Bisnis & Kerja Sampingan

Apa Itu Inflasi dan Bagaimana Dampaknya untuk Kita?

Apa Itu Inflasi dan Bagaimana Dampaknya untuk Kita?

Ajaib.co.id – Kamu pasti sering mendengar istilah kata “inflasi”. Lalu apa itu inflasi? Sebenarnya istilah tersebut sangat berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari, terlebih bagi mereka yang bekerja di bidang keuangan. Kalau begitu, adakah dampaknya bagi kita? Terus baca di bawah ini untuk tahu lebih lanjut!

Apa itu Inflasi?

Inflasi adalah suatu kondisi di saat harga barang dan jasa mengalami kenaikan yang terjadi selama periode tertentu. Berdasarkan sudut pandang ekonomi, inflasi bisa terjadi pada suatu negara karena ada permintaan dan penawaran ekonomi ataupun keduanya. Pada saat terjadi inflasi akan berdampak pada menurunnya kemampuan daya beli masyarakat.

Sedangkan arti inflasi menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Di mana, naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Sehingga, inflasi dapat diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

Contoh gampangnya adalah, jika kamu bisa membeli harga secangkir kopi menggunakan uang 2 ribuan. Karena sempat nilai 1 Dolar AS = Rp2.450, murah banget kan! Tetapi setelah adanya inflasi besar-besaran di Indonesia pada tahun 1998, tiba-tiba nilainya melonjak drastis menjadi Rp13.513. Sementara dampak dari inflasi itu sendiri akan merugikan masyarakat, karena dengan nominal uang yang sama kita hanya bisa membelanjakan sedikit barang.

Indikator yang Menentukan Tingkat Inflasi

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat inflasi atau deflasi dari barang dan jasa. Penentuan barang dan jasa dalam IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan BPS. Yang kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga secara bulanan di 82 kota seluruh Indonesia.

Ada beberapa kelompok pengeluaran yang dijadikan patokan untuk mengukur IHK yaitu:

  1. Kelompok bahan makanan
  2. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
  3. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
  4. Kelompok sandang
  5. Kelompok kesehatan
  6. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga
  7. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Biasanya inflasi di Indonesia terjadi menjelang Hari Raya Idulfitri, Iduladha, atau terganggunya produksi akibat cuaca, dan momen lainnya.

Nah, sudah bisa membayangkan kah apa itu inflasi. jika belum jelas, mari ulas lebih mendetail lagi.

Faktor Penyebab Terjadinya Inflasi

Untuk mengukur laju inflasi ada dua cara yang paling umum digunakan, yaitu berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Deflator PDB. Lalu, apa sih yang bisa sampai menyebabkan terjadinya inflasi? Ada tiga faktor yang jadi penyebabnya, yakni:

1. Tarikan Permintaan (demand pull inflation)

Inflasi ini terjadi akibat tingginya daya tarik atau permintaan dari masyarakat terhadap suatu barang dan jasa. Hal ini dipicu likuiditas pasar yang tinggi, sehingga mengakibatkan perubahan harga. Dari permintaan yang meningkat ini menyebabkan harga produksi ikut naik.

2. Inflasi dari Segi Penawaran (supply side inflation)

Inflasi ini terjadi karena menurunnya penawaran secara total. Berbagai faktor yang jadi penyebabnya adalah kenaikan upah pekerja yang juga diikuti dengan harga bahan baku. Peristiwa seperti ini juga biasa disebut dengan cost-push inflation atau inflasi dorongan biaya.

Jenis inflasi ini terjadi akibat adanya dorongan meningkatnya biaya produksi dalam rentang waktu tertentu secara terus-menerus. Jika biaya produksi meningkat, otomatis harga-harga barang dan jasa ikut mengalami kenaikan.

3. Inflasi Permintaan dan Penawaran (mix inflation)

Inflasi jenis ini terjadi karena meningkatnya permintaan total yang diikuti dengan menurunnya penawaran, sehingga imbasnya berdampak pada harga-harga yang melambung tinggi. Contoh nyatanya adalah pada saat menjelang hari raya agama, dimana permintaan atau kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang meningkat.

Disamping itu, jelang hari raya para pedagang ikut berhenti berjualan karena libur. Dengan begitu, persediaan pun jadi menurun sehingga menyebabkan ketidakseimbangan. Nah, kondisi inilah yang memicu terjadinya inflasi.

Setelah kamu paham apa itu inflasi dan apa yang menyebabkannya, bagaimana kita bisa melawan laju inflasi tersebut? Yuk, scroll lagi ke bawah.

Cara Menghadapi Inflasi

Dampak dari inflasi ini tidak pandang bulu, seluruh lapisan masyarakat akan terkena efeknya. Jika berdiam diri saja, maka lama kelamaan kekayaan yang dimiliki akan semakin berkurang seiring waktu. Adanya inflasi akan mengurangi nilai riil mata uang, sehingga yang dulunya kaya tidak menutup kemungkinan jatuh miskin. Lalu bagaimana cara menghadapi inflasi?

1. Hidup Hemat

Ketika harga melambung tinggi, kamu bisa coba untuk hidup hemat dengan cara membeli kebutuhan seperlunya saja, terutama kebutuhan pokok. Tujuannya adalah agar kamu bisa memiliki uang lebih yang bisa dialokasikan untuk hal-hal lain yang lebih penting seperti dana darurat, melunasi atau mengurangi utang, dan investasi.

2. Atur Ulang Pos Pengeluaran

Agar lebih hemat, kamu juga bisa mengatur kembali anggaran yang sudah kamu buat sebelumnya. Mulailah dengan memisahkan pos yang merupakan kebutuhan pokok dan yang merupakan pos yang merupakan keinginan. Kamu juga bisa mulai dengan mengurangi pos leisure seperti nongkrong atau nonton atau traveling. Jika tidak bisa menghilangkannya, kamu bisa coba menguranginya. Misalnya, kamu sebulan 4 kali ke bioskop, maka cobalah kurangi menjadi 1x dalam sebulan.

3. Mulai Siapkan Dana Darurat

Inflasi yang tinggi juga sering membuat dunia khawatir terjadi resesi. Jika ini terjadi, maka akan ada pengurangan gaji abahkan di PHK. Dana darurat ini yang nantinya bisa menggantikan pendapatan yang hilang. Jadi lebih baik untuk mengantisipasi sebelum benar-benar terjadi resesi. Dana darurat yang ideal kamu miliki adalah untuk 3 sampai 6 bulan dalam memenuhi kebutuhan.

4. Cari Pendapatan Tambahan

Menghemat mungkin bisa menjaga keuangan pribadi ketika terjadi resesi. Namun akan lebih aman jika kamu berusaha menambah aliran kas masuk atau pendapatan untuk memperkokoh kesehatan keuangan pribadi. Sehingga ada tambahan kas yang masuk ke dompet yang nantinya semakin banyak uang ditabung atau investasi agar lebih siap menghadapi inflasi. Uang tambahan bukan berarti gaya hidup juga meningkat. Saat inflasi melambung, tetaplah rhemat dan uang dari pendapatan lain bisa untuk menabung atau investasi.

5. Investasi dan menabung

Salah satu cara menghadapi inflasi yaitu dengan berinvestasi. Ya, investasi bisa jadi langkah efektif melawan inflasi karena punya imbal hasil yang beragam. Namun, yang terpenting adalah kamu harus memilih produk investasi yang bisa memberikan imbal hasil lebih tinggi dari laju inflasi.

Jika memiliki kelebihan uang, pastikan kamu menabung dan menginvestasikan uang tersebut. Menabung bisa dilakukan di rekening terpisah untuk dana jaga-jaga atau kejadian tidak terduga dan likuid atau cepat cair.

Sedangkan, kamu juga bisa memasukkan dana ke dalam instrumen investasi di aset yang minim risiko seperti reksa dana pasar uang, reksa dana tetap, obligasi ritel Indonesia atau saham. Instrumen tersebut memiliki imbal hasil di atas inflasi. Sehingga aset investasi masih bisa mengalahkan inflasi.

Untuk memulai investasi reksa dana, kamu bisa coba memanfaatkan aplikasi Ajaib. Dengan Ajaib, kamu bisa memulai investasi dengan modal mulai dari Rp10 ribu. Kamu juga tidak perlu khwatir, karena Ajaib telah bekerja sama dengan sejumlah manajer investasi dan pakar keuangan profesional sehingga akan memberikan rekomendasi investasi yang sesuai dengan kebutuhanmu. Soal keamanan, aplikasi yang satu ini aman karena disimpan langsung oleh mitra bank kustodian yang diawasi dengan ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, pencairannya pun mudah dan bisa dilakukan kapan saja ke rekening milikmu saat kebutuhan mendesak. Keuntungan lainnya adalah kamu bisa memperoleh return 4% hingga imbal hasil 17%.

Jadi, tunggu apalagi? Ayo lawan inflasi dengan memulai investasi reksa dana di Ajaib.

Artikel Terkait