Analisis Saham, Saham

Saham MERK, Opsi Lain Untuk Mengoleksi Saham Farmasi

Ajaib.co.id – PT Merck Tbk (MERK) didirikan pada 14 Oktober 1970, dan melantai di bursa saham pada 23 Juli 1981 dengan kode saham MERK dan masuk dalam sektor konsumen. Kegiatan utamanya meliputi memasarkan produk-produk obat tanpa resep dan obat peresepan, produk terapi yang berhubungan dengan kesuburan, diabetes, neurologis dan kardiologis, serta menawarkan berbagai instrumen kimia dan produk kimia yang mutakhir untuk bio-riset, bio-produksi dan segmen-segmen terkait. Merek utama yang dipasarkan MERK adalah Sangobion dan Neurobion.

Jumlah saham MERK yang beredar sebanyak 488 juta lembar dengan harga Rp3.110 per lembar saham (11/02/2021). Pemegang saham mayoritas adalah Merck Holding GmbH sebesar 74% dan sisanya 13% dipegang oleh masyarakat. Saat ini kapitalisasi pasar saham MERK adalah Rp1 triliun.

Kinerja Keuangan Terakhir: Beban Turun, Laba MERK Melonjak 223 Persen di Kuartal III 2020

Kinerja harga saham MERK sama seperti saham farmasi lainnya yang mengalami peningkatan harga di 2020. Saham MERK ditutup di level Rp3.280 per saham pada akhir tahun 2020. Jika dibandingkan dengan harganya pada penutupan perdagangan akhir tahun 2019 yang di level Rp2.850, maka saham MERK sudah naik 13,10%.

Kinerja saham yang meningkat ini tampaknya memang sejalan dengan kinerja keuangan MERK yang juga cukup baik sepanjang 2020 meski di tengah pandemi. Berikut kinerja neraca dan laporan Laba saham MERK:

Kinerja NeracaKuartal III-2019Kuartal III-2020
Kas161.465.80269.674.778
Liabilitas307.049.328333.878.179
Ekuitas594.011.658597.868.867
Total aset901.060.986931.747.046
Komponen LabaKuartal III-2019Kuartal III-2020
Pendapatan497.978.345439.820.984
Beban Pokok Penjualan323.304.078240.247.647
Laba Kotor174.674.267199.573.337
Laba Bersih17.068.44455.067.669

MERK membukukan laba sebesar Rp55,067 miliar pada akhir September tahun 2020, laba yang dibukukan oleh MERK melonjak 223,52% dibanding periode yang sama tahun 2019, di mana perseroan membukukan laba sebesar Rp17,068 miliar.

Pendapatan MERK pada akhir kuartal III tahun 2020 tercatat sebesar Rp439,82 miliar, atau turun 11,67% dibanding periode yang sama tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp497,97 miliar.

Tapi MERK berhasil menekan beban pokok penjualan usaha perseroan yang tercatat sebesar Rp240,24 miliar atau turun 25,69% dibanding akhir kuartal III 2019, yang tercatat sebesar Rp323,3 miliar.

Sehingga, laba kotor emiten farmasi itu pada akhir kuartal III-2020 sebesar Rp199,57 miliar, atau tumbuh 14,36% dibandingkan dengan akhir kuartal III-2019, yang mencatat laba kotor sebesar Rp174,67 miliar.

Sementara aset tercatat senilai Rp931,74 miliar atau tumbuh 3,32% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat senilai Rp901,06 miliar.

Pertumbuhan total aset MERK dikontribusikan oleh  sisi ekuitas yang tercatat senilai Rp597,86 miliar atau tumbuh 0,63% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp594,01 miliar dan  liabilitas  MERK tercatat sebesar Rp333,8 miliar atau mengalami peningkatan 8,72% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp307,04 miliar.

Pada posisi keuangan emiten yang juga sangat perlu diperhatikan adalah, kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat minus Rp91,79 miliar atau menurun 56% dibandingkan kuartal III-2019 sebesar Rp161,46 miliar.

Riwayat Kinerja Saham MERK Dalam 3 Tahun Terakhir

Kondisi keuangan MERK terbilang cukup baik. Sepanjang 2017 hingga 2019 MERK mencatatkan laba yang naik turun. Berikut ini kinerja pendapatan dan labanya dalam 3 tahun terakhir:

Komponen Laba201720182019
Kas59.465.257403.188.662161.465.802
Liabilitas231.569.103744.833.288307.049.328
Ekuitas615.437.441518.280.401594.011.658
Total Aset847.006.5441.263.113.689901.060.986
Pendapatan582.002.470611.958.076744.634.530
Beban Pokok Penjualan381.337.548400.270.367421.320.853
Laba Kotor200.664.922211.687.709323.313.677
Laba Bersih144.677.2941.163.324.16578.256.797

Kinerja pada laporan laba MERK di 2017 sejatinya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun pada 2018 laba MERK mengalami peningkatan yang drastis sebesar 649% dari tahun lalu karena adanya divestasi segmen usaha Consumer Health sebesar Rp1,36 triliun.

Pada 2019 membukukan pendapatan Rp 744,63 miliar, meningkat 21,68% dari periode sama tahun sebelumnya Rp611,95 miliar. Namun, laba perseroan anjlok 93,27% menjadi Rp78,25 miliar. Manajemen MERK mengungkapkan, beban pokok penjualan perseroan tahun silam meningkat 5,25% menjadi Rp421,32 miliar dibanding 2018 sebesar Rp400,27 miliar. Alhasil, laba bruto pada 2019 mencapai Rp 323,31 miliar, tumbuh 52,73% dari periode sama tahun sebelumnya Rp211,68 miliar.

Manajemen MERK menjelaskan, laba operasi yang dihentikan setelah pajak perseroan pada akhir 2018 tercatat Rp1,12 triliun. Akibatnya, laba pada akhir 2019 anjlok 93,27% menjadi Rp 78,25 miliar dari sebelumnya Rp1,16 triliun.

Kecuali itu, total aset MERK terkoreksi 28,66% menjadi Rp 901,06 miliar dibandingkan tahun  2018 yang tercatat Rp1,26 triliun. Total liabilitas perseroan juga turun menjadi Rp 307,05 miliar dari sebelumnya Rp 744,83 miliar. 

Presiden Direktur Merck, Evie Yulin dalam keterangan resminya kala itu menyampaikan, perseroan telah menerima surat pemberitahuan dari Merck KGaA, pemegang saham utama perseroan. Surat tersebut berisi keputusan Bayer Consumer Care AG, pelanggan produk bahan baku obat (BBO) global Merck, untuk mengalokasikan dan mengubah proses pengadaan produk Thiamine Phosphoric Acid Ester Chloride Dihydrate secara global melalui Jerman.

Dengan adanya permintaan tersebut, perseroan tidak lagi memasok atau mendistribusikan produk Thiamine untuk Bayer Indonesia. Sehingga MERK juga berpotensi kehilangan pendapatan sebesar Rp32 miliar. Kendati demikian, MERK tetap akan memaksimalkan penjualan produk BBO lainnya sebagai sumber pendapatan. 

Selain itu jumlah utang MERK masih terbilang tinggi terutama jumlah utang jangka pendeknya, jika diukur menggunakan rasio DER maka persentase DER saham MERK masih di atas 50% pada tahun 2019 hingga kuartal III-2020.

Pembagian Dividen MERK untuk Pemegang Saham

MERK termasuk emiten yang tiap tahun membagi dividennya. Hal tersebut memang benar. Berikut adalah besaran pembayaran dividen MERK beberapa tahun terakhir:

TahunDividen per Saham
2020Rp130
Smt II- 2018Rp2.565
Smt I – 2018Rp260
2017Rp275
2016Rp100

MERK terbilang konsisten membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya tiap tahun meskipun nilainya naik turun. Pembayaran dividen rutin menjadi nilai tambah bagi suatu emiten, sebab tidak banyak emiten yang mampu secara konsisten terus membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya. Hal ini menjadikan saham MERK cocok untuk investor jangka panjang yang ingin menikmati pendapatan rutin dari dividen tiap tahun, tanpa perlu menjual kepemilikan sahamnya.

Kesimpulan

Sejauh ini belum ada aksi korporasi yang atau rencana bisnis yang diumumkan oleh emiten. Namun jika dilihat dari valuasinya melalui rasio PER dan PBV, saham MERK saat ini masih tergolong nilai wajar. Berdasarkan data di RTI, PER dan PBV MERK per Jumat (11 Februari 2021) ada di level 18,98 kali dan 2,33 kali.

Secara umum, level PER dan PBV ini memang masih tergolong cukup rendah. Sebagai pembanding, saham KAEF yang mana PER dan PBV saham KAEF ada di level 418,82 kali dan 3,05 kali, meskipun KAEF rasio PER dan PBV KAEF lebih tinggi dibanding MERK, namun secara kinerja keuangan MERK jauh lebih baik dibanding KAEF, yang valuasinya meningkat karena adanya sentimen vaksinasi.

Sehingga jika menilik kinerja keuangannya secara umum saham MERK layak dipertimbangkan untuk dibeli.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait