawarkan bersamaan dengan hibah dan beasiswa khusus bagi mahasiswa berprestasi.

Skema ini kemudian diadaptasi oleh banyak negara lainnya, termasuk Indonesia. Dua tahun lalu Presiden Joko Widodo menyarankan agar bank-bank bisa menyalurkan kredit seperti student loan di Amerika Serikat.

Ide ini akhirnya direalisasikan dalam bentuk student loan Indonesia melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Alasannya kurang lebih sama dengan pemerintah di negara lain, untuk membantu mahasiswa Indonesia agar bisa membayar biaya kuliah dengan besaran mencapai ratusan juta rupiah.

Kenapa student loan Indonesia difokuskan pada perguruan tinggi? Jawabannya adalah karena biaya pendidikan tinggi tidak ditanggung negara, tidak seperti pendidikan dasar dan menengah yang biayanya ditanggung pemerintah melalui berbagai program.

Berikut adalah beberapa pinjaman pendidikan atau student loan yang ada di Indonesia, baik yang diselenggarakan oleh perbankan hingga layanan teknologi finansial (fintech).

1.    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Bank BRI)

Student loan Indonesia dari Bank BRI diberi nama Briguna Flexi Pendidikan untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri atau swasta dengan bunga 0,65-0,72 per bulan. Bedanya dengan student loan yang ada di Amerika, program ini hanya memberikan pembiayaan bagi mahasiswa S1, S2 dan S3 yang sudah memiliki penghasilan tetap.

Mahasiswa S1 diberi jangka waktu kredit sampai dengan 5 tahun, mahasiswa S2 diberi jangka waktu pinjaman hingga 6 tahun dan mahasiswa S3 maksimal 10 tahun.

Kelebihan dari student loan BRI ini adalah diberikannya kelonggaran waktu pembayaran. Skemanya, melakukan pembayaran pokok pinjaman setelah mahasiswa lulus sampai jangka waktu pinjaman berakhir. Sedangkan selama pendidikan berlangsung, mahasiswa tersebut cukup membayar bunga berjalan.

Dilansir dari situs BRI, plafon kredit mahasiswa S1 adalah sesuai kebutuhan pendidikan atau maksimal Rp50 juta, sedangkan mahasiswa S2 dan S3 diberikan plafon sesuai kebutuhan pendidikan atau maksimal Rp250 juta.

Syarat pengajuan student loan ini relatif mudah, yaitu cukup dengan menyiapkan legalitas calon debitur di antaranya fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK), surat rekomendasi dari perguruan tinggi, dan punya indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3.00 untuk S1.

Sedangkan untuk mahasiswa S2 dan S3 perlu menyiapkan legalitas calon debitur, surat rekomendasi dari perguruan tinggi, rekomendasi atasan tempat bekerja, SK bekerja pertama dan terakhir, dan slip gaji dan payroll yang dibayarkan melalui Bank BRI.

2.    PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri)

Student loan yang ditawarkan Bank Mandiri bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) punya 3 skema, yaitu skema mahasiswa Bidikmisi, skema mahasiswa pengusaha berprestasi serta skema untuk dosen. Sebelum mendapatkan kredit, mahasiwa akan diseleksi secara internal untuk pengujian kelayakannya.

Skema mahasiswa Bidikmisi punya limit kredit maksimal Rp75 juta tenor maksimal 10 tahun dan IPK harus mencapai 3,5. Skema pengusaha berprestasi punya limit hingga Rp100juta dengan IPK minimal 3,25 dengan metode angsuran yang bisa dilakukan bertahap sejak kuliah hingga maksimal 10 tahun atau disesuaikan dengan usia pensiun.

Sedangkan skema untuk dosen pinjaman tenor 10 tahun, limit kredit maksimal Rp200 juta dengan angsuran maksimal 70% dari penghasilan per bulan.

3.    PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN)

BTN punya student loan dengan suku bunga 6,5% per tahun, masa tenor hingga lima tahun dengan nilai kredit maksimal Rp200 juta.

Skema student loan BTN ini agak berbeda. Karena diperuntukkan bagi nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) hingga Kredit Agunan Rumah (KAR).

Dana pinjaman ini bisa digunakan untuk kebutuhan beragam biaya pendidikan mulai dari biaya masuk, biaya daftar ulang, dan biaya pendidikan lainnya.

4.    DANAdidik.id

DANAdidik adalah penyedia layanan peer to peer (P2P) lending yang mempertemukan mahasiswa yang perlu dukungan finansial dengan pendana.

Mahasiswa yang mendapatkan pinjaman harus membayar suku bunga pinjaman setelah lulus dan memiliki penghasilan sebesar 10%-30% sesuai penghasilan.

Risiko Student Loan Indonesia

Terlepas dari segala manfaat yang diberikan yaitu memberikan akses pendidikan bagi masyarakat Indonesia, student loan seperti jenis pinjaman lainnya juga punya beberapa risiko. Berikut adalah beberapa risiko yang bisa muncul jika mengajukan student loan.

·      Menjadi Beban

Utang adalah sesuatu yang harus dilunasi, begitu juga dengan student loan. Amerika yang sudah lama menerapkan sistem student loan saja mengalami masalah sosial karena hal ini.

Para pekerja yang mengambil student loan dibebani membayar student loan hingga tua, sedangkan pengeluaran dan cicilan bertambah.

Riset dari pewresearch.org menyebutkan bahwa lulusan muda berusia 25-39 tahun di Amerika kesulitan secara finansial dibanding mereka yang tidak mengambil student loan.

·      Tidak Mampu Membayar Student loan

Tidak semua lulusan di Indonesia langsung mendapatkan pekerjaan bergaji besar begitu menyelesaikan pendidikannya. Tidak sedikit dari mereka yang hanya mendapatkan gaji minimum provinsi atau regional, sedangkan cicilan bertambah seperti cicilan rumah atau kendaraan bermotor.

Bahkan ada risiko yang harus sangat dihindari yaitu gagal bayar seperti yang terjadi di Indonesia tahun 1980-an. Saat itu, skemanya adalah ijazah yang ditahan ketika peminjam tidak membayar cicilan pinjaman, namun masih banyak pekerjaan yang hanya membutuhkan fotokopi ijazah dan legalisasi.

Hal ini tentu akan menjadi beban moneter bagi negara yang bisa membahayakan kondisi perekonomian.

·      Tidak Punya Tabungan Pensiun

Ini merupakan risiko individu yang sebisa mungkin harus dihindari. Karena harus terus membayar student loan, maka gaji atau penghasilan tidak bersisa. Padahal, tabungan pensiun adalah hal yang penting untuk menjamin kenyamanan di masa tua.

Itu dia serba-serbi student loan Indonesia yang punya banyak manfaat sekaligus risiko. Ya, pendidikan adalah investasi bagi masa depan. Namun sebelum membuat keputusan, pastikan untuk menganalisis kemampuan dan risiko melalui pengelolaan keuangan sebaik-baiknya.

Blog Ajaib masih punya ratusan tips mengenai manajemen keuangan yang bisa kamu baca sebagai referensi. Kunjungi blog Ajaib sekarang juga.

Artikel Terkait